Malaysia Kena Juga Hukumannya, Harimau Bermulut Besar

Saya dibuat tertarik dan tergelitik untuk berkomentar panjang lebar, ketika membaca sebuah artikel berita olahraga terkait sepakbola, perihal naturalisasi besar²an yang dilakukan oleh asosiasi sepak bola negaranya. Malaysia itu seperti kebakaran jenggot ketika melihat Indonesia berhasil dengan program naturalisasinya dan bisa 'bertingkah' di Asia Tenggara. 


Malaysia sejak lama sering bertikai kecil dengan Indonesia, entah hanya urusan sepele, sering kali saling iri satu sama lain, meski tidak secara nyata dilakukan oleh negara, tetapi persaingan keduanya nampak jelas dari adu komentar netizen kedua negara. 

Ketika Indonesia sukses (walau belum membuktikan menang menjuarai kancah ASEAN) dengan program naturalisasi pemain sepak bola asing dari Eropa, Malaysia nampaknya tak mau kalah. Mereka juga ternyata melakukan hal yang sama. 

Namun berbeda dengan Indonesia, pemain hasil naturalisasi Malaysia sangat² tidak bisa dipertanggung jawabkan asal usulnya. Meski telah dipertanyakan negara lain di ASEAN, pihak mereka menyatakan bahwa prosedur naturalisasi mereka sudah benar dan menganggap negara lain iri pada mereka. 


Sampai akhirnya Malaysia menunjukan tajinya, hasil naturalisasinya berhasil membawa tim sepakbolanya menang. 

Akibat terlalu banyak bereaksi ketika dituduh memanipulasi pemain naturalisasi, harimau Malaya malah jadi macam ompong asia. #ironiiridengki. Gambar diambil dari Google

Tapi ternyata FIFA dan AFC melakukan penyelidikan terhadap prosedur naturalisasi dari pemain² Malaysia. Pada akhirnya dinyatakan bahwa prosedur yang dilakukan menyalahi aturan, dokumen² yang dijadikan dasar adalah dokumen palsu karangan biro jasa, klaim fiktif hingga memanipulasi data keluarga. 

Bukti hasil memanipulasi data, harimau Malaya bertaji menggasak Vietnam. Meski sebelumnya sudah diwanti-wanti, eh kejadian, eh ketahuan manipulasi dokumen pemain diaspora. Malah porak-poranda sudah persepakbolaan Malaysia, babak belur. 

Contohnya pemain bernama Daren J. Rizal, katanya punya nenek asal Johor,  tapi ternyata identitas neneknya hasil rekayasa dengan agen pemain internasional. #alamak

Sungguh memalukan sih, masalahnya asosiasi sepak bola Malaysia ini sebelumnya sesumbar bahwa negara lain berkomentar negatif karena iri semata. Tapi ternyata setelah penyelidikan oleh lembaga yang berwenang menaungi sepak bola internasional menyatakan bahwa proses naturalisasi yang Malaysia lakukan salah, ditambah lagi ada pemalsuan² dokumen. 

Idih, memalukan sekali kelakuan harimau Malaya ini. Seperti yang saya tuliskan dijudul, harimau bermulut besar, pada akhirnya "mulut mu harimau mu", berkoar negara lain iri ternyata memang prosesnya ngawur. Playing victim lah mereka untuk menutupi prosesnya yang ngawur. 

Bagaimana tidak ngawur, pemain² Eropa yang direkrut ini tidak punya darah Malaysia, tinggal di Malaysia saja tidak, prosesnya semua berjalan instan. Ada yang mengaku punya kerabat di Malaysia tapi ternyata palsu. 

Kini Malaysia didiskualifikasi dari semua kompetisi internasional hingga tahun 2027. Didenda sebesar USD 2 juta dan larangan merekrut pemain diaspora selama 5 tahun. Hasil pertandingan yang telah dilakukan sebelumnya dibatalkan. Serta memecat dengan tidak hormat presiden FAM (asosiasi sepak bola Malaysia). Keputusan ini resmi diumumkan 28 Juni 2025 dalam konferensi gabungan FIFA dan AFC. 

Akibat dari keputusan ini membuat asosiasi sepakbola Malaysia ditinggal sponsor besar mereka, seperti Petrona, Telekom Malaysia, dan Air Asia, mungkin mereka malu mendanai asosiasi bodong. #ironiharimauompong

Entah mau ditaruh dipantat harimau sepertinya muka² netizen Malaya ini ketika mereka berkoar sebelum kasus ini terungkap. Kini mungkin harimau Malaya hanya bisa mengeong untuk menerima sanksi dan memperbaiki prosedurnya. Carilah ekspaktriat bangsa mu ke seluruh penjuru dunia, apakah ada pemain yang murni punya keturunan Malaysia?

Kita semua memaklumi sebenarnya, naturalisasi adalah cara untuk memancing bibit² DNA orang² Eropa di DNA lokal, memacu bibit lokal untuk seperti bibit² luar. Tapi cara Malaysia merespon seperti tidak mau kalah inilah yang membuat akhirnya orang lain mengorek-ngorek aib kalian. Andaikan kemarin anda tenang² saja, gak usah reaktif menanggapi cibiran negara lain, dan memperbaiki prosedurnya dan mencari pemain naturalisasi yang memang berdarah Malaysia, bukannya malah 'beli' pemain. 

Kalau sudah begini malu bangsa mu? Belum lagi sanksi dari FIFA akan membuat negara mu semakin terhambat. Tapi pikirkan nilai positifnya kesempatan mencari pemain naturalisasi yang benar² berdarah Malaysia, bukan karangan biro jasa. -cpr

#onedayonepost
#opini
#olahraga
#pemainnaturalisasi
#harimaumalayanipu
#postingpribadi
#berita

Posting Komentar

0 Komentar