Akhirnya Kudapat Kado Ultahku “Sebuah Pukulan” – Kisah Seorang Nahkoda

Kisah Seorang Nahkoda (1)
Ibarat sebuah kapal layar, di dalamnya terdapat dua orang (pria dan wanita), salah satunya adalah nahkoda (pria) dan pendamping nahkoda (wanita). Selama beberapa waktu kapal layar ini berlayar mengarungi lautan, beda dengan kapal layar resmi yang berlayar di samudera luas, kapal layar ini masih belum resmi sehingga baru lautan yang dilalui, dalam arti belum bersurat-surat sehingga belum sah untuk berlayar di samudera. Tujuan awal kapal layar ini dalam rangka menuju pengurusan surat-surat itu. Selama berlayar, ombak, badai, angin ribut dan segala macam gangguan menghadang kapal layar yang dikemudikan dua orang ini. Hingga akhirnya sampai di suatu waktu, pendamping nahkoda memutuskan untuk berhenti di sebuah dermaga. Nahkoda pun tak bisa berbuat banyak, pendampingnya kini turun dari kapal layar yang selama ini dipakai untuk berlabuh. Dari kejauhan nampak pendamping nahkoda berpindah ke kapal layar yang baru, tanpa banyak bicara nahkoda ini hanya diam memandang dari kejauhan.

Saya memulai catatan saya ini dari sebuah cerita itu. Itulah yang tengah saya alami. Suasana yang saya analogikan seperti kisah nahkoda kapal layar. Inilah yang ingin saya utarakan, di bulan hari ulang tahun saya tahun ini, akhirnya saya mendapatkan kado ulang tahun yang sungguh berbeda dari kado ultah yang menyenangkan, kado itu adalah “sebuah pukulan”. Pukulan ini adalah seperti yang diceritakan di cerita yang saya tulis di awal catatan ini. Saya adalah nahkoda kapal layar dan pendamping nahkoda adalah MDK. Di Naturality, saya sering mencatat nama dia, meski dalam rupa yang berbeda, tetapi kalau diamati inisial yang berbeda itu merujuk pada satu nama untuk orang yang sama.

Jujur ini pukulan berat buat saya, sangat amat berat. Tepat di akhir bulan, yang biasa di bilang EOM. Kekecewaan yang luar biasa saya rasakan, ketika alasan yang terungkap adalah sebuah kemapanan materi. Sebuah kapal layar yang harusnya mampu berlabuh di peraduan mengurus pemberkasan kapal untuk kemudian bisa layak berlayar di samudera, harus kandas di sebuah dermaga yang tidak diharapkan, hanya karena masalah materi kemapanan. Sebenarnya banyak yang ingin saya catat, tapi tidak tahu sulit sekali jari-jemari ini mengetik tuts keyboard untuk meluapkan semua perasaan yang saya rasakan ini.

Dia adalah orang terakhir yang saya siapkan di hati ini, tidak yang lain, atau siapa pun. Segala kekurangan dan kelebihan ketika saya memutuskan untuk berlayar dengannya adalah modal untuk kapal layar kita itu. Tapi entahlah semua harus kandas di sini. Tetapi buat saya, perjuangan belum usai, perjuangan saya untuk kembali melanjutkan kapal layar kami ini ke tempat yang kami tuju bersama akan terus dilakukan bagaimana itu caranya. Atau misalkan saya harus menunggu pendamping nahkoda itu di dermaga ini. Entah apakah dia bisa kembali atau tidak, sepertinya hanya ini yang bisa saya buat. Memperbaiki kapal hanya sendirian agar dia bisa kembali ke kapal kami, yang telah membawa kami sejauh ini.

Inilah kado yang paling menyakitkan untuk kesekian kalinya ketika saya memutuskan untuk berlayar dengan kapal ini. Entah karena kebodohan saya atau hal lain, tapi yang pasti saya masih tetap menunggunya kembali, entah sampai kapan. Ini jadi bukti catatan saya, saya akan buktikan kebodohan dari sebuah kesetiaan. Terkadang kesetiaan adalah sebuah kebodohan dan ketololan buat sebagian orang, dan saya coba buktikan hal itu.

(2)
Sang nahkoda duduk termenung di sudut haluan kapal, menatap sebuah kapal layar baru pendampingnya itu di horizon, sambil berkata, “Mungkinkah kau kembali? Masihkah ada kesempatan untuk kapal layar ini kembali berlayar bersama mu?”

Posting Komentar

6 Komentar

  1. saya sangat prihatin.....
    tabah jalani semua ini kawan...

    BalasHapus
  2. aku turut prihatin sahabatku.... jangan bersedih hati aku tau apa yang saat ini kamu rasakan emang cinta begitu pahit tapi dari kepahitan ini sahabat bisa ambil hikmah maka haruslah berpikir ulang dalam menjalani hubungan yang pasti karena dari sebuah hubungan yang gagal kamu akan menemukan cinta sejati yang sebenarnya..... (MIL)

    BalasHapus
  3. Kalian temanku, yang ada ketika aku susah, terima kasih banyak ya teman ... :) teman ada lebih dekat daripada seorang kekasih, teman lebih banyak mengerti daripada seorang kekasih.

    BalasHapus
  4. Turut Prihatin kawan. http://kuydiajar.blogspot.com/

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6