Negara Jajahan Bisa Maju, Karena Negara yang Menjajah atau Internalnya?

Sering terngiang di pikiran saya, soal penjajah dan negara yang dijajah. Apakah ketika menjadi negara yang dijajah bisa hidup menjadi negara maju?

Berkaca dari Indonesia, Indonesia merupakan bangsa merdeka yang pernah mengalami penjajahan, dari negara Eropa dan Asia (baca: Jepang).

Berkaca juga dari negara lain, tetangga Indonesia misalnya Singapura, bisa menjadi negara maju. Atau adakah negara lain yang dijajah tapi bisa menjadi negara maju? Hmm, China juga pernah dijajah, kini jadi negara maju. Amerika juga itu negara yang pernah dijajah lho, tapi kini jadi negara adikuasa. Ayo, adakah negara lainnya?

Ada juga Norwegia, itu juga kini jadi negara maju, ternyata dulu juga bekas jajahan Denmark dan Swedia.

Ada pula Qatar, dimana negara ini juga bekas jajahan dari Kekaisaran Utsmaniyah Turki dan juga jadi wilayah protektorat Inggris.

Lihat juga Australia dan Selandia Baru, negara² ini merupakan wilayah dari persemakmuran Inggris, dan kini mereka menjadi negara maju.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Pernah ada yang berdiskusi dengan saya, negara jajahan bisa maju itu tergantung negara apa yang menjajahnya. Ini melihat negara² yang dijajah oleh Inggris, rata² negaranya lebih maju jika dibandingkan negara² yang dijajah Belanda, Portugis, Spanyol. Itu pandangan dari sebuah opini orang per orang.

Apakah saya setuju dengan hal ini?

Pada awalnya saya setuju dan memang ada benarnya, melihat seperti Timor Leste, itu dulu Portugis juga lama di sana, walau sempat berada dipangkuan Indonesia lalu kemudian lepas. Timor Leste itu akrab dengan hal² yang berbau Portugis, karena Portugis cukup lama menancapkan kolonialismenya di sana. Coba lihat nasib Timor Leste sekarang?

Indonesia juga yang dijajah Belanda pun mengalami hal itu, Indonesia perlu usaha atau effort luar biasa untuk menjadi negara maju.

Bandingkan dengan Singapura dan Malaysia deh, di sana dianggap lebih 'mapan' dibandingkan Indonesia. Setuju kah dengan pandangan ini? Awalnya setuju, tapi seiring waktu saya melihat nyatanya tidak semua begitu sih, coba lihat India, itu dijajah Inggris tapi lihat rakyatnya.

Pada akhirnya saya pribadi berkesimpulan, negara yang dijajah itu maju atau tidak tergantung banyak faktor. Utama adalah luas wilayah, sumber daya manusia, budaya kolonial eks penjajah itu terekstrak dengan baik atau tidak. Budaya eks kolonial ini bisa bermanfaat (+) bisa juga (-).

Sibgapura dan mungkin Malaysia bisa dianggap maju, itu karena luas wilayahnya mereka kecil. Kemudian sumber daya manusia mereka itu beragam, sehingga membangun negara yang luas wilayahnya kecil dengan sumber daya manusia beragam pasti memberikan kontribusi berbeda. Kemudian memang Inggris sendiri saya lihat sebagai negara yang tidak melupakan negara jajahannya, setidaknya tidak sekedar mengeksploitasi sumber daya saja, tapi bener² membuat koloni Inggris di luar wilayahnya. Jadi seolah-olah membuat pengaruh Inggris itu ada dimana-mana.

Bedakan dengan yang dijajah Belanda, Belanda selalu menerapkan prinsip feodalisme, dimana pribumi kastanya rendahan. Sehingga berpikir untuk menganggap negara jajahan itu partner sangat gak mungkin.

Jika berkaca ke India, yang juga sama² dijajah oleh Inggris, buktinya juga gak 100% maju. Kalau itu saya menilai masalahnya ada pada budaya dari India itu sendiri, mereka yang memisahkan manusia² India dengan kasta², sehingga itulah yang membuat India gk bisa maju 100%, karena selalu ada bagian yang dianggap rendahan. Sehingga sumber daya manusia yang ada gak bisa dimanfaatkan seluruhnya. Alhasil, gap kaya dan miskin di India terlalu jauh, inilah yang membuat India gak bisa dianggap negara maju 100%.

Indonesia pun hampir mirip, budaya² sisa kolonial juga masih mendarah daging, feodalisme, korupsi², kemudian nepotisme (pengaruh orang dalam), suap menyuap itu sudah terjadi sejak jaman penjajahan dan akhirnya itu yang membuat bangsa ini gak bisa jadi negara maju. Jika pun bisa butuh effort berlebihan.

Belum lagi luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangatlah luas, sangat sulit pastinya mengelolanya.

Tapi jika disempitkan wilayahnya misalnya per provinsi, nyatanya tetap gak bisa tuh memakmurkan provinsinya sendiri. Padahal sudah ada otonomi daerah, tapi tetap saja gak bisa. Lihat Bali deh, yang dikenal banyak orang luar negeri itu merupakan negara sendiri, bukan bagian dari Indonesia. Membangun Bali menjadi sebuah provinsi yang maju saja syulit. Karena apa? Ya itu balik ke kualitas sumber daya manusianya.

Memang pengaruh negara yang menjajah itu ada, tapi itu semua bergantung pada faktor lain juga, yang bisa membuat negara bekas jajahan itu bisa maju atau tidak.

Lihatlah China, negara ini jadi kekuatan dunia baru setelah Amerika dan negara² Eropa. Negara itu bukan negara yang bebas penjajahan.

China pernah dulunya pernah dijajah Kekaisaran Mongolia dan Kekaisaran Manchuria. Kemudian negara² lainnya juga pernah menyerang China seperti Rusia, Inggris, Prancis, Italia, Austria-Hongaria dan Jepang. Bahkan kisah penjajahan Jepang di China teramat sadis lho.

Tapi lihat bagaimana China sekarang?

China punya wilayah yang sangat luas, tapi bisa juga koq maju. Itu karena apa? China serupa dengan India, punya wilayah luas dan bonus demografi. Tapi China jauh lebih baik daripada India. China bisa lebih maju. Itu karena faktor sumber daya manusianya.

Orang² perantauan China di Indonesia deh coba, mereka bisa menduduki top leader orang kaya raya, bahkan rata² orang China itu punya ekonomi mapan dan menguasai hampir mayoritas dunia bisnis, walaupun ada juga orang China kere.

Kembali lagi bahwa sumber daya manusia itu punya pengaruh yang besar untuk kemajuan suatu negara. Efek penjajahan tidak berpengaruh banyak untuk sumber daya manusia mereka, justru hal itu jadi cambukan bagi mereka untuk lebih baik.


Nah dari itu semua akhirnya membuat cara pandang saya berubah. Bahwa suatu negara yang pernah dijajah bisa maju atau tidak bukan dipengaruhi negara mana yang menjajahnya.

Tapi karena faktor sumber daya manusia dan luas wilayahnya juga. Jika faktor sumber daya manusianya ini baik, luas wilayah besar atau kecil pasti bisa jadi potensi yang mereka manfaatkan untuk kemajuan negaranya.

Sayangnya hal diatas tidak dimiliki Indonesia, dimana Indonesia punya bonus demografi tapi tidak dengan mentalnya. Manusia² Indonesia nampaknya tidak bisa punya mental kolektif untuk maju bersama menjadi suatu negara yang besar dan maju, karena selalu sibuk dengan kelompok² nya sendiri.

Jadi wajar jika bangsa ini perlu effort lebih dan luar biasa untuk menjadi negara maju.

Ya itulah sih pandangan saya untuk saat ini. Seiring waktu pandangan saya berubah melihat apa yang terjadi. Tapi ini sekali lagi adalah pandangan pribadi saya ya.

Kalian punya pandangan lain? Bisa share dikolom komentar, jika ingin berkomentar atau terpancing dengan pendapat pribadi saya dan kontra. -cpr

#onedayonepost
#opini
#postpribadi

Posting Komentar

0 Komentar