Ketika ada peristiwa yang merenggut korban jiwa di sekitar entah itu karena bencana alam, laka lantas, atau sakit pasti akan ada rasa seperti bercermin, seandainya kita ada di posisi itu.
Apa kalian berpikir demikian juga?
Kalau saya pribadi merasakan itu dan langsung berpikir jika itu saya di sana. Saya yang mengalami jadi korban, entah itu yang selamat atau bahkan yang meninggal dunia.
Baru beberapa hari lalu, dua hari lalu pastinya terjadi laka lantas di dekat tempat saya bekerja, biasa saya sering melalui jalan itu ketika pulang kerja. Tapi kejadian laka lantas ini siang hari terjadinya.
Ilustrasi lokasi kejadian yang sering makan korban jiwa secara periodik. Nasib sial bisa menimpa siapa saja di sini. Berhati-hatilah yang sering melintas di sini.
Baca juga: Truk Kontainer Seruduk Beat di Simpang 4 Patung Sapi Pandaan Pasuruan, Penjaga Vila Meninggal
Pada Selasa, 19 November 2024, pada pukul 12:00 siang, terjadi laka antara sepeda motor yang ditumpangi dua orang pria, usia 31 dan 29 tahun, dihajar truk kontainer bermuatan AMDK (air minum dalam kemasan). Kendaraan tersebut dalam posisi searah menuju Surabaya dari arah Malang.
Pada saat di TL Patung Sapi, Pandaan, pemotor itu berhenti karena TL menujukan lampu merah. Disaat bersamaan dibelakangnya ada truk tadi juga melintas dan tertabraklah pemotor tadi. Korban jiwa jatuh dari pemotor berusia 29 tahun si pembonceng. Untuk pengemudi motor 31 tahun luka berat.
Seperti diketahui titik ini merupakan black spot dan kejadian memakan korban jiwa dari laka lantas sudah seperti musiman, periodik dan saya katakan rutin. Jika tercatat saat ini terjadi korban jiwa, nanti pada periode berikutnya akan ada laka lagi yang bisa saja makan korban jiwa.
Mungkin jika dibaca data laka di titik tersebut bisa diperkirakan peluang laka akan terjadi setelah beberapa waktu, meskipun kondisi ini tidak ada yang tahu atau tidak bisa diprediksi, namun jika bermain data setidaknya itu bisa dijadikan ancer² untuk kita berhati-hati dimana pada periode tertentu akan ada laka yang bisa saja memakan korban jiwa. Ini menurut pengamatan saya selama ini mengetahui laka lantas di sana.
Diketahui, korban pemotor ini merupakan penjaga villa di daerah Tretes, tengah turun untuk mencari sesuatu. Tapi apes mendatangi mereka tanpa diprediksi. Ibaratnya mereka tak tahu apa², berhenti ketika TL berwarna merah adalah keharusan. Ternyata mereka malah dihajar truk dari belakang. Coba jika mereka bablas, tidak mematuhi lalu lintas saat itu, bisa saja mereka selamat dari laka tersebut.
Walaupun ini soal maut, semua sudah digariskan, ketika si 29 tahun lolos dari saat itu, bisa saja setelahnya atau disaat yang lain akan tiba juga ajalnya.
Disisi yang lain kita bisa lihat apesnya si supir truk ditengah pekerjaannya harus kena musibah berurusan dengan pihak berwajib karena laka korban jiwa, ini jadi nasib sial baginya. Musibah yang sudah digariskan dalam skenario hidupnya, entah dia sendiri sudah hidup sebagai manusia baik atau tidak. Musibah yang dialami adalah ujian bagi hidupnya yang telah digariskan.
Inilah yang disebutkan judul di atas, hidup mati tidak ada yang tahu, termasuk juga musibah, nasib sial, keberuntungan, dll. itu jadi rahasia Ilahi. Kita hidup hanya bisa berjaga-jaga dan berusaha jadi orang baik yang memupuk amal. Ketika sudah mati, mau gak mau dosa² kita akan segera dipertanggung jawabkan saat itu juga.
Tapi kembali muncul dibenak saya, apabila si 29 tahun tadi misalnya lolos dari maut saat itu, karena mungkin dia tiba² melanggar lampu merah, kan bisa saja lolos dari maut. Lalu mautnya hari itu apakah akan diganjar dilain hari atau memang dihari itu juga harus diganjar. Misalnya beberapa meter di depan entah keserempet truk yang sama dan terjadi laka juga dan tetap meninggal dunia. Entahlah tidak ada yang tahu.
Namun jika kita kembali ke aturan main, kematian sudah digariskan, termasuk dengan cara apa kita meninggal tentunya tidak akan bisa dilewatkan. Misalnya aturan mainnya : "kita mati oleh karena laka, oleh truk, yang disopiri oleh A misalnya. Tanpa menyebutkan dimana laka terjadi, hanya yang pasti oleh karena laka." Maka jika pun saat itu kita lolos di titik itu (TL Patung Sapi Pandaan), bisa saja setelahnya kita jadi korban juga. Misalnya, dihari tersebut kita tidak jadi korban tewas, itu tandanya skenario kematian kita bukan seperti yang tertulis tadi.
Intinya adalah skenario kapan kita mati atau musibah yang kita alami itu sudah tergaris dan tercatat. Soal di dunia adalah hanya bagaimana itu terealisasi secara fakta saja. Intinya kita tidak akan bisa lolos dari maut jika memang dihari itu waktunya memang telah tiba. Tidak ada yang bisa lolos dari maut jika memang sudah tiba waktunya. Tapi jika ada yang selamat dari maut pada suatu waktu, itu tandanya memang bukan saat itu mautnya tiba.
Ya semoga bisa jadi bahan renungan sih untuk kita semua bahwa kita perlu hidup dalam garis kebenaran dan jauh² dari dosa, jika kita mau setelah mati tidak jatuh ke dalam lubang neraka. Bukan begitu?
Apakah kalian sepaham atau punya pemikiran berbeda? Jika punya pemahaman berbeda bisa diskusi dikolom komentar. -cpr
#onedayonepost
#lakalantaspandaan
#patungsapipandaan
#opini
#umum
#berita
1 Komentar
Amit2 ya mas, smg ajal menjemput kita dengan cara yang baik ya
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6