Minggu Palma 2020, Streaming dari Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, Katedral Malang

Masa pra paskah 2020 memang jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Wabah menular corona menghantui semua manusia di dunia. Alhasil, demi menghambat penyebaran dan penularan, semua umat beragama dibatasi geraknya, termasuk dalam kegiatan keagamaan yang melibatkan kerumunan orang banyak.


Umat Katolik termasuk di dalamnya dan saya merasakannya. Iya, setidaknya saya masuk dalam sejarah abad ini, merasakan ibadah dari jarak jauh, via streaming.

Minggu ini sudah mulai memasuki Tri Hari Suci, diawali dengan Minggu Palma, "Mengenang Sengsara Tuhan". Tahun lalu, saya awali perayaan di Paroki St. Theresia, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Tahun ini, saya mengikuti misa streaming melalui channel Youtube Komsos Malang, Keuskupan Malang.

Relay streaming misa, dilakukan dari Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, Katedral Malang. Dipimpin oleh Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, OCarm, Uskup Malang.

Meskipun misa streaming di kamar, tapi saya merasakan apa yang dirayakan dalam ekaristi hari ini, yakni merupakan rangkuman awal perjalanan sengsara, wafat hingga kebangkitan Yesus. Dimana, dalam proses itu semua, kita sebagai manusia juga mengalaminya dalam kehidupan di dunia. Terutama ketika berproses, kita akan mengalami penderitaan.

Dia yang adalah anak manusia, juga mengalami penderitaan, bahkan lebih berat hingga disiksa, sengsara dan wafat. Tapi dari Dia lah ada kekuatan bagi kita untuk tetap setia menjalani tiap penderitaan dalam hidup, karena Dia pun begitu.

Bagi orang jaman dulu, penderitaan dimaknai sebagai permainan dewa-dewi kepada manusia yanh tak menuriti perintah atau kemauan mereka. Penderitaan juga dimaknai sebagai hukuman atas dosa atau perbuatan kita yang tidak baik. Penderitaan dimaknai pula sebagai ujian yang harus kita hadapi sebagai bentuk penempaan, penyempurnaan dan penyucian diri agar kita lebih dewasa lagi.

Namun, oleh karena Yesus, penderitaan dimaknai lain, dimana penderitaan itu harus kita hadapi  untuk kebaikan sesama. Dimana Yesus menanggung penderitaan atas dosa-dosa kita. Dalam kehidupan saat ini, mereka seperti tenaga medis dan relawan sedang berjuang membantu para pasien wabah corona. Mereka rela menderita untuk kebaikan sesamanya manusia. Hendaknya, kita berbuat demikian dengan contoh dan konteks yang lain.


Dimisa Minggu Palma tahun ini, saya pribadi memaknai kisah sengsara Yesus dalam hal penyangkalan diri. Banyak hal yang sering saya lakukan yang menyakiti pengorbanan Yesus. Sama seperti Yudas Iskariot yang tega menjual Yesus, yang padahal disadari secara sadar bahwa Yesus adalah orang benar. Pontius Pilatus, yang sadar Yesus tak bersalah namun demi keselamatan pribadi mencuci tangan atas darah yang tertumpah atas Yesus yang harus dihukum mati. Begitupun Petrus, yang menyangkal Yesus tiga kali.

Tiga contoh itu sering saya alami, baik sadar arau tidak. Ketiga tokoh tadi, menjadi pengingat ketika saya bertingkah laku, walau terkadang lalai, lupa atau masa bodoh.

Semoga, penderitaan dan pengorbanan Yesus ini menjado teladan bagi kita, agar kita lebih patuh pada Allah. Sama seperti Yesus, yang tetap taat pada Bapa Nya. Saya pun harus bisa seperti Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Sedikit demi sedikit, menyadari hal yang baik untuk dilakukan dan diikuti. Tuhan memberkati, selamat hari minggu, selamat merayakan Minggu Palma 2020. Gbu. -cpr-


Posting Komentar

0 Komentar