Lingkungan Membantu Untuk Belajar, Jika Didukung Niat

Saya tipe orang yang sebenarnya tidak mau ribet, inginnya praktis, simpel, mudah dan gak perlu repot². Tapi ada satu hal yang membuat itu semua tidak terjadi, what it? Itu karena saya bukan sultan, saya dilahirkan sebagai warga biasa dimana hidup harus diusahakan dan semua itu tidaklah mudah.

Akhirnya ya terbiasa dengan itu semua, walau ketika ada pilihan yang simple, saya bisa saja ambil pilihan itu. Tapi jika terpaksa harus ribet pun ya saya lakukan.

Apa yang saya tulis ini terispirasi dari apa yang dirasakan, bahwa benar pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan itu membantu membentuk pribadi seseorang, baik langsung maupun tidak, selain dari pengaruh sosialisasi primer (dalam keluarga).

Katanya, jika seseorang berada di lingkungan yang baik maka dia akan terbawa jadi baik, begitupun sebaliknya. Tapi tidak menjamin rumusannya akan terjadi seperti itu, kembali ke diri masing², punya prinsip atau tidak. Hal yang baik tentunya bisa diserap dengan baik, jika dirasa perlu untuk membuat jadi pribadi lebih baik, karena tujuan utama adalah kebaikan bukan sebaliknya.

Ini saya peroleh ketika pelajaran sosiologi dan antropologi ketika SMA dulu, ya ini yang masih saya ingat sampai sekarang, soal sosialisasi primer dan skunder. #justintermesso

Di lingkungan yang baru ini, jalan 3+ tahunan di sebuah kecamatan di kabupaten di Jawa Timur saya banyak dapat pelajaran. Bergaul dengan banyak orang dengan latar belakang berbeda-beda, orang² Jawa Timur yang jauh dari ibukota.

Yang mau saya bahas di sini adalah soal kebiasaan anak² rantau di sini adalah mandiri, seperti lagunya Chaca Andhika, "masak-masak sendiri, tidur, tidur sendiri, cuci baju sendiri, makan pun sendiri ... 🎢🎡"

Kebiasaan berada di lingkungan ini membuat saya pun akhirnya terbiasa. Sebenarnya dulu sewaktu di Purwokerto 5+, kemudian di Jakarta 8+ juga pernah masak, namun berbeda dengan kali ini di sini, di sini saya akses ke pasar bisa setiap saat, sedangkan di Jakarta waktu saya habis dan lelah di perjalanan. Kalau di Purwokerto, harga masakan beli jauh lebih murah daripada masak sendiri.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Akhirnya karena lingkungan yang terbiasa mandiri, untuk suplai makanan harian diperoleh dengan masak sendiri, akhirnya saya terbiasa. Walaupun awalnya saya tak berniat mengumpulkan perabotan, namun larena tuntutan ekonomi mau gak mau saya harus mengumpulkan perabotan guna penghematan biaya hidup per bulan.

Blender, Magicom, Kompor, hingga yang terakhir Kulkas akhirnya bisa kebeli. Dengan perabotan itu semualah tuntutan saya untuk bisa masak sendiri harus bisa. Mau tidak mau saya harus belajar, mau ribet dan menyediakan waktu lebih awal untuk bersiap masak-memasak.

Repot? Ribet? Jawabnya ya iya, tapi ini tuntutan hidup saya saat ini. Tapi saya coba memikirkan sisi yang lain, apa itu?

Tidak semua cowo itu mau melakukan aktivitas seperti ini, ketika mereka memutuskan menikah dan berumah tangga, mereka mendaulat diri mereka hanya sebagai kepala rumah tangga, bukan partner dalam berumah tangga. Saya memilih 'jalan ninja' seperti ini, ya ini yang bisa saya banggakan, ketika nanti pasangan kita terbantu dengan skill yang kita punya, walaupun ya tidak selihai yang utamanya.


Lingkungan sekitar saya yang membentuk pola pikir saya menjadi berbeda dengan kebanyakan cowo. Ya ada yang bilang, laki² turun dapur = banci. Hmm, saya rasa itu tidak, kini jaman sudah berubah, acara Master Cheff di televisi banyak mengubah pola pikir, bahkan sekarang ya banyak juga cowo² yang mendaulatkan dirinya sebagai cheff dadakan. Why not? Tidak ada masalahnya, mereka punya 'jalan ninjanya' masing².

Pada intinya semua kembali bergantung pada niat, jika lingkungan dimana anda berada disituasi yang seperti itu, tetapi niat dalam diri tidak ada ya tidak akan mengubah apa², semuanya kembali ke niat seseorang yang menjalaninya.

Niat saya adalah mengasah ilmu saat ini supaya jadi partner terbaik dalam hidup, untuk teman hidup saya kelak. Jadilah partner yang bisa diandalkan, meski tidak bisa sempurna disemua lini, paling tidak ada sesuatu yang bisa dibanggakan, jadilah yang terbaik untuk orang yang kamu sayangi. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar