Efek Hajatan Dimana-mana, Tantangan Tinggal di Kampung

Setiap tahun ketika menjelang dan setelah lebaran haji selalu jadi momen mayoritas masyarakat menjatuhkan pilihan hari baik untuk melaksanakan pesta atau hajatan atau selametan yang sampai buka tenda atau terob, bahkan hingga menutup jalan.

Repotnya saya tinggal di daerah perkampungan dimana mayoritas orang punya pikiran seperti diparagraf pertama.

Alhasil, jangan kaget jika pada momen² ini selalu saja ada kondisi jalan ditutup atau dialihkan. Repotnya itu kalau acara ini menghalangi akses masuk dan keluar ke rumah kita, mau gak mau kita harus cari jalan lain untuk beraktivitas di luar rumah.

Hal seperti ini gak sekali dua kali dialami, sudah sering sih, jadi sebenarnya bukan suatu yang asing. Walaupun kalau boleh jujur ini merepotkan.

Kebetulan kali ini saya mau sharing gara-gara hajatan di mana-mana saya jadi kerepotan untuk keluar masuk rumah. Jadi semalam sepulang kerja kebetulan saya pulang agak malam sekitar pukul 09 sampai 10 malam. Saya tahu di akses gang masuk bagian depan itu ada tenda yang akan digunakan untuk hajatan, tapi waktu pagi saya berangkat kantor itu belum ditutup jalannya. Pas semalam saya mau pulang ternyata gang masuk sudah ditutup. Akhirnya saya mencari jalan masuk lain dari sisi yang sebaliknya. Setelah saya berputar ternyata di sana ada hajatan lagi dan akses masuknya ditutup.

Akhirnya saya berputar kembali, berusaha mencari akses jalan yang bisa dimasuki oleh mobil. Sebenarnya kalau saya naik motor itu lebih mudah karena jalan sempit atau gang sempit bisa dilewati oleh motor, tapi kenyataannya saya ini naik mobil alhasil saya harus cari jalan yang bisa dilewati mobil dan itu harus berputar mencari. Jalan yang tersedia itu sempit hanya bisa untuk satu mobil. Beruntungnya saat itu sudah malam jadi sudah tidak banyak orang yang melintas jadi saya tidak berpapasan dengan kendaraan lain. 

Pagi harinya saya berpikir kalau saya tetap menggunakan mobil, saya akan kesulitan untuk kembali pulang dan begitupun ketika berangkat saya harus mencari jalan keluar untuk sampai ke kantor. Kebetulan saya lihat sepeda listrik saya masih terisi baterai kurang lebih 50%. Dengan energi yang ada saya coba gambling berangkat ke kantor menggunakan sepeda listrik. 

Ketika berangkat saya harus mengirit bahan bakar energi baterai agar bisa sampai ke kantor dan nanti sore bisa kembali pulang sampai ke rumah. Hasilnya saya harus berjalan lebih pelan dari biasanya, total waktu perjalanan dari rumah ke kantor memakan waktu 20 menit, karena saya harus lewat jalan tikus, soalnya sepeda listrik kan dilarang untuk menggunakan jalan umum atau jalan besar. 

Persiapan berangkat, saya harus bawa tas anti air untuk menyimpan tab dan elektronik, jaga² kalau hujan nanti pas pulang.

Nah yang paling mendebarkan ya saat pulang, karena indikator baterai di panel menunjukkan hanya tersisa 3 batang baterai, di mana setiap menemui jalan tanjakan satu batang baterai hilang, dan saya harus menghemat baterai ini hingga sampai ke rumah. 

Saat perjalanan pulang pun saya melewati jalan tikus, di jalan saya menemukan hal yang sama yaitu dihalangi oleh hajatan lagi, akhirnya saya harus mencari jalan lain otomatis daya baterai saya semakin terkuras sedangkan perjalanan ke arah rumah itu jalannya menanjak, dan dipastikan daya baterai akan terpangkas lebih banyak dibandingkan jalan menurun. 

Selama perjalanan pulang saya tidak bisa mampir-mampir ke tempat lain misalnya mampir ke tempat makan, karena kalau saya mampir-mampir otomatis daya baterai saya akan semakin menipis. Daripada baterai saya habis di tengah jalan dan pulang mengayuh pedal maka saya putuskan untuk langsung pulang saja. 

Total kilometer tempuh yang saya habiskan dari berangkat sampai pulang ini adalah 13 km. Dengan total jarak tempuh sejak pengisian baterai terakhir adalah 39 km. Sepeda listrik U-Winfly yang saya punya ini diklaim satu kali charger penuh 100% dapat menempuh jarak 45 km, jadi ada sisa kurang lebih 6 km, sisanya itu tidak saya habiskan semua untuk spare apabila tidak menemukan jalan pulang. Setelah sampai rumah saya langsung parkirkan sepeda listrik dan melakukan charging untuk persiapan berangkat dan pulang kantor besok. 

