Permasalahan Rutin Pantura

Pantura merupakan jalur di pantai utara yang jadi jalur transportasi vital di jalur utara. Jalur pantura ini menurut sejarahnya sudah dianggap penting, yakni ketika jaman kolonial Belanda dulu. Kolonial Belanda membangun jalur dari Anyer sampai Panarukan, di tahun 1808, yang dikenal Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) atau Jalur Deandles. Tujuan pembangunan jalur ini adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Menurut sejarah karena jalur ini memakan banyak korban ketika pengerjaannya. Belanda sejak awal sudah menganggap penting infrastruktur, terutama jalan raya, untuk itu mereka mengusahakan jalur ini.

Kini jalur pantura dibangun di sisi utara pulau Jawa, membentang dari ujung barat Merak, Banten sampai ujung timur Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur sepanjang 1.316 kilometer. Jalur pantura ini melewati lima provinsi, diantaranya Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Daerah yang terlewati jalur pantura ini antara lain Cilegon, Tanggerang, Bekasi, Karawang, Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.

Tidak hanya dijaman kolonial, bahkan dijaman sekarang ini jalur ini juga dianggap penting. Pemerintah kita sebenarnya hanya merawat, melanjutkan dan membuat akses jalur ini untuk jauh lebih baik lagi, karena dianggapnya sangat penting sebagai jalur transportasi utama di Jawa. Memang ada akses lain jalur selatan, namun di pantura ini orang lebih banyak mengenal serta medannya yang jauh lebih ringan dibandingkan jalur selatan yang berundak melintas pegunungan. Pantura menjadi sorotan lebih ketika  arus mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Nah, omong-omong soal mudik dan pas hubungannya dengan jalur ini. Pantura terkenal sebagai jalur yang paling sering mendapatkan renovasi, perbaikan, pemeliharaan. Hampir rutin setiap tahun di ruas jalan ini dilakukan perbaikan, dari pengaspalan, rekonstruksi jembatan, pelebaran dan lain-lain. Jalur ini sering sekali mendapatkan proyek-proyek tersebut. Namun anehnya proyeknya hampir setiap tahun, terutama sebelum hari raya Idul Fitri. Selalu dan selalu, jalan ini jadi sumber kemacetan. Bahkan sebelum hari raya jalan ini selalu jadi sumber macet, karena proses perbaikan tersebut. Pengalaman saya menggunakan jalur ini menuju Cirebon ketika saat mudik H-3 lebaran tahun 2011, saya menghabiskan waktu 23 jam untuk sampai ke Cirebon dengan menggunakan mobil pribadi, sungguh luar biasa gila macetnya kala itu.

Kemacetan dan kondisi jalan di pantura ini sangat amat mudah rusak yang akhirnya mengganggu arus transportasi, baik barang dan penumpang. Sehingga para pemakai jalan hanya menghabiskan waktu di jalanan karena macet. Tidak hanya itu, kondisi jalan yang rusak membuat tak sedikit korban jiwa dan luka akibat rusaknya jalan yang dilalui. Dan selalu dan selalu, pemakai jalan dipaksa memaklumi atas proyek yang dilakukan terhadap jalan tersebut. Memaklumi koq hampir setiap tahun? Lalu proyek yang memakan dana yang besar itu koq hanya bertahan dalam hitungan setahun, apakah tidak aneh?

Ada kritikan dan sekaligus lelucon, karena keadaan pantura yang seperti ini setiap tahunnya. Setiap menjelang hari raya saja pantura ramai sibuk proyek perbaikan dikerjakan, terkadang H-1 perbaikan tak kunjung usai, dan kegiatan ini berlangsung terus-menerus. Lalu dimana kualitas proyek tersebut? Sehingga muncul lelucon bahwa pantura merupakan laboratorium nyata dari para arsitek/ insinyur jalan yang baru lulus. Mereka melakukan percobaan di pantura. Buktinya proyek pantura selalu dijaga kerusakannya agar setiap tahun proyek laboratorium mereka tetap ada.

