Adegan Seks dalam Film Hollywood

Pernahkah ketika kita masih kecil orang tua kita melarang kita untuk menonton film action, terutama film hasil karya hollywood? Pasti pernah, alasan orang tua tidak memperbolehkan kita menonton adalah karena film tersebut film dewasa, ada adegan yang tak pantas. Mungkin ketika dilarang, yang kita pikirkan, ya itu tidak boleh saja, tanpa berpikir “kenapa sih?”
Setelah saya  tumbuh dan mulai mengenal serta mengkonsumsi film layar lebar produksi hollywood baru saya sadari alasan kenapa dulu kita dilarang menonton. Ya, memang benar ada adegan yang tak pantas dilihat untuk anak seusia itu ketika saya masih kecil. Adegan itu adalah adegan seks, ya bersetubuh begitulah antara pria dan wanita. Film hollywood kan paling senang mengeksploitasi adegan seperti itu dalam setiap filmnya, itu yang saya amati ketika saya mengkonsumsi film produksi mereka. Disamping itu film bergenre action dengan menampilkan adegan kekerasan pun yang dijadikan alasan kenapa ketika kita kecil dilarang untuk menonton film hollywood.
Lain dulu lain sekarang, anak-anak jaman sekarang dari usia dini sepertinya relatif dilegalkan untuk mengkonsumsi film-film tersebut, mengingat efek globalisasi yang luar biasa berkembang sekarang ini.
Lain dulu lain sekarang, hollywood pun mulai berbenah. Kini hollywood mulai mengurangi adegan seks dalam setiap film produksinya. Benarkah? Ya sepertinya begitu, berdasarkan berita online yang saya baca. Berita ini saya baca dari Kompas[dot]com, sumbernya langsung dari BBC Indonesia. Judul artikelnya Hollywood Kurangi Adegan Seks dalam Film. Bagi yang ingin membacanya bisa langsung mengklik tautan link yang saya buat dijudulnya tersebut.
Sebuah terobosan baik rupanya, positif. Kenapa ya film itu juga bisa dinikmati keluarga atau anak-anak, walau memang adegan kekerasan yang ada di dalamnya belum bisa dihilangkan sepenuhnya, karena memang genre action selalu menampilkan kekerasan sebagai bumbu penyedap wajib. Alasan inilah yang melatarbelakangi hollywood mengurangi adegan seks dalam setiap filmnya. Agar kunjungan keluarga dan anak-anak meningkat, dengan begitu penjualan tiket bisa meningkat, karena semua kalangan umur  bisa menonton. Kalau masalah adegan kekerasan masih bisa ditolerir, dibandingkan adegan seks yang lebih merusak moral dan pikiran anak-anak yang belum cukup umur.
Berdasarkan artikel yang saya baca itu, beberapa bulan terakhir hal tersebut sudah mulai diwujudkan. Dahulu memang adegan seks dianggap sebagai bumbu penyedap dalam setiap film. Mungkin sudah saatnya cara itu dianggap konvensional. Film-film Indonesia jaman dulu pun melakukannya, bahkan mungkin relatif vulgar. Belum lagi film-film horor produksi Indonesia pun kini masih menggunakan cara konvensional. Nah, kalau hollywood sudah berpikir demikian lalu bagaimana dengan film Indonesia? Masih banyak sisi lain yang bisa dieksplor selain seks, seperti kematangan cerita, serta teknologi perfilman yang dipakai baik efek gambar dan suara. Hal itu justru akan menjadi daya tarik tersendiri.
Munafik memang jika saya menyangkal adegan seks bukan menjadi suatu hiburan. Adegan seks yang jadi bumbu itu digemari sebagian penonton. Ya saya pun menganggapnya demikian, mungkin cara pikir saya ini masih konvensional dalam mengkonsumsi film. Tetapi dengan adanya wacana positif hollywood mengurangi adegan seks dalam setiap filmnya memancing saya untuk berpikir tidak konvensional lagi. Kualitas sebuah film masih bisa dinikmati dari sisi yang lain, tidak hanya dengan seks. He3x … Untuk hal itu masih ada wadahnya, bukan di film mungkin, dan kalau pun ada ya cukup sebagai pemanis not more, kalau bumbu bisa 2-3 sendok teh, untuk sekarang ya setengah sendok teh saja cukup. Mari kita buktikan di film-film hollywood yang terbaru, apakah komitmennya itu terbukti? Cpr.


Posting Komentar

0 Komentar