Untungnya ketika tidak bisa membawa mobil saya masih punya kendaraan cadangan yaitu sepeda listrik. Sebenarnya bisa saja jika saya menggunakan ojek online tetapi saya harus mengeluarkan biaya Rp 30.000,- untuk pulang pergi. Dengan sepeda listrik ini saya cukup charging tanpa harus mengeluarkan uang, karena beban kwh-nya sudah ditanggung oleh token listrik yang saya isikan setiap 2 minggu sekali. 


Ya keribetan ini terjadi karena ada hajatan di mana-mana terutama hajatan yang menutup akses keluar masuk jalan saya pulang atau pergi. Sebenarnya kalau ada hajatan tapi tidak menutup jalan itu nggak masalah. Tetapi karena saya tinggal di kampung dengan jalan akses yang sempit otomatis apabila tetangga mengadakan hajatan pasti akan memakan jalan yang ada, dan saya atau warga lain pun harus mengalah akan hal ini.

Time to charging, butuh waktu hingga +- 8 jam, saya mulai cas dari jam 17:00

Sebenarnya ini nggak masalah kalau saya punya motor tapi berhubung saya tidak punya motor dan hanya punya sepeda listrik ya sudah ini yang harus saya terima, dibuat repot karena keadaan.

Saya sengaja menyimpan catatan ini untuk nostalgia dan untuk catatan di mungkin tahun depan ketika musim hajatan pasti saya akan dihadapkan pada masalah yang sama. Kebetulan kan saya sudah punya pengalaman ini, jadi di kemudian hari jika saya kepepet kebentur situasi yang seperti ini, saya bisa menggunakan sepeda listrik yang saya punya untuk kendaraan pulang pergi, yang tetapi ada yang perlu dicatat bahwa saya harus memastikan kondisi baterai sepeda listrik harus pada kondisi 100%. Karena jika tidak saya pasti tapi situasi seperti yang saya alami hari ini, harus deg-degan takut kehabisan baterai di jalan. 

Situasi hari ini pun sekalian saya menguji kemampuan sepeda listrik saya dan klaim jarak tempuh pabrikan ketika dicas 100% itu mampu menempuh berapa km sih? Dan saya telah mendapatkan hasilnya bahwa untuk keperluan pulang pergi dari kantor ke rumah itu cukup membutuhkan tenaga 50% dari total baterai full. Nah kemungkinan besok saya akan tetap menggunakan sepeda listrik untuk sarana pulang pergi ke kantor. sore ini saya langsung charger sepeda listrik saya biar penuh 100%. 


Buat pelajaran sih sebenarnya jika nanti ada rezeki kalau mau punya rumah enaknya di kompleks yang besar, jalan aksesnya jelas sehingga kalau ada hajatan atau tetangga punya pesta itu kita tidak kesulitan keluar masuk. Tapi misalkan tidak ada rezeki dan harus tinggal di perkampungan maka harus siap dengan kondisi seperti ini.

Begitu saja cerita hari ini yang bisa saya bagikan, sekedar sharing dan jadi pengingat untuk saya sendiri dan nostalgia di kemudian hari. 

Terakhir pesan saya dalam menggunakan sepeda listrik, berhati-hatilah ketika melintasi jalan umum terutama jalan yang dilintasi oleh kendaraan berat, karena jika kamu tidak berkonsentrasi atau tidak berhati-hati kamu bisa tersambar oleh kendaraan berat jatuh dan terjadi laka yang beresiko merenggut nyawa. Kecuali akses jalan nya adalah jalan warga yang tidak dilewati kendaraan besar itu akan jauh lebih aman. Dan memang sebenarnya sepeda listrik itu tidak diperuntukkan untuk jalanan umum. Selalu pastikan menggunakan helm dalam berkendara sepeda listrik untuk fitur keamanan standar. 

Selamat untuk yang punya hajatan semoga hajatannya yang rame, banyak yang datang dan memberi berkah untuk mereka yang punya pesta atau acara, entah itu nikahan atau sunatan atau apapun itu. Pelajaran pribadi buat saya, kalau bisa jika punya pesta ya tidak menyulitkan orang lain, kalau bisa orang lain justru merasakan berkatnya, tapi kalau tidak bisa ya mau nggak mau dan mohon maaf untuk orang lain yang dirugikan atau terganggu oleh situasi tersebut. -cpr

#onedayonepost
#postingpribadi
#opini
#umum
#hajatan
#sepedalistrik
#uwinfly

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Semalam selepas pulang dengan sepeda listrik saya dapat informasi kalau di jalur arah Jetak gak ada penutupan, sehingga paginya saya memutuskan berangkat dengan mobil. Eh pas pulang ternyata ditutup lagi, ada hajatan lanjutan ternyata. Alhasil saya harus lagi² memutar. Beruntung masih bisa pulang.

    Mau gak mau besok Sabtu saya harus pakai sepeda listrik lagi untuk berangkat ke kantor. #fiuh

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6