Tiba juga Tri Hari Suci, malam ini masuk Kamis Putih, waktu peringatan kenangan ketika malam sebelum Yesus sengsara, malam dimana Yesus mengajarkan kita tentang perjamuan atau ekaristi yang kita kenangkan selalu setiap kali kita misa. Dimalam ini juga peringatan ajaran Yesus tentang bagaimana kita melayani, bukan karena kita hamba, bahkan ketika kita punya posisi yang tinggi sekali, Yesus mengajarkan kita untuk mau melayani, seperti yang Yesus tunjukan saat pembasuhan kaki. Malam ini pula kita diajarkan oleh Yesus untuk berjaga-jaga, tetap setia dalam doa, Yesus berdoa di Taman Getsemani, sebelum Dia dijemput para algojo.
Masih banyak pesan² yang Yesus sampaikan dimalam ini. Ingatkah kita akan itu semua?
____
Ups ini harusnya bahasan untuk blog saya yang lain, yaitu Taize Naturality. Di sini saya gak akan bahas itu, karena saya akan bahas soal suasana Kamis Putih di Paroki Bunda Maria Cirebon.
Paskah 2022 ini saya mudik pulang kampung ke kota kelahiran. Sangat jarang sekali saya pulang saat Paskah, lebih sering saya pulang ketika Natal.
Malam ini saya ikut misa yang jam 21:00, Gereja Bunda Maria Cirebon mengadakan 3x misa, yaitu jam 15, jam 18, jam 21.
Kebetulan ibu saya dapat tugas koor di misa ini, dan saya bertugas menemani beliau, jadi supir ojek beliau nanti ketika pulang. Belum lagi teguran lingkungan rumah saya dapat giliran yang malam.
Sekitar jam 20:00 saya sudah berangkat gereja, dan gereja sudah ramai. Meski ini misa ke-3, cukup banyak juga umatnya. Sejak covid19 kapasitas gereja itu diperkirakan 200 orang per sekali misa. Itu perkiraan saja sih ya, hasil menanyakan ke panitia gereja.
Satu jam sebelum misa gereja sudah cukup ramai, banyak umat yang rela menunggu satu jam untuk mendapatkan tempat duduk di dalam gereja. Memang tidak begitu banyak, karena ini misa ke-3, tidak seramai yang pertama dan kedua pastinya sih.
Saya melihat banyak perubahan yang terjadi di gereja ini, sejak covid19, gereja dituntut untuk memodernisasi fasilitasnya, misa online dan fasilitas pendukung protokol kesehatan disiapkan. Penulis lihat unit kamera untuk merekam video misa online tersedia di beberapa titik. Kemudian, sebelum misa dimulai prosedurnya, jendela dibuat terbuka, supaya udara segar dari luar masuk, menjelang mendekati misa jendela dan pintu ditutup, kemudian kipas angin besar di plafon gereja dinyalakan, kipas² kecil di sisi gereja juga dinyalakan, gak lama baru AC stand nyala. Mungkin ini membantu agar AC tidak terlalu memaksa membuat ruangan gereja dingin. Setelah AC berfungsi barulah kipas angin dimatikan.
Misa Kamis Putih kali ini dipimpin oleh romo tamu. Ketika lonceng gereja berbunyi, ingatan saya dibawa ketika jaman saya masih menjadi misdinar, dimana misa besar seperti ini jadi impian setiap tahun.
Misa berjalan dengan lancar, dari awal, pertengahan hingga akhir. Hanya ada beberapa catatan sih, nampaknya perubahan TPE lama ke baru jadi masalah pembelajaran bersama baik umat dan romonya, nampak romonya juga masih keder dengan note nada dari TPE baru.
Kemudian ketika akhir perayaan, saat setelah perarakan Sakraman Mahakudus, biasanya ada kidung pujian di depan Sakramen Mahakudus yang telah dibawa keliling gereja, tapi ini tidak ada, bagian ini terlewatkan.
Sepulang gereja, karena misa yang diikuti adalah misa ke-3, maka jadwal tuguran pun sudah dekat, sekitar jam 23:20 lingkungan dimana saya tinggal dapat jadwal tuguran. Tuguran dilakukan di Taman Budaya Hati Tersuci, di depan altar salib Yesus.
Sepulang tuguran ini saya sempet bertemu dengan teman lama jaman SD bersama keluarganya. Melihat suasana ini agak gimana gitu, ya banyak generasi² dibawah saya dulu ketika mereka masih kecil² sudah berkeluarga semua, sedangkan saya, masih saja senyum² sendiri ☺, diujung senyum tinggal tertawa.
Tidak banyak umat lingkungan yang berpartisipasi, ya ini yang masih kurang, sama seperti di gereja² lain, ya sama seperti saya ketika di Pandaan pun tidak ikut karena ketidaktahuan dan mau ikut karena tidak tahu harus ikut lingkungan mana. Mungkin kebanyakan umat berpikir hal yang sama. Hanya yang emang aktif saja pasti tidak melewatkan ibadat ini.
![]() |
Ngeblur karena fotografernya tremor, ya mau gimana lagi, setidaknya ada dokumentasi. |
Saya tidak banyak ambil dokumentasi pada misa kali ini, bahkan foto keluarga saja hasilnya tidak memuaskan, tapi tidak apa daripada tidak ada sama sekali.
Segitu saja sih catatan dihari Kamis Putih tahun ini. Semoga bisa jadi catatan nostalgia saya untuk waktu yang akan datang. -cpr-
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6