Berharap BSU Pemerintah 2022, Imbas Kenaikan BBM

Berharap mendapatkan BSU pemerintah jadi harapan yang dianggap realistis saat ini. Walaupun jika melihat diri, secara kelayakan bisa dikatakan tidak layak mendapatkan, tetapi jika menilik syarat² yang diberikan berdasarkan data yang dilaporkan pemberi kerja ke lembaga terkait ya selayaknya dapat sih.

Ini serupa dengan bantuan sosial yang pernah pemerintah berikan beberapa tahun lalu, kala itu bantuan yang diberikan sekitar 1,2 juta, dan tahap pertama saya berhasil mendapatkannya, hanya tahap kedua tidak begitu beruntung.


Periode pertama itu sewaktu 2020, periode kedua itu sewaktu 2021, tautannya saya bagikan di bawah ini, dimana yang kedua saya gak dapat kalau gak salah, bulan² pembagiannya ya kisaran Agustus.


Kebetulan tahun 2022 ini pemerintah memutuskan keputusan sulit dengan menaikan harga BBM. Saya pribadi jujur ya terdampak dengan kenaikan ini, saya pengguna BBM bersubsidi pertalite, dimana kenaikannya cukup lumayan, dari 7.650,- menjadi 10.000,- per liter.

Sebenarnya inginnya saya menggunakan pertamax atau bahan bakar lebih dari itu tetapi apa boleh buat, penghasilan saya gak sanggup untuk membelinya, jika dipaksakan maka ekonomi saya bisa koleps.

Perusahaan tempat saya bekerja selama beberapa tahun terakhir tidak menaikan penghasilan karyawannya karena alasan ekonomi yang sedang sulit. Alhasil mau tidak mau bertahan dengan kondisi yang ada.

Kenaikan BBM ini jelas jadi kendala tersendiri, otomatis menggerus anggaran belanja dan konsumsi rutin.

Ketika pemerintah memberikan 'angin surga' dengan BSU sebesar 600.000,- siapa yang gak kepingin. Meskipun secara kondisi saya tak layak mendapatkan, namun pemberian BSU ini punya syarat dan ketentuan berlaku dimana berdasarkan syarat itu termasuk yang berhak. Koq bisa? Ya bisa, karena biasalah ada 'trik' dalam pelaporan informasi, biasanya begitu umum terjadi, dimana gaji yang dibawa pulang karyawan itu dipecah ke dalam komponen² tidak tetap sehingga membuat secara data karyawan itu mendapatkan penghasilan yang kecil dan itu memenuhi persyaratan.

Hmm, lalu untuk apa saya membuka aib?

Saya gak ambil pusing dengan ini, karena saya realistis membutuhkan bantuan ini, ya sebagai imbalan 'pengganti' gaji yang tak kunjung naik.

Bahkan diluar sana banyak yang lebih tak berhak lagi bisa mendapatkan, dan apa yang saya dapatkan ini tidak seberapa, dan jauh dari apa yang mereka dapatkan. Ketika dilihat ketidaklayakan, ada yang jauh lebih tak layak dari saya.

Saya lebih berpikir realistis saat ini, dimana saya membutuhkan. Jika penghasilan saya mampu untuk membeli BBM non subsidi misalnya pertamax pasti akan saya lakukan, masalahnya kemampuan saya hanya bisa membeli pertalite saat ini.


Demi mendapatkan bantuan ini saya berusaha dengan membuat rekening bank pemerintah, saya coba buat BRI, BNI dan BTN, namun sayang gagal. Saya buat melalui aplikasi buat rekening online, akhirnya hanya Mandiri yang bisa.

Tapi saya cukup senang, karena momen BSU ini saya jadi bisa punya rekening bank Mandiri dan saya cukup senang menggunakan rekening sistem online (menggunakan aplikasi) dari bank ini. Saya berencana memelihara rekening bank ini untuk menyimpan dana tabungan atau apapun.

Setelah punya rekening lanjut pendaftaran via website. Saya lakukan 2x mengecek via website dan mendaftarkan via manual, yakni melalui kolektif HR GA yang kemudian mensubmit ke BPJS TK kabupaten.

Seiring waktu, pencairan dilakukan, teman² di kantor yang lain sudah cair, bahkan yang mendaftar belakangan sebelum saya pun cair lebih dulu.

Hmm mulai panik deh, mulai deh kecewa, wah bener² gak dapat, sepertinya 'ketauan' memang tak layak secara persyaratan untuk mendapatkan nih. Sampai akhirnya   waktu berjalan, dana BSU teman² yang sudah cair duluan malah sudah habis, saya tidak juga dapat.

Sebenarnya ada beberapa rekan lain yang memang layak dapat juga belum kebagian. Saat itu saya sudah pasrah, ya sudah lah.

Meski begitu saya tetap melakukan analisa, why? Walau pasrah tapi dalam hati kecil masih saja ingin berusaha. Karena jujur saja saya butuh dana tambahan ini, sebagai pengganti kesejahteraan Yang gak bisa kantor saya berikan.

Dugaan jatuh pada nama di KTP yang tidak sesuai, ejaan nama "Leopold" seharusnya ditulis digabung namun KTP saat itu dan yang saya gunakan selama ini ejaan nya dipisah "Leo" dan "Pold". Data ini tidak sama, ada yang pisah ada yang gabung. Mungkin karena inilah proses validasi jadi terganggu, akhirnya menggunakan cara manual, tidak bisa sistem online langsung transfer, karena ada perbedaa  ejaan data nama ini.

Saya pun mengurus perbaikan data di KTP dan selesailah, kini saya punya KTP yang baru dengan ejaan yang sesuai.

Untuk mengobati BSU yang gak cair ini, saya coba memanfaatkan fasilitas BPJS KS, yakni klaim kacamata.


Selain itu untuk mengobati BSU yang gak cair saat itu,  saya akhirnya kalap membeli manual brew coffee. Sejak saat itu pula saya jadi penghobi kopi tapi bukan yang datang ke cafe, tapi buat sendiri dan nikmati sendiri.

Beberapa postingan saya ada di gaksukalapar.id, untuk pelepasan kecewa karena BSU gak cair pada saat itu.


Gak lama saya dapat informasi angin segar dari HR GA, bahwa karyawan yang belum dapat pencairan BSU masih bisa punya kesempatan, yakni melalui PT Pos.

Jadi BPJS TK dan pemerintah bekerja sama selain dengan bank pemerintah  juga bekerja sama dengan PT Pos dalam penyalurannya. Bagi yang belum cair bisa coba mengecek ke kantor pos.

Hal ini saya lakukan dan hasilnya, BERHASIL CAIR!!!

Uang sebesar Rp 600.000,- akhirnya cair juga. Caranya dengan datang ke kantor pos, membawa KTP dan kartu BPJS TK terdaftar, dan di sana ternyata cukup menunjukan KTP, registrasi berhasil dan penyerahan uang itu dan foto sebagai bukti penerimaan.

Ini dia dokumentasi setelah pencairan, ini sebenarnya dokumentasi dari teman yang lebih dulu mencairkan, saya gak sempet foto karena langsung ditelepon atasan, karena keluar ambil BSU gak ijin dulu.

Akhirnya penantian setelah beberapa waktu cair juga. Sangat membahagiakan, terima kasih pemerintah, terima kasih sekali lagi. Dana ini cukup memberikan angin segar untuk anggaran belanja bulan ini.

Walaupun anggaran tambahan ini hanya bertahan tidak sampai 2 pekan. Ya mau gak mau, bulan ini lagi banyak jajan karena lapar.

Saya sengaja menuliskan catatan ini untuk sebagai tanda, peringatan sekaligus ketika dilain waktu ada rejeki tambahan seperti ini lagi, saya bisa bercerita tentang pengalaman sebelumnya lebih detail karena tercatat.

Segitu saja deh sharing soal BSU periode 2022 kali ini. Akankah ada BSU periode selanjutnya? -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar