Resiko Pijat di Sekitar Kepala


Pijat, kelihatannya mudah. Hanya membutuhkan minyak gosok dan urut serta kekuatan tangan dalam memijat. Tinggal pilih bagian tubuh mana yang akan dipijat. Tapi sebenarnya tidak cuma itu saja. Pijatan atau urut yang dilakukan pada bagian tubuh tertentu, apalagi bagian tubuh yang vital, akan sangat berbahaya bila dilakukan bukan oleh ahlinya, ahli mengenai organ serta saraf-saraf vital tubuh manusia. Karena salah-salah urut, bila mengenai organ atau saraf yang tidak semestinya, bisa mengganggu mekanisme kerja tubuh yang dipijat.
Sore ini, 26/5/2011. Saya pergi ke tempat cukur rambut. Tidak ada hubungannya memang tempat cukur dengan pijat. Tapi kebetulan saya mengalami hal ini, hal yang berbeda tapi sedikit berhubungan. Beberapa waktu lalu, mungkin setahun yang lalu, saya pernah cukur rambut di tempat ini, pelayanannya memuaskan, tempatnya nyaman ber-AC, kemudian ada servis plusnya, yaitu dipijat bagian pundak, leher hingga kepala.
Pada pertemuan pertama, tidak masalah, pijatannya membuat saya nyaman, peredaran darah terasa lancar saat itu. Berbekal pengalaman itu, saya akhirnya datang lagi mencoba kedua kalinya. Tapi ternyata orang yang mencukur rambut saya waktu pertama itu tidak ada, terpaksa saya harus coba dengan orang yang berbeda.
Cukur rambut berjalan normal, sejauh ini tidak ada komplain hingga cukur selesai, dilanjutkan tahap plusnya, ternyata masih sama, pelayanan pijat masih ada. Awal dipijat bagian pundak tidak masalah, ya kalau sakit, sakit enak lah. Mulai naik ke bagian tengkuk, nah disitu mulai terasa sakit, tapi saya tahan, karena memang saat dipijit biasa terasa sakit. Pijatannya begitu bertenaga untuk badan saya yang kurus ini, saya pun menahan rasa sakit itu, karena saya pikir wajar. Terasa sekali ujung jarinya menyentuh rongga-rongga tulang, karena kerasnya mungkin. Lalu pijatan naik ke kepala.
Nah saat disini saya sudah merasa tidak normal, tiba-tiba kepala saya berkunang-kunang, selama dipijat mata saya terpejam, saat saya buka sedikit, terasa kunang-kunang, seperti orang mau pingsan. Saya tetap tahan, mungkin ini normal, hanya efek sakit. Terus ke kepala, pijitannya, akhirnya saya tidak tahan, karena rasa di perut serasa mual. Rasanya seperti orang saat masuk angin, mau muntah lalu tengkuknya di pijat, ya begitu lah kira-kira rasanya. Akhirnya karena tidak kuat, saya menandakan dengan menggerakan badan, yang menandakan saya tidak nyaman. Akhirnya pijitan selesai.
Saya pun bangun dan mencoba buka mata, mata saya berkunang-kunang, semua terlihat perak-putih dan membayang. Saya sempat berpikir saya akan buta. Sampai saya membayar dan berdiri melangkah, saya tidak bisa melihat dengan jelas. Untung saya masih bisa pindah ke kursi tunggu di dekat situ untuk menenangkan kondisi. Sambil berusaha melihat sekeliling, pandangan masih saja tidak jelas. Seperti orang mau pingsan. Saya pun berjalan menuju motor di parkiran, dengan kondisi agak sempoyongan. Saya berpikir apa bisa saya mengendarai motor kondisi seperti ini.
Saya duduk di motor sembari menenangkan kondisi, mata yang berkunang-kunang mulai hilang, meski masih belum bisa melihat dengan fokus. Tak lama, lengan kiri saya serasa kram, hanya kram ringan. Saya berpikir, mungkin saat memijat kepala, saraf darah ke otak bagian kanan tertekan, sehingga darah tidak mengalir sempurna, maka nya lengan saya kram begini. Itu yang saya pikirkan. Kemudian, mata kiri saya berair, tapi kanannya tidak. Di kepala serasa darah berkumpul. Rasanya mirip-mirip apabila kepala kita habis terguncang hebat, habis kena benturan tapi pakai pelindung. Atau, saat kita sedang berkendara lengkap dengan helm, kemudian kita mengalami kecelakaan dengan benturan, terpelanting begitu. Nah, pas bangun pasti rasanya kunang-kunang dan mual, ya kira-kira begitulah rasanya.
Sambil menenangkan kondisi, saya coba melaju dengan motor saya, dengan berusaha tetap konsentrasi. Meski sepertinya saya melaju agak sempoyongan tapi saya paksakan. Untung saja saya bisa sampai kosan dengan selamat, menempuh 6,4 kilometer terasa cukup jauh dengan kondisi seperti ini. Ditambah keadaan jalan saat itu macet, kondisi saya yang seperti ini membuat kesabaran saya berkurang, karena saya ingin cepat sampai.
Kram di lengan kiri sudah tidak dirasakan lagi, hanya rasa di kepala seperti ada yang aneh, belum kembali seperti normalnya. Saya bersyukur saya masih bisa melihat dan lebih fokus, kemudian organ-organ saya bisa berfungsi, kemudian saya masih bisa berpikir. Pikiran negatif menghantui saya, bagaimana ketika saya mengendarai kendaraan, tiba-tiba saya pingsan. Tapi untung saja hal baik masih beserta saya.
Sungguh pelajaran berharga. Memijat pada bagian vital terutama tengkuk dan kepala tidak bisa sembarangan. Karena organ ini begitu vitalnya dan banyak sekali saraf-saraf aliran darah ke otak. Bila saraf ini terjepit, pola aliran darah ke otak akan terganggu, kinerja tubuh pun tidak berjalan baik, itu sangat berbahaya. Bagi pemijat-pemijat yang belum profesional, usahakan jangan terlalu menggunakan tenaga berlebih bila tidak tahu teknik memijat yang baik dan benar, atau mungkin hanya didasarkan feeling, itu sangat tidak dianjurkan. Sangat berbahaya bagi yang dipijat.
Kekerasan dalam memijat bukan jadi ukuran, tetapi kenyamanan dan ketepatan sentuhan yang jadi kunci. Jadi bagi tukang cukur yang punya servis plus seperti pijatan, harap berhati-hati, lakukan saja yang wajar. Intinya kan membuat pelanggan rileks, tidak perlu berlebihan, perhatikan juga si pelanggan, gemuk, kurus atau normal. Perlakuannya pun harus dibedakan. Bagi anda pelanggan cukur yang terkadang dapat extra servis pijat, harap jangan meniru apa yang saya lakukan, saya hanya diam saja ketika itu, beranggapan itu semua normal. Kalau anda merasakan sakit, lebih baik bilang agar si pemijat tahu.
Hal tadi terjadi mungkin saya juga yang salah, karena menganggap semua itu wajar-wajar saja. Dengan pengalaman ini buat saya belajar, pengalaman memang guru yang berharga. Oleh karena itu saya coba berbagi dengan postingan pengalaman saya ini, sekedar berbagi. Untuk lebih mawas saat dipijat. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar