Pernah punya teman kan atau orang yang kamu tahu, itu orang sibuk sekali kerja, "workalholic banget dia ini." Pagi, siang, sore kerja, ya entah itu kerja buat orang lain (karyawan), atau untuk usahanya sendiri (wiraswasta).
Jika dia ini single, sampai waktu me timenya itu habis untuk bekerja, ketika akhir pekan dan hari² biasa waktunya untuk pulang, dia masih sibuk dan nyaman di kantor untuk bekerja.
Jika dia ini sudah menikah, ya sama, jadi waktu dia sibuk dihabiskan di kantor untuk bekerja, atau bahkan "ngerjain orang lain", bikin susah atau merepotkan orang lain.
Ilustrasi, gambar diambil dari Google.
Pernahkah bertanya-tanya, apa sih alasan yang mendasari orang ini begini?
Nah sebelum bertanya untuk orang lain, bagaimana dengan diri saya, ada pada bagian mana?
Kalau saya ini bukan tipe yang workalholic, ketika wayahe harus overtime ya overtime, tapi ketika punya alasan lain, untuk me time, atau untuk keluarga itu bisa disesuaikan, karena saya masih berpikir bahwa "kita bekerja itu untuk keluarga dan diri sendiri, kalau pekerjaan mu tidak memberi kebahagiaan buat keluarga dan diri sendiri ya buat apa."
Oh ya, alasan kenapa orang sibuk bekerja dan atau workalholic banget ini, karena apa saja sih? Nah yang saya tulis di sini adalah atas penilaian saya pribadi, alias pendapat pribadi saya. Jadi kalau mau komplen atau menyanggah bisa tulis dikolom komentar ya.
#1 Sibuk Bekerja Karena Cari Uang Tambahan
Sibuk kerja ini macem², ada yang sibuk kerja pada satu kerjaan yang dia geluti, misalnya dia bekerja di sebuah perusahaan, entah sebagai karyawan kantor atau buruh. Ada juga yang sehabis bekerja dia masih cari sampingan, kerja lagi entah sebagai bartender kah, sebagai penyedia jasa apa lah. Intinya waktu yang ada 16 jam dia manfaatkan buat bekerja.
Tujuannya apa, cari pendapatan tambahan. Itu tujuan besarnya, ketika dia mengorbankan banyak hal pasti berharap sesuatu, yaitu pendapatan tambahan.
Bagi buruh pabrik, mengambil overtime adalah berharap pada uang lembur, begitu juga karyawan kantoran, uang lembur bisa jadi salah¹ sumber pendapatan. Sayangnya itu tak berlaku di tempat saya bekerja, instrumen ini ada, tapi ya biasalah itu, saya tak perlu membahasnya di sini.
Kalau yang bekerja lagi setelah bekerja, mengambil partime itu tentunya berharap gaji tambahan, karena gaji yang diperoleh dari pekerjaan utama tak cukup memenuhi kebutuhan.
Mungkin juga ada yang berusaha dengan berbisnis, pulang bekerja sibuk dengan bisnisnya, entah berjualan, berternak, berkebun dimana itu tak sekedar hobi tapi juga demi penghasilan tambahan.
#2 Sibuk Kerja untuk Waste Time
Untuk alasan poin #2 ini saya bagi menjadi dua lagi, yakni:
(1) Karena tidak punya banyak uang untuk me time atau refresing, jadi dia habiskan waktu untuk bekerja, dimana ketika dia bekerja dia gak habiskan banyak uang. Paling banter butuh minum, karena ketika orang sibuk bekerja, rasa lapar seperti terabaikan.
(2) Karena 'tidak punya keluarga'. Yang ini saya agak tendensius sih sebenarnya. Sebenarnya dia ini punya keluarga, tapi tidak dekat dengan keluarganya. Bisa karena memang secara nyata jauh dalam arti LDR, lainnya memang sama keluarga (istri dan anak) ini tidak akrab dekat. Sehingga, waktu yang paling mungkin adalah dengan dihabiskan bekerja.
Karena seharusnya, keluarga adalah bagian dari diri kita, tapi jika kita ini tidak merasa demikian, maka artinya keluarga itu sama seperti orang lain, sehingga yang terjadi mereka ya terabaikan.
Padahal pada waktunya nanti ybs. drop, sakit atau apapun, keluargalah yang akan menolong.
Namun hal ini terkadang ada yang kontra, karena realitanya memang seperti itu, dia merasa bahwa keluarganya tidak mendukungnya, sehingga dia memilih caranya sendiri dengan seperti ini (baca: sibuk bekerja untuk menghabiskan waktu).
#3 Sibuk Bekerja Karena Mengejar Karir atau Jabatan
Ini yang ke-3 ini sebenarnya hanya tambahan saja, sebenernya inginnya saya masukan ke poin #1 tadi, dimana bekerja itu untuk mencari pendapatan tambahan, misalnya lembur, jika kantor mu mengakomodir soal lembur.
Selain itu, orang yang sibuk bekerja itu bisa juga karena dia mengejar target tertentu, seperti karir atau jabatan tertentu. Menyelesaikan semua challengge yang dibebankan kepadanya, sehingga realisasi dari challengge itu adalah dasar atau bahan penetapannya untuk jabatan lebih tinggi.
#4 Sibuk Bekerja Karena Load Beban
Ada yang menghabiskan waktu hidupnya keambil untuk waktu bekerja. Manusia hidup sehari 24 jam, dimana 8 jam diambil untuk istirahat, 8 jam untuk bekerja normal, 8 jam lagi untuk melakukan serba-serbi.
Sisa 8 jam itu diisi untuk waktu dengan keluarga, untuk me time (pribadi), refresing/ hiburan.
Waktu serba-serbi sebanyak 8 jam inilah yang pada akhirnya sering diambil untuk kompensasi dari pelimpahan load beban kerja di kantor, karena tidak habis dikerjakan diwaktu kerja normal, waktu 8 jam inilah yang kerap diambil. Alhasil, karena 8 jam waktu serba-serbi ini diambil, pada akhirnya 8 jam waktu istirahat pun kerap diambil.
Seharusnya ketika porsi waktu ini diambil, seharusnya ada kompensasi lain, yang disebut lemburan, namun kadang ini seringnya jadi gak jelas. Malah kadang overtime ini dinilai adalah kewajiban karena ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan di waktu normal.
Tapi tahukah, sebenarnya pekerja keras dan workalholic itu berbeda lho!
Workalholic itu merupakan kondisi dimana seseorang dengan keinginan tak terkendali untuk bekerja tanpa henti. Meskipun bukan termasuk gangguan jiwa, namun bukan berarti hal ini bisa disepelekan.
Segala sesuatu yang berlebihan pastinya tidaklah baik, bagi kesehatan, bagi kehidupan sosial, bagi mental si yang bersangkutan juga, walaupun dengan gila kerjanya ini seperti memuaskan dahaga dalam dirinya.
Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh seorang psikolog asal Amerika Serikat bernama Wayne Oates pada tahun 1971.
Berikut ini beberapa ciri workalholic, dari ciri ini kalian bisa tarik kesimpulan sendiri soal apa yang saya bahas tadi di awal² postingan ini, apakah ada ciri² itu dalam diri kamu?
#1 kesibukan meningkat tanpa ada peningkatan produktifitas (kerja tanpa ada hasil)
#2 bekerja lebih lama, lebih banyak hanya sebuah obsesi semata
#3 tidak pernah merasa puas atas pekerjaan yang sudah dilakukan, karena anggapan seorang workalholic itu hebat
#4 berkerja untuk mengurangi perasaan bersalah, depresi, cemas berlebih, hingga putus asa
#5 sudah mengabaikan saran dari orang lain atas pilihannya ini
#6 bekerja sebagai sarana pelarian dari suatu masalah
#7 merasa tertekan jika tak bekerja
Adakah salah¹ ciri itu dalam dirimu?
Hmm, kalau saya sih, ada gak ya, kayanya sih gak ya, saya ini memilih bekerja karena gak ada kesibukan lainnya saja, tapi itu juga bukan suatu keseringan, ada kalanya saya ingin berhenti bekerja dan menikmati me time.
Kalau kalian, terlalu sibuk bekerja atau menyibukkan diri dengan bekerja untuk alasan apa?
Segitu saja postingan saya kali ini. Ya tulisan ini dibuat ketika mengisi waktu saat meeting bulanan, kepala penat, pusing dengan banyak tugas yang belum selesai karena gak cukup waktu dengan segala macam tugas, tapi sumber daya yang bisa diandalkan tidak sesuai harapan. Refresing saya hanya dengan ngeblog.
Tapi jangan dipikir ngeblog itu jadi kerja keras ya. Saya gak menjadikan blog ini sampingan atau sumber pendapatan, ngeblog adalah sarana sayabuat catatan sejarah untuk diri saya sendiri. Karena ketika nanti usia tak lagi ada, hanya ini yang tersisa. -cpr-
"Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belangnya, manusia mati meninggalkan blognya!"
2 Komentar
hahhaahha, ngakak deh, di bagian kata2 peribahasanya, "manusia mati meninggalkan blognya" sungguh tak ada apapun yang mesti ditinggalkan selain blog satu2nya. hahahaha.
BalasHapusJujur itu terinspirasi dari blog agan, penuh puitis, jadi ikut pake premis² peribahasa hahaha, belum bisa berpuisi, jadi berpolitisasi 😅
HapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6