Akhirnya, untuk keempat kalinya Garuda berhasil merebut posisi runner-up pada turnamen sepakbola bergengsi di Asia Tenggara, Piala AFF 2010. Pada lanjutan putaran final leg kedua di GBK, Garuda berhasil menang dari Harimau Malaya, namun tidak mampu menciptakan angka besar, sehingga posisi runner-up lah yang pantas untuk Garuda. Meskipun Garuda mampu membalas kekalahan pada laga leg pertama di Bukit Jalil. Namun dari segi kualitas kemenangan, kemenangan 2-1 atas Harimau Malaya belum mampu membalas kekalahan 0-3. Pada pertandingan tanggal 29 Desember 2010, Garuda harus kecolongan terlebih dahulu. Permainan taktis Garuda lebih terlihat kali ini, serangan demi serangan disusun. Lini tengah yang pada leg pertama final seakan-akan mati, kali ini cukup berperan. Operan satu dua antar pemain pun lebih baik, tidak terlalu sering kehilangan bola. Namun untuk lini pertahanan Garuda masih rapuh. Memang Garuda lebih sering menyerang, namun saat serangan balik pertahanan Garuda terlihat rapuh. Pada babak pertama hanya peluang demi peluang yang mampu diciptakan Garuda. Finishing yang kurang sempurna yang menjadi kendala. Peluang emas yang tercipta di babak pertama, yang kemungkinan 95% menjadikan angka buat Garuda adalah saat Garuda mendapat hadiah pinalti akibat pelanggaran hands ball oleh bek Harimau Malaya. Namun sayang seribu sayang, hadiah pinalti itu hanya menambah koleksi peluang yang diciptakan Garuda. Playmaker sekaligus kapten Garuda yang menjadi algojo gagal menuntaskan tugasnya. (Fuih ;'( semakin jauh lah peluang Garuda atas Piala AFF.) Hingga akhir babak pertama skor masih kacamata.
Babak kedua dimulai, harapan suporter masih ada. Mengingat laga di Bukit Jalil, Harimau Malaya mampu membuat angka pada babak kedua. Mereka saja mampu, kenapa kita tidak. Pada babak kedua ini, kembali Garuda hanya mampu mengkoleksi peluang. Garuda terus menyerang, namun lini pertahanan Garuda yang lemah ini menjadi celah. Sehingga gol pertama pada leg kedua ini menjadi hak Harimau Malaya, yang tercipta dari serangan balik. Gol ini juga yang semakin memperberat beban Garuda untuk meraih gelar juara. Kekecewaan mulai terasa. Meskipun begitu semangat Garuda tidak kendur, Garuda terus mencoba menciptakan angka, berbagai strategi pun dicoba sang pelatih. Hingga pada akhirnya, peluang dari Garuda tidak sekedar peluang saja, namun gol yang tercipta. GBK pun bergemuruh, asa yang sempat hilang kembali muncul. Garuda kembali bersemangat, akhirnya gol ketiga pada pertandingan ini menjadi hak Garuda. Akhirnya hingga peluit akhir babak kedua berbunyi skor 2-1 tetap bertahan. Pluit wasit inilah yang memastikan singgasana runner-up yang keempat kalinya mampu diraih Garuda. Sungguh mengecewakan sebenarnya, kalau melihat penampilan awal-awal Garuda sungguh meyakinkan sekali, sehingga harapan untuk membawa gelar juara semakin besar, namun kenyataan berkata lain.
Sudah lupakan kekecewaan itu. Pertandingan AFF kali ini memberikan gambaran lain, bahwa kini Garuda sudah mulai berubah, Garuda sekarang lebih hidup. Dengan pencapaian runner-up yang keempat kalinya ini memberikan asa bagi Garuda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu tidak sekedar singgasana kedua, namun singasana utama, tahta kejuaraan yaitu merengkuh piala kejuaraan. Untuk memperoleh hasil itu, pertandingan ini bisa dijadikan evaluasi, bahkan pertandingan-pertandingan Garuda sebelumnya. Kelemahan-kelemahan Garuda harus mampu diperbaiki. Lini pertahanan yang sering menjadi celah pun harus segera diperbaiki, tidak sekedar ditambal tapi harus disusun menjadi tembok yang kokoh. Lini tengah Garuda yang mempunyai rapor lumayan, namun harus lebih dtingkatkan untuk mengurangi kemungkinan kehilangan bola dan kemungkinan memberikan suplai untuk lini depan. Lini depan Garuda sebenarnya selalu mendapat suplai dari tengah, namun kekurangan yang dari dulu belum terpecahkan adalah membuat Garuda ini lebih tajam, sehingga tidak hanya koleksi peluang saja yang banyak, namun gol demi gola mampu tercipta. Lebih baik lagi setiap peluang yang tercipta mampu menghasilkan angka. Kemudian yang terpenting untuk semakin diasah adalah mental, mental sang juara belum dimiliki Garuda. Mental yang kuat, semangat juang yang tinggi perlu terus digali. Sehingga dimanapun Garuda bertanding tidak menjadi kendala mengurangi konsentrasi. Jayalah Garuda ku! Terbanglah yang tinggi, bawalah harapan kami semua: menjadi juara di pentas dunia. Bravo Garuda!Cpr.
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6