Obat Pasien TB Pengobatan Periode Awal

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, saya ada janji untuk membahas soal obat dari pengobatan pasien TB dipost terpisah, dan ini dia bahasannya. 

Jadi pada postingan sebelumnya diceritakan kan sudah masuk tahap pengobatan. Dimana pengobatan untuk pasien TB ini harus kontiniu dan tidak boleh putus, jika putus harus mulai dari nol dan resiko bakteri ini resisten, ini akan mempersulit pengobatan selanjutnya. 


Jadi pasien TB ini mendapatkan 'obat merah', ya dinamai begitu karena memang blisternya berwarna merah. Obat ini juga tidak ada di pasaran dijual bebas. Obat ini dianggap sebagai 'obat keras'. 

Notice dulu ya, saya memilih diksi 'obat keras' sebagai obat yang harus resep dokter dan digunakan untuk penanganan medis tertentu. Jika kalian punya pemahaman beda, tinggal diganti saja penggunaan kata di dalam tanda kutip tersebut ya, supaya tidak bingung. Saya gunakan diksi demikian, jadi saya disclaimer dulu. 

Obat ini yang saya lihat baru satu varian, yaitu buatan dari India 🇮🇳. Belum menemukan obat dari manufaktur lain sejauh ini. Oleh karena ini program pemerintah, dimungkinkan obat ini diimpor langsung oleh pemerintah untuk program nasional. 



Obat ini dikemas dalam strip blister berwarna dominan merah, tidak ditulis nama brand obat. Yang ditulis itu hanya kandungannya saja, dimana terdapat 4 bahan aktif tersebut di sana dengan dosis berbeda. 

Yang saya jelaskan di sini adalah obat pada periode awal proses pengobatan pasien TB, untuk 1-2 bulan awal resepnya adalah mengkonsumsi obat ini. 

Obat TB ini dikenal dengan sebutan OAT (Obat Anti Tuberculosis). Fungsi atau khasiat dari obat ini adalah membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis. 

Ini yang perlu dipahami bahwa TB itu bukan disebabkan oleh virus, ini yang sering disalahpahamkan. Jadi bukan karena virus seperti pada influenza, SARS dan COVID-19 yang disebabkan oleh virus, tapi TB itu oleh BAKTERI. 

Sehingga penanganannya juga akan berbeda walaupun dikatakan memang menukarnya hampir mirip dengan penyakit yang ditularkan oleh virus influenza, SARS dan covid19. 

Pada OAT ini terkandung 4 kandungan zat aktif yang memang berfungsi mematikan dan mendukung proses pengobatan pasien TB ini. Dikenal juga sebagai obat HRZE atau OAT 4FDC (4 Fixed Dose Combination). Zat aktif tersebut antara lain:

#Isoniazid (H)
Khasiat kandungan dari zat aktif ini adalah untuk membunuh bakteri yang berkembang cepat.

Obat ini punya efek samping sbb. :
💊 Kesemutan di tangan / kaki Neuropati
💊 Mual, sakit perut
💊 Tidak nafsu makan


# Rifampicin (R) 
Khasiat kandungan zat aktif ini adalah untuk menghentikan pertumbuhan bakteri. 

Obat ini punya efek samping sbb. :
💊 Warna urin, air mata, keringat menjadi orange kemerahan
💊 Mual dan gangguan pencernaan
💊 Penurunan nafsu makan
💊 Gatal dan ruam kulit


# Pyrazinamide (Z)
Khasiat kandungan zat aktif ini adalah untuk membunuh bakteri dalam fase dorman. 

Obat ini punya efek samping sbb. :
💊 Nafsu makan turun
💊 Nyeri diulu hati
💊 Rasa lelah


# Ethambutol (E) 
Khasiat kandungan zat aktif ini adalah untuk mencegah resistensi obat dan membantu zat aktif lain bekerja sesuai fungsinya masing².

Obat ini punya efek samping sbb. :
💊 Sakit kepala ringan
💊 Mual
💊 Sedikit demam


Bisa dilihat bahwa masing² obat ini punya efek sampingnya masing² sehingga wajar jika ketika ada pasien yang mengkonsumsi obat ini merasakan efek samping. Tapi bisa berbeda ditiap-tiap pasien, tidak bisa disamaratakan. 

Untuk itu perlu adanya catatan atau rekam efek samping dari sisi pasien yang dilakukan secara self assesment. Cara ini saya gunakan pada pada mama saya, dimana saya minta isikan GForm untuk tiap efek yang dirasakan H+1 minum OAT tadi. 

Sehingga bisa dilihat kecenderungan efek samping yang dialami oleh pasien dalam proses pengobatan ini. 

Pengobatan atau terapi obat ini tahap pertama dilakukan 2 bulan, lalu kemudian dilanjutkan dengan observasi, hasil tes dahak, foto rontgen jika memungkinkan. Jika ada kemajuan maka OAT periode awal ini akan diganti ke pengobatan atau terapi obat tahap berikutnya. 

Saya tidak akan bahas sekarang, jadi saat ini saya cukupkan pada OAT 4FDC ini saja. 


OAT ini merupakan manufaktur dari LUPIN, Ltd. Sebuah perusahaan manfaktur farmasi asal India 🇮🇳. Perusahaan ini telah berdiri sejak 1968, oleh pendiri yang bernama Desh Bandhu Gupta. Kantor pusatnya di Mumbai, Maharashtra, India. 

Perusahaan ini fokus pada formulasi obat generik dan bermerk, bahan baku obat aktif (API), produk bioteknologi, biosimilar dan obat spesialis. Saat ini diketahui mempunyai 15 pabrik dan 7 titik pusat R&D yang tersebar di berbagai negara. 

Saya tidak tahu soal OAT yang selama ini diberikan ke pasien TB itu apakah selalu dari manufaktur ini, atau sudah ada varian manufaktur lain dalam pengobatan TB ini. 

Karena begini, masalah TB ini bukan beberapa tahun terakhir, bahkan dari sejak dulu, 20an tahun lalu bahkan lebih masalah kesehatan TB ini sudah ada dan bahkan membuat Indonesia menjadi peringkat atas pasien TB terbanyak bersaing dengan India. Nah berarti kan obat TB sudah ada dari dulu, lalu dulu pakai manufaktur dari mana? 

Tapi secara umum kandungan zat aktif dalam OAT ya seperti yang saya jelaskan singkat di atas. Formulasinya ya sbb. : Kandungan Rifampicine 150 mg, Isoniazide 75 mg, Ethambutol 275 mg dan Pyrazinamide 400 mg. 

Nah mungkin jika kalian menemukan atau ada info pabrikan lain yang merilis OAT dan digunakan untuk pengobatan TB nasional bisa share di kolom komentar. 

Informasi terbaru, OAT lainnya itu ada dari manufaktur Kimia Farma, ini masuk juga dalam list variant OAT diprogram eliminasi TB nasional, saya akan bahas dipostingan berikutnya. 

Mungkin segitu saja bahas soal OAT dari pabrikan LUPIN, Ltd., India. Sebagai penutup, OAT itu digunakan untuk membunuh bakteri TB, bukan virus, karena TB itu karena bakteri bukan virus. 

Ikuti terus update bahasan soal pengobatan TB diblog ini, akan saya terus update perkembangan dan serba-serbinya. -cpr

#onedayonepost
#kesehatan
#oat
#eleminasitb
#postingpribadi
#informasi

Posting Komentar

0 Komentar