Mengenal Cara Tanda Salib Katolik

Semua orang Kristiani mengenal apa itu salib. Salib pada awalnya adalah sebuah tanda kehinaan, namun setelah Yesus wafat di kayu salib, salib jadi simbol atau tanda kemenangan, karena melalui salib, Yesus mengalami proses menuju kebangkitan, kemenangan Nya atas kematian.

Salib menjadi simbol kemenangan melawan segala yang jahat. Merupakan perwujudan Tritunggal yang kita imani, Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Tapi tidak semua orang Kristiani menggunakan simbol tanda salib ini. Kalau orang Katolik itu sudah pasti mengenakan "tanda salib" sebagai pembuka dan penutup sebuah doa. Sedangkan orang Kristen Protestan tidak melakukan itu, ini jadi salah satu pembeda juga antara orang Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Tapi kali ini kita tidak membahas itu, tapi lebih ke soal pembuatan tanda salib dan pemaknaan simbolnya.


Sejak kecil saya diajari tanda salib itu begini: Demi Nama Bapa (tangan ke atas - dahi lalu turun ke dada/ perut) dan Putera (tangan ke kanan - pundak kiri) dan Roh Kudus (tangan ke kiri - pundak kanan). Namun ada yang melakukannya lain, salahkah itu? Catatan ini akan membahas hal ini dari berbagai sumber yang saya temukan.

Jadi begini ....

Ilustrasi, bersumber dari postingan IG @lawrencetjandra,The Holy City Jerusallem 

Cara tangan ketika membuat tanda salib pun berbeda, diantara doneminasi Katolik. Untuk Katolik Roma, tanda salib dibuat dengan tangan terbuka, tangan kanan dengan posisi semua jari terbuka menempel ke dahi. Diawali menyentuh dahi (dalam Nama Bapa / In Nomine Patris), lalu perut/ dada (dan Putera / et Filli), menelusuri bagian vertikal salib. Dari perut, angkat tangan ke pundak kiri (dan Roh / et Spiritus) lalu ke pundak kanan (Kudus / Sancti).

Gereja memaknai kelima jari yang menempel ke dahi adalah lima luka di tubuh Yesus. Luruskan jari telunjuk dan jari tengah sebagai lambang persatuan Yesus dan manusia. 

Sedangkan untuk Ortodoks dan Bizantin, menempatkan ibu jari dan dua jari pertama bersama pada satu titik, dan dua jari terakhir menempel di telapak tangan. Ortodoks memaknai cara itu bahwa tiga jari bersama-sama melambangkan Tritunggal Mahakudus - Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dan dua jari di telapak tangan melambangkan dua kodrat Kristus. Diawali dengan menyentuh dahi, lalu perut menelusuri vertikal salib, dari perut angkat tangan ke pundak kanan lalu ke pundak kiri.


Lalu kapan kita melakukan tanda salib?

+ Saat sebelum dan sedudah berdoa.

+ Saat mendengar ambulans / kabar duka.

+ Saat memasuki / melewati Gereja Katolik (menghormati Yesus Kristus di tabernakel).

+ Saat menghadapi cobaan berat.

+ Saat mendapatkan kabar sukacita.

Lalu koq tidak ada tanda salib saat makan? Nah itu jawabannya adalah, setiap sebelum dan sesudah makan kita kan selayaknya berdoa, jika kita berdoa kita pasti melakukan tanda salib kan. Namun kebanyakan orang Katolik malu berdoa di tempat umum, sehingga yang simpel adalah hanya melakukan tanda salib saja, sebelum atau jika memungkinkan sesudah makan juga tanda salib.


Nah jadi tidak heran dan bingung lagi ya, jika ada yang tanda salib dengan cara berbeda. Pemaknaan saja yang membedakannya. Kemana preferensi mu? Kalau saya Katolik Roma.

Pembahasannya segitu dulu ya. Saya membuat catatan ini sekalian menjadi pengingat untuk saya sendiri, memaknai tanda salib tidak sekedar ritus atau cara beribadat saja, tapi lebih ke pemaknaan cara hidup Yesus yang disimbolkan, agar kita selalu ingat, selalu dekat dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin. -cpr-

"Selamat berakhir pekan, jangan lupakan ke gereja ya, misa offline atau online, Tuhan memberkati kita semua."

Posting Komentar

0 Komentar