Skenario Nurdin Sudah Dimulai, Menuju PSSI 2011-2014

Hasil dari komite verifikasi bakal calon (balon) ketua umum PSSI 2011-2014 untuk kongres Maret 2011 nanti sudah diumumkan 20 Februari 2011 kemarin. Hasilnya sudah bisa diperkirakan sebelumnya, melihat track record PSSI yang buruk selama ini. Sebelum pengumuman balon, ada beberapa skenario yang menurut saya mungkin untuk dilakukan Nurdin dan timnya untuk melenggangkan meraih kursi PSSI 20011-2014. Pertama, saingan tim Nurdin dari kubu reformis yakni George Toisuta dan Arifin Panigoro digagalkan untuk lolos verifikasi dengan aturan-aturan hasil tafsir komite verifikasi. Kedua, apabila masyarakat menghendaki lain dan kubu reformis mengajukan banding dan mereka dinyatakan lolos, skenario kedua bisa dipakai dengan permainan uang. Pengda PSSI yang mempunyai hak suara akan dibagikan sedikit upeti atau janji-janji manis agar memberikan suaranya pada kongres Maret mendatang.
Namun sekarang yang terjadi yaitu skenario pertama, karena dengan tidak lolosnya kubu reformis jalan Nurdin untuk kursi PSSI selanjutnya bisa dibilang mulus meskipun masyarakat sepakbola Indonesia yang menghendaki perubahan tidak akan mendukungnya. Toh, yang Nurdin butuhkan adalah suara dari Pengda PSSI yang punya hak suara, dan memang dalam sepak terjang Nurdin selama ini tidak pernah menggubris suara/ aspirasi masyarakat sepakbola Indonesia, jadi hal tersebut bukan masalah berarti.
Apabila dalam perjalanan, skenario pertama dan kedua ini berlanjut sampai pemilihan berlangsung disertai tuntutan agar Nurdin tidak memimpin PSSI lagi skenario ketiga yang terjadi, kemungkinan suara Nurdin akan dilimpahkan ke Nirwan Bakri, karena merupakan antek-anteknya. Kalau hal itu yang terjadi sepakbola Indonesia akan berada dijalur yang sama, yaitu stag karena masih dipimpin orang dari kubu yang sama pula. Kans kubu reformis sepertinya sangat berat, karena yang dilawan adalah permainan uang. Meskipun begitu mereka masih ada peluang, kalau mereka dinyatakan lolos verifikasi.
Ini hanya dugaan saya saja, karena melihat kotornya PSSI dibawah Nurdin. Saya mengamati proses menuju PSSI 2011-2014, merasa jengkel melihat kerja komite verifikasi, mereka dengan kuasanya dan dengan cerdiknya menafsirkan lain aturan-aturan PSSI dan aturan FIFA untuk kepentingan tertentu. Mereka merasa sebagai orang hukum, merasa paling cerdas dalam menafsirkan aturan-aturan, tanpa melihat sisi lain dari tafsir mereka itu. Kalau hal ini tetap terjadi, masyarakat sepakbola Indonesia harus bertindak, mau sampai kapan organisasi tertinggi yang menaungi sepakbola Indonesia menjadi semakin bobrok. Sayangnya lagi, pemilik-pemilik suara dalam kongres PSSI adalah orang-orang yang buta akan kenyataan, mereka dibutakan oleh uang dan itulah yang semakin memperburuk nasib sepakbola di Indonesia. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar