Efektivitas Paket Unlimited Youtube Indosat Seperti April Mop

Suatu pagi saya baca berita via kanal berita online. Diinformasikan bahwa Indosat akan memPHK karyawannya, cukup banyak jumlahnya. Sambil browsing, kebetulan internetnya agak lemot, dalam hati bergumam, "Hmm, pantas saja ya, PHK, ternyata operasionalnya lagi gak bagus."



Yups, saya menggunakan layanan ISP dari Indosat untuk menjalankan fitur smartphone saya. Saya pilih Indosat karena memang pilihan paket yang ditawarkan itu sesuai kebutuhan saya.

Hanya saja, saya menilai apa yang ditawarkan ini hanya indah di atas kertas ya. Pada pelaksanaannya, masih kurang dari harapan. Paket Unlimited Youtube, saya beli Rp 100.000,- dan saya sudah menggunakannya berbulan-bulan. Setelah pakai lama, polanya bisa kelihatan tentang paket ini.

Ilustrasi .hipwee

Jangan pernah percaya dengan kata "unlimited" yang dipakai pihak manapun untuk berjualan produk atau layanan. Karena arti kata unlimited yang sebenarnya justru tidak seperti itu, unlimited di sini berarti 'ada batas', mereka menggunakan istilah "FUP", ada batas kuotanya ternyata.

Paket yang ditawarkan berdurasi 30 hari, mereka punya kuota tersendiri untuk kata unlimited tadi. Jika sudah mencapai kuota itu, maka akses unlimitednya itu seakan-akan stag dan tidak dapat diakses, sekalipun ya kuota reguler lain masih berlimpah.

Ini yang membuat kesal saya setiap bulan. Apalagi mendekati hari-hari masa paket habis, waduh internetnya itu seperti tak bermanfaat sama sekali. Kalau pemakaian per bulan misalnya on the track ya, pas gitu, jadi kuota unlimitednya pas habis di saat masa paket habis, itu oke. Yang jadi masalah, jika akses unlimited itu, benar-benar tak terbatas, bisa-bisa 15 hari sudah mencapai batas kuota, yang ada selama 15 hari sisanya, smartphone mu seperti smartphone zombie. Siapa yang gak kesal apalagi melihat kuota reguler tersisa banyak.

Seharusnya, ketika sudah habis unlimited yang dibangga-banggakan itu, kuota regulerlah yang digunakan untuk digerus habis. Jadi tidak mengurangi kualitas layanan, karena hak konsumen kan masih ada di kuota itu. Lalu, kuota sisa bergiga-giga itu buat apa?

Hmm, saya sih cuma bisa mengelus dada. Inilah konsumen, hanya bisa menerima apa yang mereka tawarkan. Sudah sering sih celetuk sana-sini soal begini, tapi ya memang begitulah nasib konsumen. Balik lagi, semua ke rahasia perusahaan. Selalu ada trik dan "tipu-tipu" di sana.

Kini Indosat sedang bergelut dengan membenahi operasional perusahaannya dengan memangkas biaya dari sisi pegawai.

Tidak banyak hal yang saya ketahui tentang seluk beluk perusahaan telekomunikasi seperti Indosat, cara usahanya, trik dapurnya dan lain-lain. Soal kenapa seperti ada "tipu-tipu" soal layanan internetnya, ketika kuota masih melimpah, tapi kenapa koneksinya jelek, seperti kita itu dibatasi atas akses kuota yang memang jadi hak kita atas layanan yang sudah dibeli.

Ibarat, beli galon air, kita beli seharga air yang terisi di galon, isinya penuh. Tapi, ketika mau minum itu sulit, seperti ada keran yang menghambat keluarnya air. Padahal itu air yang sudah kita beli. Wajar, ketika haus butuh air lebih banyak dalam tempo yang singkat, tapi air yang keluar selalu dibatasi. Itu contoh sederhananya.

Seandainya, mereka yang dipecat ini bisa bercerita banyak tentang dapur perusahaan telekomunikasi ini, tentang pertanyaan saya ini mungkin bisa membantu saya memahami cara kerja bisnis mereka. Oh begini, pantas saja, misalnya apa gitu. Jadi, tak ada lagi komplain, karena sudah tahu, alias memaklumi, misalnya, oh ternyata gara-gara bayar paketnya murah, jadi dibatasi, atau apa, atau apa.

Intinya, saya masih ingin tahu dapur perusahaan ISP seperti ini, kenapa seperti ada trik dan "tipu-tipu" dalam kualitas layanan internetnya ya.

Sekarang, mau gak mau saya harus isi paket lagi. Masa aktif paket masih sisa beberapa hari, tapi karena sudah tak bisa dipakai maksimal, kepaksa harus beli lagi sekalian perpanjang. Beginilah, nasib tak ada pilihan ISP lain.

Setelah saya isi, kuota lama saya untungnya diakumulasikan meskipun tidak tahu itu bisa terpakai apa tidak jika sistem kerja mereka seperti itu. Setelah daftar paket, perpanjang istilahnya (beli paket yang sama), koneksi jadi cepat, update aplikasi tak perlu waktu lama. Inilah arti istilah, ada uang semuanya lancar. Tapi, ada jaminan emang kalau bayar paket lebih mahal akan lebih lancar?

Btw, kalau ada eks karyawan ISP, bisalah berbagi trik mereka dalam melayani koneksi nirkabel selama ini. Saya kira, rata-rata cara kerjanya sama. Garis besar saja, supaya bisa tahu dan kalau bisa memaklumi ya memaklumilah. Daripada terkesan, dikadalin ISP.

Sebuah catatan kekecewaan ketika kuota melimpah tapi tidak bisa dipakai maksimal, karena ada trik tertentu dari penyedia layanan internet yang tidak diketahui konsumennya. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar