Atitude dalam Bekerja, Relasi dengan Rekan Kerja dan Atasan

Hal seputar dunia kerja, relasi antar rekan kerja dan atasan jadi sangat penting. Itu akan berpengaruh terhadap kinerja dan proses kerja kita di tempat kerja itu sendiri.

Kita tidak bisa mengharapkan semua hal sesuai dengan apa yang kita inginkan. Semua orang inginnya pasti kerja di lingkungan yang mendukung (enak), rekan kerja, atasan, pekerjaannya itu sendiri. Disamping ada hal² lain yang berhubungan dengan gaji, tunjangan dll.. Tetapi suasana kerja yang positif tentunya punya nilai lebih apabila faktor lain tidak mendukung.

Sekedar sharing, selama saya bekerja, bertemu dengan rekan kerja dan atasan yang gak supporting ya pernah. Kadang salah¹ nya atau pernah keduanya. Meski begitu, terkadang kebutuhan yang membuat kita masih tetap bertahan.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Walaupun, gaji kecil, tunjangan gak jelas, lemburan juga gak jelas, pekerjaan over load, situasi ke depan gak jelas dll., tapi semua itu bisa kita terima karena tuntutan kebutuhan.

Satu hal dari itu semua kalau saya sih memilih untuk bertahan dengan itu semua. Tapi memang untuk situasi dengan rekan kerja dan atasan yang gak mendukung sangat mempengaruhi psikis kita dalam bekerja.

Punya rekan kerja gak enak ya pernah, bahkan sampai sekarang. Atasan yang gak enak ya pernah, tapi akhirnya pernah juga punya atasan yang lebih baik. Tapi balik lagi itu semua tergantung bagaimana kita bersikap sih.

Ini saya mau bercerita dari point of view saya. Jadi, pernah saya punya rekan kerja yang sangat tak supporting. Situasi ini juga dialami oleh rekan² yang lain. Dari pov karyawan lain pun penilaiannya sama terhadap rekan kerja ini.

Bertahun-tahun bekerja di sana, selalu saja ada cerita si A, B, C dst., 'cegek' atau kapok istilahnya berurusan dengan rekan kerja satu ini. Tapi tuntutan pekerjaan membuat kita semua terpaksa memakluminya.

Namanya kerja itu bukan cuma mengerjakan 'job des' mu saja,. Mengelola relasi dengan orang lain, mengelola emosi mu, self-leading, itu juga kerjaan mu. @josuaiwanwahyudi

Banyak cerita yang (-) jika membahas rekan kerja satu ini. Meskipun ada hal² yang baik, namun kembali ketika membahas hal (-) nya itu tidak bisa ditolerir. Apa itu?

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Yaitu apabila sudah berurusan dengan namanya atitude. Ketika kita merasakan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita dalam bekerja, kita harus bisa bersikap (+), walaupun situasinya gak mendukung kita. Bukan dengan cara reaktif yang akhirnya berdampak (-) ke orang² lain di sekelilingnya.

Post ini sebenarnya adalah review dari pov saya. Seburuk-buruknya atasan, atau seburuk-buruknya rekan kerja kita, kita harus punya atitude yang setidaknya normal, jika tidak bisa berlaku (+). Bukan dengan cara reaktif ketika menanggapi suatu perintah atau pernyataan atau bahkan masalah.

Bukan dengan emosi, marah, ketus, dengan berlaku masa bodoh, menolak, reaktif, yang beraksi dengan aura negatif dimana dampaknya terasa ke orang lain.

Cara mudah menggambarkan situasinya seperti ini, ini contoh saja. Kamu gak suka dengan si A, tapi kamu bertingkah seperti agar orang lain juga memusuhi si A (supaya juga tidak menyukai orang itu).

Jika orang lain tak setuju dengan mu, kamu juga ikut memusuhi orang itu, padahal tidak berhubungan langsung.

Hal lainnya, ketika kamu tidak suka akan perintah atasan, entah apapun itu respon dan reaksimu adalah hal (-), dengan membantah, menunjukan reaksi tidak menyenangkan yang itu membuat orang² lain di sekitar mu jadi terganggu. Tidak mau omongan, ditunjukan dengan perilaku yang gak etis. Hal ini bisa dinilai dan dilihat semua orang.

Ini yang dinamakan bad atitude. Prinsipnya soal munafik, bagi dia, dasarnya adalah 'buat apa berlaku manis di depan jika kita tidak suka'.

Ya seperti itu sih gambarannya, ini soal atitude bagaimana kita bersikap ketika menghadapi banyak hal yang tidak kita inginkan. Ini soal bagaimana kita berkompromi dengan masalah.

Tapi jika kamu tak punya kemampuan ini (kompromi), lebih baik sih keluar dari circle itu, dan carilah circle lain sesuai keinginan mu. Jangan berusaha tetap bertahan tetapi merugikan orang² lain.

Atitude dalam bekerja dimana pun itu nomor satu. Memang, skil kita dalam bekerja itu juga penting, tapi percuma jika skil mampu, eh tidak punya atitude yang baik. Karena kamu bekerja bukan dengan dirimu sendiri, tapi dengan orang lain (rekan kerja dan atasan). Kecuali, itu perusahaan keluarga mu dan kamu bekerja di sana. Jika itu yang terjadi, orang lain yang tak siap dengan circle seperti ini harus sadar diri keluar dari sana. Jika terpaksa tetap bertahan ya harus menyesuaikan atau berkompromi dengan itu semua.


Catatan ini dibuat sebenarnya untuk refleksi tentang apa yang terjadi hari ini. Hari ini, ketika saya buat catatan ini, arahnya ya ke sana, menggambarkan dengan samar apa yang terjadi. Ketika kita punya rekan kerja dengan atitude (-), dengan rekan kerja dan atasan.

Bahkan secara terang-terangan menolak atau melawan atasan, dengan dasar menurutnya bahwa si atasan juga karyawan upahan, sama² bekerja tapi seenaknya.

Padahal, jika dilihat secara objektif dari pov orang lain, cara pandangnya ini jelas yang salah atau gak normal. Tapi dia gak menyadari itu.

Apa yang saya lihat bisa jadi pelajaran berharga dan instropeksi diri, bahwa atitude penting ketika kita bekerja, atau bahkan dimana pun. Penilaian atitude dan cara kita bergaul dengan teman, dengan atasan atau dengan siapapun pasti ada nilainya. Ketika keberadaan kita berdampak (+) bagi sekeliling kita, itu artinya kita sudah cukup normal. Tapi sebaliknya jika keberadaan kita justru jadi mudorot atau dampaknya (-) buat sekitar tandanya kita harus berubah, instropeksi diri.

Lha terus dari mana sadarnya? Seringkali yang melakukan gak menyadari itu.

Caranya mudah sih, jika kita bisa berteman dengan siapa saja, kalangan bawah, atas, atau dengan siapapun tanpa pernah ada bermasalah, itu tanda kita cukup normal. Jika sebaliknya, selalu aja ada friksi dengan siapapun, hanya bisa dekat dengan 1-2 orang itu tanda ada yang salah dengan dirimu.

Pekalah dan selalu instropeksi diri. Saya yang membuat catatan ini bukan berarti orang yang 'bersih', tanpa cela. Bukan seperti itu, justru dengan begini adalah cara untuk bercermin, apakah kita ini sudah berusaha lebih baik. Semoga apa yang terjadi hari ini bisa jadi cerminan agar kita lebih baik.

Apapun keputusan sesaat yang dia ambil untuk keluar dari circle yang gak sesuai keinginannya, adalah sebuah keputusan tepat untuk kebaikan orang banyak. Karena cukup lama waktu untuk berubah tapi tidak pernah ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Saya pribadi masih yakin dengan hilangnya seseorang dengan bad atitude justru akan membuat situasi lebih ringan. Walaupun tidak memberikan dampak atau merubah situasi akan lebih baik, tapi setidaknya dengan lingkungan kerja yang lebih damai, tentram, akur satu sama lain, saling menghargai satu sama lain, akan memberikan dampak (+) bagi kita semua menghadapi masalah yang ada. -cpr

#onedayonepost
#opini
#pengalaman
#postingpribadi

Posting Komentar

0 Komentar