Saya tidak pernah habis pikir, dana habis begitu banyak setiap tahun untuk proyek abadi tersebut. Lalu mana kualitas insinyur jalan kita? Sampai tidak bisa membangun jalan dengan kualitas yang nomor satu. Proyek seperti ini hanya akan menghabiskan anggaran negara dan mengganggu transportasi masyarakat. Saya harap KPK bisa telusuri kejanggalan proyek di pantura ini. Yang jelas apa yang terjadi di pantura merupakan sesuatu yang harus diselidiki, dari pertanyaan awal, apakah proyek pantura adalah proyek abadi? Harus ada yang bertanggung jawab atas kerugian negara dan masyarakat sampai saat ini, entah karena ketololan kajian atau perencanaannya? Atau ada yang tidak beres soal proyeknya, mark up atau korupsi terjadi di sana? KPK harus turun untuk itu.

Pantura ini harus diperhatikan, karena manfaatnya akan dirasakan banyak sektor. Terutama ya untuk pengguna jalan itu sendiri; kemudian soal arus barang dan jasa akan lebih lancar sehingga tidak menghabiskan banyak waktu dan biaya; resiko korban jiwa juga bisa diminimalisir meski tidak juga jadi jaminan, namun paling tidak resiko laka akibat kondisi jalan rusak bisa dihindarkan dan banyak manfaat lain seperti perekonomian akan menggeliat. Jalan merupakan infrastruktur yang penting diperhatikan untuk kemajuan perekonomian suatu daerah.

Kembali kesoal penyelidikan jalur pantura harus cepat dilakukan, agar tidak semakin parahnya proyek pantura yang berlarut-larut. Mereka yang memanfaatkan celah ketidaktegasan aparat hukum akan berusaha mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari proyek pantura, oleh karena itu KPK harus segera turun tangan membersihkan sampah-sampah masyarakat yang menggerogoti jalur pantura. Harapannya dengan KPK turun, paling tidak ada transparasi proyek pantura yang sebenarnya, sehingga jalur pantura mendapatkan porsi proyek yang sesungguhnya, agar tidak lagi masyarakat banyak yang dirugikan. Apa yang terjadi di jalur pantura juga bisa jadi pelajaran untuk jalur trans Sumatera, atau juga di Kalimantan atau Sulawesi, agar tidak ada lagi proyek penggerogotan jalan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.

Selama KPK belum turun atau selama oknum koruptor belum dibersihkan, setiap tahun pantura akan mengalami hal yang sama, dan setiap tahun akan terus disoroti nasib dan kondisi pantura yang begitu-begitu saja. Coba saja dibuktikan di tahun-tahun yang akan datang. Apa yang saya catat sekarang juga akan masih layak diperbincangkan di masa yang akan datang, catatannya "Selama KPK belum turun atau selama oknum koruptor belum dibersihkan ... ". (^_^)?

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Akhirnya KPK mulai memandang soal proyek abadi di pantura. KPK masih menunggu proses audit BPK terhadap proyek yang dilakukan di pantura. Momen Ramadhan di tahun 2013 ini jadi momen yang tepat untuk manciduk manusia-manusia blangsak yang memanfaatkan keuntungan sebagian pihak dari proyek fasilitas umum, yang merugikan banyak pihak. Mudah-mudahan KPK tidak saja menunggu, tapi juga aktif mencari informasi sebelum para penjahat pantura menghilangkan jejak dan bukti terkait. Informasi berita terkait hal ini bisa dibaca di link yang saya sajikan di bawah ini.

    http://nasional.sindonews.com/read/2013/07/22/13/764023/soal-kasus-pantura-kpk-tunggu-audit-bpk

    http://nasional.sindonews.com/read/2013/07/23/13/764126/kpk-harus-buktikan-korupsi-proyek-pantura

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6