Takut Kematian dan Takut Mati

Semua orang yang hidup pastilah mati. Bukan hanya orang, tapi mungkin lebih tepatnya makluk hidup, baik manusia (orang), hewan dan tumbuhan, yang ada di alam semesta ini pasti akan mati. Adakah makluk hidup yang abadi?

Ada gak ya? Hmm, saya harus searching dulu di Google ya, apakah ada makluk hidup yang abadi di semesta ini? Ternyata dunia mencatat ada makluk hidup (hewan) yang abadi, mereka adalah Turritopsis dohrnii (jenis ubur-ubur yang hidup di Laut Mediterania), hidra, tree weta (serangga endemik Selandia Baru), flatworm (jenis cacing planaria), Deinnococcus radiodurans (sejenis bakteri). Itu hanya beberapa makhluk hidup yang dikatakan "abadi".

Tapi jika ya, makluk hidup itu dihancurkan, dalam arti dibakar atau dimusnahkan, pastinya akan mati juga, karena tidak punya kemampuan lagi untuk regenerasi. Jika dipahami, kemampuan abadinya hanya atas dasar kemampuan regenerasi yang cukup baik dibandingkan makluk lain serta kemampuan bertahan hidup di kondisi extrem. Hanya sebatas itu, apabila dileburkan, pasti akan mati juga.

Jadi, tidak ada makluk hidup yang abadi di dunia ini. Karena semua yang hidup itu fana adanya.

Ilustrasi | source: lovepik

Kebanyakan kita takut akan kematian, simpelnya takut mati. Apa alasannya? Takut kehilangan orang-orang yang dicintai, takut orang-orang yang kita tinggalkan jadi sedih. Takut karena belum siap, sadar diri masih banyak dosa. Karena masih banyak hal keinginan dunia yang belum tercapai. Takut jika kematian itu menyakitkan, entah melalui sakit, kecelakaan, dibunuh atau hal lain. Banyak hal alasan-alasan yang membuat kita yang hidup takut akan kematian.

Kebanyakan dari kita pun takut sama orang mati. Contoh saja, ada tetangga meninggal, entah tetangga kos, tetangga rumah. Kita ambil contoh, tetangga kos, kamar sebelah misalnya meninggal di kos. Seringnya kita jadi takut sendiri, kosan akhirnya jadi sepi karena ketakutan. Apalagi kalau meninggalnya dibunuh. Meninggalnya karena sakit saja kita takut apalagi dibunuh.

Kematian, jadi momok yang menakutkan. Karena selama ini, gambaran after kematian dikisahkan hal-hal yang menyeramkan wujudnya.

Padahal, apa yang menyeramkan itu merupakan manifestasi dari jin yang selalu berusaha menyesatkan.

Saya sendiri tahu itu usaha jin menyesatkan, supaya takut. Tapi tetap aja, meski sudah tahu, tetap saja ada rasa takut hadir. Ya entah bayangan imajinasi di kepala yang terlalu tinggi, sehingga menciptakan ketakutan-ketakutan itu sendiri.


Padahal kalau kita percaya Tuhan, kita percaya agama. Setiap orang yang sudah mati atau meninggal itu pasti akan kembali ke pencipta Nya. Kembali di sini, masuk ke tempat penampungan dulu, karena yang telah mati ini akan lebih dulu diadili atas perbuatannya semasa hidup. Soal ini semua agama nampaknya meyakini hal yang sama, hanya saja dengan konsep berbeda.

Jadi, sebenarnya tak perlu takut pada orang yang sudah meninggal. Karena orang tersebut tidak akan ada lagi di dunia. Yang muncul adalah manifestasi jin yang menyerupai dan seolah-olah menjadi orang tersebut.

Walau kadang ada yang memang, arwah itu ingin memberikan pesannya, tapi waktunya itu tidaklah lama, pendek saja. Kalau pun mungkin, entah melalui alam bawah sadar bisa aja ada pesan tertentu. Tapi soal ini, masih dianggap abu-abu ranahnya, kembali ke keyakinan masing-masing, asal tak merugikan kepentingan orang lain.

Kalau saya sendiri, selama ini sejauh yang meninggal itu adalah sanak keluarga, orang dekat, kenal, saya tidak begitu takut. Alasannya, karena saya mengenalnya dan saya tahu, dia yang pergi tidak akan pernah mendatangkan ketakutan.

Memang jika yang meninggal adalah orang yang tak saya kenal, terkadang suka terbawa suasana, takut.

Tapi kembali lagi, apa yang telah diyakini orang beragama, bahwa yang telah kembali kepada Tuhan, ya akan kembali kepada Nya, tidak ada yang berkelana tidak jelas. Yang tidak jelas adalah manifestasi jin yang memanfaatkan ketakutan dan rasa kehilangan kita pada orang yang telah meninggal itu.


