Berhati-hatilah di Sisi Kanan-Kiri Jalan



Berkendara kini, baik dengan motor atau mobil sepertinya harus extra hati-hati. Berhati-hati terhadap banyak hal, dari kondisi jalan itu sendiri terutama lubang yang sekarang bukan sekedar lubang, malah seperti kubangan kerbau, karena saking besar dan dalam. Kemudian berhati-hati juga terhadap pengendara lain, karena terkadang insiden terjadi karena ulah pengendara lain yang tidak tertib atau terburu-buru. Berhati-hati pula terhadap ulah angkutan umum, baik bajaj, metromini, kopaja, angkot, bis besar, mereka itu agen keruwetan, tetapi terkadang mereka menolak disebut demikian. Padahal ulah mereka di jalan raya amat menjengkelkan dari berhenti di sembarang tempat, ngetem, melanggar rambu, biang polusi dan masih banyak lagi.
Ada lagi yang patut diperhatikan atau dihati-hatikan, yaitu rambu-rambu lalu lintas, terkadang ada rambu yang sudah tidak jelas terpasang dan sulit dilihat, ini beresiko kita kena pelanggaran kalau ketahuan melanggar tentunya. Hati-hati pula dengan penyeberang jalan, baik manusia maupun hewan. Kini sudah banyak korban baik manusia, pengendara atau bahkan hewan yang tertabrak. Kucing dan anjing jadi korban rutin dijalanan. Pengendara yang kaget karena penyeberang jalan juga kerap menjadi korban.
Ada hal lain yang mungkin sulit diprediksi, yaitu cuaca. Berhati-hatilah berkendara bila cuaca hujan, karena jalanan akan sangat licin dan kemudian yang paling berbahaya adalah letak lubang atau kubangan menjadi tergenang air, sehingga tidak dapat dipastikan di mana letaknya. Sial-sial salah memilih jalan kita bisa masuk kubangan itu, kalau selamat syukurlah, kalau tidak kita akan tersungkur, itu bagi pengendara motor, kalau mobil mungkin paling resiko patah as, hanya jarang terjadi.
Nah, sebenarnya bukan hanya itu yang wajib kita waspadai atau hati-hati saat di jalan raya, apalagi jalanan ibukota. Waspadailah ‘aparat berompi hijau’ yang sering berada di tengah atau di sisi kiri-kanan jalan atau juga di lampu lalu lintas. Mereka sebenarnya bertugas mencairkan lalu lintas yang padat atau bahkan macet. Tetapi sebenarnya tidak hanya itu, mereka juga bertugas sebagai agen ‘iseng-iseng berhadiah’. Apa itu?
Mereka ini kerap kita lihat menyetop/ memberhentikan kendaraan baik motor atau mobil saat sedang melintas bahkan juga angkutan umum. Padahal kalau dilihat kendaraan tersebut tidaklah melanggar rambu-rambu atau membahayakan pengendara lain, tetapi mereka di-stop. Dengan alasan klasik memeriksa surat-surat. Terkadang tingkah ini mengganggu pengendara lain di belakang kendaraan yang diberhentikan, apalagi kalau mobil. Inilah yang disebut ‘iseng-iseng berhadiah’. Kalau apes-apes pengendara itu tidak bawa surat-surat lengkap atau melanggar, sudah pasti kena surat tilang.
Kegiatan ini marak terjadi sekarang-sekarang ini, apalagi di kawasan ibukota Jakarta. Aparat yang banyak menindak pelanggaran dengar-dengar akan mendapat reward dari korpsnya, dalam rangka mengurangi kegiatan ‘damai’ saat terjadi pelanggaran. Namun kini, maksud baik itu sepertinya disalahgunakan untuk main ‘iseng-iseng berhadiah’. Terkesan setiap hari petugas yang berada di jalan mencari targetnya  masing-masing, agar kantong reward mereka penuh.
Hal ini perlu kita waspadai, oleh karena itu saya menulis postingan ini. Saya sering sekali melihat tingkah aparat macam ini, kalau di lampu lalu lintas. Hendaknya aparat bertindak mencegah sebelum terjadi pelanggaran, itu yang harus mendapat reward. Jadi pengendara merasa aparat menjadi pengayomnya. Tetapi kenyataan di lapangan tidak demikian, dan bila dikonfirmasi ke atasan, jawaban klasik selalu keluar “tidak ada petugas yang demikian, mereka bertugas sesuai prosedur, hanya oknum itu yang berlaku demikian”. Jawaban klasik dan membosankan dari petinggi aparat.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal macam demikian, bagi pengendara yang tidak ingin perjalanannya terganggu usahakan jangan berada dekat dengan petugas. Kalau berada di lampu lalu lintas, usahakan berada di tengah-tengah kendaraan lain, sehingga menyulitkan aparat ini main tunjuk atau stop kendaraan anda.
Yang terpenting selalu lengkapi dengan surat-surat saat berkendara, minimal SIM dan STNK. Selalu patuhi rambu lalu lintas dan kelengkapan kendaraan. Bagi pengemudi mobil sabuk pengaman harus kerap digunakan, serta gunakan kaca film standar. Karena untuk mobil biasanya target sasaran pada sabuk pengaman dan kaca film. Untuk motor biasanya itu targetnya di lampu, spion, plat nomor serta helm. Hal-hal tersebut patut diperhatikan kalau tidak mau kena surat tilang.
Bila kondisi kendaraan kita lengkap atau laik jalan serta surat-surat lengkap, bila di-stop tidak akan menjadi masalah. Mungkin dalam hati wajib berkata “Sukurin loe, loe kira bisa tilang gue!” Kita wajib bangga, karena mereka salah menerka kalau kita adalah sasaran empuk.
Saya menulis ini karena prihatin melihat ulah aparat macam yang demikian. Saya pun pernah jadi korban penyetopan, tapi untungnya saya selalu lengkap membawa surat-surat serta kelengkapan pada kendaraan terpenuhi. Mungkin satu kekurangan dari postingan saya ini kurang bukti foto-foto yang memperlihatkan aksi-aksi aparat macam ini.
Saya belum punya kamera, tapi kalau pun punya harus melakukan pengambilan gambar secara sembunyi-sembunyi, karena biasanya kalau aparat tahu, kita bisa kena marah, malah apes-apes kita jadi sasaran tilang untuk kesalahan yang sengaja diada-adakan mereka. Teman saya pernah ingin mengabadikan gambar saat ada operasi tilang, niatnya adalah positif memberitakan tentang operasi itu. Bahwa aparat melakukan kegiatan tertib lalu lintas. Eh malah dimarahi sama itu aparat. Oleh karena itu, sekali lagi, berhati-hatilah di jalan. Selamat berkendara, sekali lagi berhati-hati, sanak keluarga menunggu di rumah. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar