Nonton piala dunia tahun 2022 ini membosankan dan malasz tidak seuforia piala dunia periode² sebelumnya. Entah kenapa?
Pertama mungkin karena gak ada Italia disana yang jadi tim favorit saya. Kedua memang saya gak begitu suka sepakbola, tim favorit tidak ikut jadi gak ada alasan buat nonton juga.
Piala dunia tahun ini dilakukan di Qatar, pertama kalinya ajang piala dunia dilakukan di tanah Arab, ya bagus dalam sejarah.
Namun piala dunia kali ini kayanya tim² yang bertanding gak fokus pada inti olahraganya, mereka kan mau bertanding bola ya, harusnya yang difokuskan itu adalah bolanya, sisi sportifitas baik pemain dan penonton, sekalian mengedukasi penonton ricuh yang terjadi di Kanjuruhan kemarin. Kemudian edukasi buat Panpel dalam mengadakan event sepakbola.
Contoh paling bagus itu soal lingkungan, yang dicontohkan suporter Jepang dimana disetiap ajang bola, mereka selalu rajin munguntin sampah, dimana pun mereka jadi suporter tim nya.
Lha ini, negara² macam Inggris, Jerman, dan Denmark ancam boykot FIFA, gara² larangan kampanye LGBT. Haduh, ngapain juga ya. Ini sepakbola, fokus saja dengan olahraga, gak perlu ikut urusan 'politik'.
LGBT itu gak perlu dipusingkan. Mereka terlalu mengangkat paham yang salah. Seharusnya sisi kemanusiaannya saja, bahwa tidak yang boleh mendiskriminasi manusia dengan alasan apapun. Gak perlu mengangkat LGBT di sana, beda forum.
Paham LGBT ini tidak bisa diterima dibanyak negara, tapi bukan sisi kemanusiaannya, ingat ya, mohon dipisahkan, yang diperjuangkan adalah sisi kemanusiaannya. LGBT perlu diluruskan dikembalikan ke jalan yang benar, ini penyakit dan masalah mental. Ranahnya bukan diolahraga, fokus saja lah dengan pertandingan.
Kalau saya jadi FIFA, mau cabut ya silakan saja, itung² nambah sejarah persepakbolaan, mundur gara² kampanye pelangi 🌈 #lucu
Jerman yang memprotes dengan style berfoto tutup mulut akhirnya kalah, dihajar Jepang. Andaikan fokus, Jerman bisa tampil jauh lebih baik.
Aksi kampanye seperti ini gak hanya dilakukan oleh pemain bola, tapi juga suporternya, dari suporter kroco sampai pejabat negara ikut andil dalam kampanye² LGBT ini.
Sangat disayangkan sih ya. Jadi malas nonton juga, wes bodo amat dah itu yang mau kampanye. Tinggal kembali ke suporter atau fans yang masih melihat sepakbola layak jadi tontonan olahraga atau panggung politik. Kalau muak ya mending gak usah ditonton.
Tonton saja olahraga yang lain, bulutangkis. Ya sejauh ini belum ada politik pelangi mulai merusak olahraga ini. Mudah²an politik pelangi 🌈 tidak menjangkiti olahraga lain. Biar ini segera disembuhkan, mereka yang punya masalah kejiwaan ini bisa segera ditangani.
Intinya begini, gak usah bawa² 'politik' di dalam olahraga, kalau mau singgung, singgung sisi kemanusiaan tanpa membawa² 'politik' itu, soal perang misalnya tak perlu bawa² negara yang berkonflik, tapi lihatlah korbannya, mengheningkan cipta untuk para korban dan penggalangan dana itu lebih baik daripada urusan dukung mendukung, yang perlu didukung adalah bagaimana mendukung kemanusiaan.
Soal HAM, kini sudah lari ke ranah politik jadi singkirkan lah dulu, kembali ke intinya saja dulu jangan diskriminasi, yang sakit ya berobat dan jangan nyebarkan paham ke yang sehat ya. Yang sehat saling menjaga agar mentalnya tetap sehat dan sebarkan kesehatan mental ke orang lain, terutama yang sakit ini.
Jadi negara² besar itu mau boykot piala dunia, silakan saja, Monggo, kita tidak butuh anda dalam sepakbola ini jika hanya menjadikan lapangan sepakbola panggung politik. -cpr-
2 Komentar
Denmark mengancam akan cabut dari FIFA, hmm 😅, semasuk akal itukah, sampai segitunya ...
BalasHapusBelgia, Jerman sudah tersingkir ...
BalasHapusTinggal negara pelangi 🏳️🌈 lain mana², yang gak fokus main bola pulang saja.
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6