Kita semua sudah dipastikan akan mati atau meninggal. Waktunya kapan tidak ada yang tahu, itu semua rahasia Tuhan Sang Pencipta. Kita hanya dipesankan untuk berjaga-jagalah.

Berjaga, bersiap dengan apa? Tentunya dengan bekal yang cukup, bekal yang sarat. Dengan apa? Dengan hal-hal baik. Karena bagi kita yang percaya dengan Tuhan, ada banyak hal-hal baik yang bisa kita lakukan, tanpa pamrih kepada siapa saja, terutama mereka yang membutuhkan. Nilai-nilai kebaikan itulah yang digunakan untuk berjaga-jaga, sehingga ketika waktunya tiba kita sudah siap.

Lalu bagaimana dengan orang yang kita sayangi kita tinggalkan? Apakah sudah siap dengan meninggalkan atau ditinggalkan?

Lalu, akankah ada peringatan atau pesan atau tanda ketika kita akan mati?


Secara umum, tanda atau peringatan sebelum kita mati muncul kurang lebih enam bulan sebelum waktunya tiba. Berikut ini beberapa tanda yang umum, antara lain:

# Udara nafas yang dihembuskan ke telapak tangan terasa dingin (normalnya udara hembusan nafas hangat).
# Dicermin manik mata orang lain, kita tidak bisa melihat bayangan diri kita sendiri.
# Pelemahan pada beberapa anggota tubuh, hingga nyeri yang tak tertahankan.
# Gigi menjadi kering dan menghitam.
# Telinga menjadi lisut dan kusam.
# Bisa melihat bintang pada siang hari, dimana orang lain tidak bisa melihatnya.
# Tidak merasa silau ketika melihat matahari.
# Air urine menjadi asam dan berbau tajam.
# Tidak dapat melihat bayangan sendiri yang terkena sinar matahari.
# Muncul bintil merah dibawah pusar.
# Emosional berubah-ubah.

Tanda-tanda di atas bisa dipercaya, bisa saja tidak. Apapun itu, terkadang ada banyak firasat yang akhirnya baru disadari ketika orang tersebut sudah tidak ada.

Misalnya, sebelum kematiannya, mengunjungi sanak saudara yang biasanya jarang dikunjungi ketika ada kesempatan, delalah saat itu semua sanak keluarganya dikunjungi, seolah-olah itu pamitan.

Misalnya, ada banyak perkataan yang berhubungan dengan kematian, atau sepeninggal yang bersangkutan. Padahal, sebenarnya bisa saja dimaknai biasa, tapi setelah sepeninggalnya barulah kita menyadari itulah firasat atau tanda.

Melakukan hal yang tidak biasa. Misalnya, berfoto, biasanya yang akan pergi ini tidak pernah mau diajak foto bareng, tapi saat itu tumben sekali minta berfoto atas keinginan sendiri.

Masih banyak hal-hal lain yang terjadi, yang padahal itu semua biasa saja bagi orang lain, tapi ketika sepeninggalnya kita semua baru menyadari itulah tanda dan itulah firasat yang dia tinggalkan sebagai suatu kenangan.


Adakah dari kita dimampukan untuk peka menanggapi setiap hal yang demikian, setiap tanda akhir dari orang yang kita sayangi, yang akan pergi meninggalkan kita?

Ataukah, justru kita sendiri yang akan pergi meninggalkan orang-orang yang kita sayangi?


Tuhan tidak akan pernah memberikan tandanya, kapan kita akan pergi meninggalkan dunia ini, dengan cara apapun kita tidak akan pernah tahu. Kita tidak cukup peka memahami itu semua, meskipun banyak hasil penelitian yang mencatatkan ciri-ciri seperti yang saya sebutkan di atas tadi.

Satu hal, yang Tuhan sampaikan melalui sabdanya, "berjaga-jagalah".

Sayangilah dan berikan cinta dan kasih sayang terbaik pada siapapun orang di sekitar kita. Terlebih pada keluarga dekat, sanak keluarga, handai taulan, kekasih, sahabat dan teman, hingga orang lain di sekitar kita. Perbuatlah yang baik dan berikan kesan yang terbaik bagi mereka. Karena, tidak ada yang tahu, kita atau salah satu dari mereka yang akan pergi meninggalkan. Supaya tidak ada kata kecewa, ketika waktunya tiba.

Sebuah catatan refleksi, soal takut akan kematian dan takut mati. Semoga kita semua dimampukan memahami misteri kehidupan dan kematian. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar