Nostalgia Obat Nyamuk Bakar, Nyaris Mengantar Musibah

Semalam saya ngepost diblog saya yang lain, ketika saya baru membeli obat nyamuk bakar. Barang yang terakhir saya gunakan itu bertahun-tahun yang lalu, mungkin ketika saya masih kecil, saya masih usia² sekolah, dan belum mampu membeli barang itu dengan uang saya sendiri.


Semalam saya sudah mampu membelinya dengan uang saya sendiri. Hmm, agak lebay dan hiperbola sih ya.

Harga obat nyamuk bakar berapa sih?

Ya elah cuma Rp 5.000,- perak doang, sampai segitunya gak pernah membeli setelah bertahun-tahun.

Sebenarnya bukan itu sih masalahnya, bukan soal mahal dan murahnya. Tetapi dulu ketika saya masih kecil, obat nyamuk bakar berhenti keluarga saya gunakan karena suatu hal. Pengalaman yang hampir saja membuat keluarga kami nyaris menjadi tunawisma.

Bagaimana ceritanya?


Nyamuk itu memang serangga yang menyebalkan dan mengganggu. Kalau sekedar nyamuk biasa masih okelah, tapi kalau sudah nyamuk aides agypti itu bahaya, terus nyamuk anopeles penyebab malaria itu bahaya juga.

Meski gak berbahaya, nyamuk rumahan itu mengganggu kenyamanan kita penghuni rumah, tidur jadi gak tenang karena si nyamuk menyedot darah kita, bikin gatal dan akhirnya buat tidur malam jadi gak nyaman.

Untuk menghalau atau membasmi nyamuk² ini keluarga saya menggunakan beberapa cara, dari menggunakan kelambu, jadi di kamar² itu dipasangkan kelambu atau tudung jaring² kasa, supaya si nyamuk gak masuk ke area tempat tidur kita.

Namun pakai cara ini ada yang membuat tidak nyaman yaitu ada rasa panas, gerah, walau padahal tetap pakai kipas angin.  Tahulah bagaimana tinggal di kota pesisir pantai Utara yang sangat tropis, hawa panasnya berasa, apalagi kita tinggal di rumah perumnas dengan tinggi atap plafon yang relatif pendek.

Cara lain yang kita gunakan adalah dengan obat nyamuk sprot alias spray. Nah ini memang cukup efektif membunuh si nyamuk, tapi secara gak langsung sebenernya membunuh kita juga penghuni rumah.

Kemudian sisa spray obat nyamuk itu kan jadi partikel kecil² menempel ke alat² makan, bantal, guling atau benda² keseharian kita yang memungkinkan untuk kehirup apa tertelan. Hmm racun lho itu.

Baca juga:   Obat Pengusir Nyamuk

Selain beracun tadi, spray ini pun tidak begitu efektif ketika rumah kita punya banyak ventilasi dimana tidak disertai kawat ram nyamuk, jadi nyamuk dari luar bisa masuk kembali ketika efek spraynya sudah selesai, artinya udaranya sudah kembali bersih lagi.

Cara lainnya adalah menggunakan obat nyamuk bakar. Cara ini sebenarnya cara turun-temurun yang digunakan banyak keluarga. Termasuk dari keluarga ibu saya, menggunakan obat nyamuk bakar bukan hal asing.

Resiko menggunakan obat nyamuk bakar adalah kebakaran, karena bara api dari bakaran obat nyamuk ini bisa jadi potensi munculnya api jika terkena bahan² yang mudah terbakar. Resiko lalainya penghuni rumah pun sangat tinggi. Tak heran kala itu penyebab kasus musibah kebakaran rumah terjadi diakibatkan kelalaian menempatkan obat nyamuk bakar ini.

Keluarga saya pun hampir mengalami masalah ini, dan nyaris kami menjadi tunawisma.

Nostalgia Nyaris Jadi Tunawisma
Pada suatu malam, ya malam biasa. Pas jam belajar, supaya kita nyaman tidak diganggu nyamuk, dinyalakan lah obat nyamuk bakar.

Obat nyamuk bakar ini ditaruh di bawah meja, tidak dibawahnya langsung, tapi sebelah meja, jadi tidak masuk ke kolong meja belajar. Ditaruh di sana supaya nyamuk² yang mengganggu bagian kaki bisa pergi.

Setelah selesai belajar, obat nyamuk bakar tetap menyala, karena produk ini didesign tahan beberapa jam hingga pagi tiba. Tiba waktunya tidur, kebetulan malam itu kita semua tidur dalam satu kamar, karena di tempat tidur penuh, saya dan adik saya tidur di lantai, beralas kasur tipis.

