Masih pentingkah kita berolahraga? Bila resiko serangan jantung bisa dialami siapa saja?
Baru-baru ini ada kabar duka dari dunia selebritis tanah air, presenter acara olahraga Ricky Jo (Ricky Johannes) dipanggil Yang Maha Kuasa, Jumat, 22 Maret 2013 lalu. Ricky Jo meninggal karena dugaan mengalami serangan jantung, karena sebelumnya Ricky mengalami sesak di dadanya. Padahal menurut keluarga Ricky Jo tidak punya masalah dengan jantungnya, bahkan hasil pemeriksaan medisnya menyatakan bahwa jantungnya baik-baik saja.
Berdasarkan informasi yang saya ketahui, sudah cukup banyak artis yang mengalami kematian karena serangan jantung. Yang saya tahu, alm. Benyamin Sueb, alm. Basuki, alm. Ade Namnung, alm. Adjie Massaid. Sebenarnya masih ada artis lain yang mengalami hal serupa, namun hanya itu yang saya ketahui beritanya.
Alm. Basuki dan alm. Adjie Massaid yang paling ironi, mereka meninggal karena serangan jantung selepas berolahraga. Basuki ketika itu mengalami serangan jantung setelah bermain bulu tangkis, dan Adjie Massaid setelah bermain futsal.
Olahraga nyatanya tidak membuat kita terbebas dari penyakit dalam yang menyebabkan kematian mendadak. Entah apa yang salah, tetapi yang pasti pola hidup kita jelas akan mempengaruhi tubuh kita.
Ada lagi kisah artis lainnya yang untungnya bisa luput dari kematian akibat serangan jantung. Augie Fentinus nyaris 'lewat' akibat serangan jantung setelah bermain basket. Augie memang senang bermain basket. Serangan jantung yang datang mendadak itu nyaris 'melewatkan' hidupnya, namun beruntung Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup.
Beberapa contoh di atas merupakan serangan jantung yang dialami artis yang gemar berolahraga. Tetapi salah juga bila saya menyimpulkan bahwa olahraga tidak memberi efek baik bagi kesehatan. Inti masalahnya sebenarnya adalah pola hidup.
Mereka yang dikisahkan di atas merupakan artis atau publik figur yang mempunyai segudang kesibukan yang menyita waktu pribadinya. Belum lagi pola makan yang sering mengkonsumsi junk food juga dapat memicu penyakit yang disebut "silent killer".
Kesibukan yang menyita kehidupan normal publik figur itu adalah soal istirahat yang cukup dan pola makan, ditambah beban aktivitas lain seperti olahraga yang berlebihan. Mungkin itulah potensi penyakit berbahaya itu kerap menghinggapi mereka. Kita pun dalam hal ini masyarakat biasa bisa saja mengalami hal serupa apabila aktivitas yang kita lakukan sama seperti mereka.
Olahraga sebenarnya tidak salah bila dilakukan dengan tidak berlebihan, apalagi dilakukan memang bukan oleh olahragawan. Kalau olahragawan sudah jelas, sehari-hari kehidupan mereka sudah teratur dengan pola hidup berolahraga, sehingga pola tubuhnya sudah terbiasa.
Namun kalau kita kan berbeda hanya masyarakat biasa yang melakukan olahraga hanya sekedar hobi dan sebagai pendamping gaya hidup sehat, bila melakukan olahraga dengan porsi berlebihan, tubuh kita bisa kaget, efeknya adalah ya tadi, "silent killer" bisa saja datang, atau bahkan penyakit lainnya yang mungkin sama saja mematikannya.
Wajar saja itu semua terjadi pada kita di jaman sekarang ini. Karena kita hidup di jaman serba instan (terutama makanan), jaman serba sibuk, jaman serba racun. Semua itu jelas mempengaruhi apa yang ada di dalam tubuh kita. Pastinya sih begitu, kalau berpikir logika sederhana. Soal makanan, bayangkan saja makanan yang tak layak (beracun atau menggunakan zat yang tak layak untuk makanan), kemudian makanan over lemak, makanan yang tak simbang kandungan gizinya membuat kerja organ di dalam tubuh pun tidak optimal. Otomatis umur dari organ vital tubuh lama-lama tidak akan panjang. Jadi bisa saja terjadi masalah dikemudian hari, karena efeknya tidak akan instan untuk soal penyakit. Sudah begitu, ditambah aktivitas yang padat membuat tubuh tidak bisa beristirahat sebagaimana mestinya. Akhirnya jika saatnya tiba, sistem shutdown otomatis tubuh aktif, dan matilah kita.
Apa yang saya tulis di atas bukan logika ilmiah, itu sih hanya pemikiran sederhana saya yang awam saja, berdasarkan informasi yang saya peroleh selama ini. Saya menganggap tubuh itu sama seperti barang-barang lainnya yang punya umur dan perlu istirahat jika dipakai terlalu berlebihan.
Dan apabila digunakan dengan tidak semestinya lama-lama akan rusak juga. Jadi tidak usah diperhatikan dengan serius. Karena mungkin saja apa yang saya pikirkan tadi di atas tidak sesuai dengan pandangan orang kedokteran. Tapi yang jelas dasarnya adalah menjaga pola hidup dan pola makan yang sesuai dengan gaya hidup sehat kuncinya.
Agar umur hidup kita bisa lebih panjang. Namun balik lagi, kalau soal umur hanya Tuhan yang tahu, hidup dan mati adalah rahasia Ilahi. Tetapi berusaha untuk hidup sehat dan berumur panjang juga penting, karan di situ kesempatan kita untuk berbuat banyak untuk jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain sesuai apa yang Tuhan perintahkan kepada umatnya yang hidup di dunia ini. (^_^)?
#reedit #repost tulisan ini sudah pernah diposting ditahun 2013, lalu karena kebutuhan konten, diedit dan dipublish lagi tahun 2021
2 Komentar
Terbaru, kemarin ada kabar duka datang: pebulutangkis hebat Indonesia, young legend, Markis Kido meninggal dunia diusia 36 tahun, informasi yang beredar, ybs meninggal karena serangan jantung.
BalasHapusKejadiannya setelah ybs main bulutangkis, kelelahan mungkin jadi faktor.
Umur 36 tahun. Hmm, angka yang gak jauh². Berhati-hatilah, berkaca dari kasus ini.
Ketika seseorang memiliki resiko penyakit jantung, maka salah satu olaharaga yang cocok dilakukan untuk membuat jantung sehat adalah dengan olahraga moderate intensity atau olahraga intensitas sedang. "Olahraganya adalah dengan cara Anda olahraga moderate intensity atau intensity yang sedang-sedang aja, itu 30 menit setidaknya setiap hari," jelas dr. Vito.
BalasHapusBaca lengkap link di bawah ini:
https://news.detik.com/berita/d-5615128/catat-olahraga-tidak-sebabkan-serangan-jantung?tag_from=wpm_nhl_34&_ga=2.240523076.639654867.1623365017-1612082554.1621037740
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6