Karena panas, tidur di lantai adalah suatu kesenangan tersendiri buat saya dan adik saya saat itu. Bahkan sampai sekarang, saya lebih senang tidur tanpa menggunakan kasur atau dipan.

Obat nyamuk bakarnya saat itu masih diposisi yang sama, hanya saja ketika kami tidur di lantai, seharusnya obat nyamuk itu dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, tidak tersenggol apapun, atau tertimpa apapun.

Kami semua lalai dan gak memperhatikannya. Kami tidur seperti biasa. Ya jaman kita kecil, kalau tidur itu pasti pindah², geser², guling sana-sini,  bantal kemana, guling kemana.

Gak sengaja, itu bantal guling mulai mendekat ke obat nyamuk bakar itu, seiring dengan pergerakan tidur kami ini yang gak karuan, si bantal dan guling makin tergeser mendesak obat nyamuk bakar itu bergeser masuk ke kolong meja belajar.

Jadi ini hanya rekaan adegan yang mungkin terjadi, karena kenyataannya saat itu saya dan adik saya tidur dan gak menyadari apapun, begitu juga dengan kedua orang tua, sama² kita semua tidur nyenyak.

Namun setelah kejadian baru kita mulai analisa dan itulah yang saya ceritakan kembali di sini.

Si obat nyamuk itu posisinya sudah terdesak ke kolong lemari, tertekan dengan bantal dan guling, sudah mojok posisinya. Saya memang punya kebiasaan, kaki itu senang ndusel² ke tempat sempit. Gak sengaja kaki saya itu mendorong bantal makin mepet dengan obat nyamuk bakar, akhirnya membuat si bara api itu mulai membakar bantal guling.

Bantal guling pada masa itu menggunakan kapuk, dilapis kain. Api meskipun hanya bara tetap saja api, perlahan-lahan bantal dan guling pun terbakar, kapuknya di dalamnya pun mulai dimakan api bara.

Asap² tipis hasil bakaran mulai nyebar di ruangan kamar, bercampur dengan bakaran dari obat nyamuk itu sendiri. Bedanya bakaran dari  kapuk dan kain pasti berbau sangit, membuat sudah mulai sulit bernafas, karena udara bersih mulai berkurang.

Saat itu saya dan adik saya masih belum sadar bahwa bantal guling sudah posisi terbakar. Sampai saat kaki saya kembali ngusel ke bantal guling tadi, yang sudah terbakar bara. Kaki saya mulai kerasa panas, terkena bara api kapuk dan kain yang sudah mulai digerayangi api.

Di situ saya merasa kepanasan dan mulai tersadar, untung saja saya sadar lebih cepat, dan kaget bukan kepalang karena asap sudah tebal  dan bantal gulingnya sudah habis 15%.

Akhirnya dibangunkan lah semua anggota keluarga dan kaget dengan keadaan ini. Kita semua bersyukur kita tahu lebih awal, jika tidak api sudah kemana-mana, maka bisa kebakaran rumah kita. Secara, itu di atasnya adalah lemari kayu, ketika bantal guling yang terbakar bara itu makin besar dan merembet membakar kayu, maka bahan untuk membesarkan api makin banyak dan bisa terbentuk api yang sesungguhnya.

Bantal guling yang terbakar itu akhirnya dikeluarkan dari kamar, lalu disiram air dan dipadamkan.

Waktu itu kita semua shock, deg²an, dan sekaligus bersyukur semua jadi satu. Yang tadinya ngantuk, ketika mengetahui kejadian ini dan kita terbebas dari musibah, langsung mata melek dan merasa bersyukur sekali. Bayangkan saja jika kebakaran, entah kita semua sadar atau tidak, bisa saja kita jadi korban mati kebakaran itu, atau bisa saja selamat tapi akhirnya jadi tunawisma dan langsung auto gembel.


Obat nyamuk bakar ini sangat amat membawa saya ke nostalgia masa lalu. Selain dari cerita tadi, aroma bakarannya membawa saya mengingat suasana dulu, ketika berkunjung ke rumah mbah (ibu dari ibu saya), atau saat berkunjung ke rumah saudara yang lain, yang masih menggunakan obat nyamuk bakar.

Saat itu obat nyamuk bakar tidak seperti sekarang, dulu baunya yang tajam dan sangat kimia sekali. Kalau sekarang tidak, obat nyamuk bakar itu sudah seperti aroma terapi, padahal resiko racunnya ya tetap sama.

Tapi aroma bakarannya tetap tidak membuat saya lupa tentang kenangan² dulu ketika masih kecil. 


Ya begitulah kira² sharing cerita dari saya, ketika setelah bertahun-tahun kembali lagi menggunakan obat nyamuk bakar.  -cpr-


Posting Komentar

0 Komentar