Taman Rohani Jati Segara Wening, Tegal

Lebaran hari pertama ditahun 2019 ini, kami sekeluarga bingung mau kemana. Berdasarkan informasi dari nyokap, bahwa beberapa waktu yang lalu ada diresmikan taman doa baru di wilayah Tegal, tepatnya berada di kompleks Paroki St. Yusuf, Mejasem.

Paroki ini merupakan bagian dari wilayah Keuskupan Purwokerto. Saya pernah dengar paroki ini dulu, kalau tidak salah dulu adalah stasi.

Romo mahasiswa yang pernah membimbing selama kuliah di Unsoed, saya dengar menggembala di sana, yaitu Rm. Sani Saliwardaya, MSC, beliau menjadi romo paroki di sana.

Didasarkan kebutuhan akan sarana peribadahan umat di sekitar wilayah dekanat utara Keuskupan Purwokerto, Rm. Sani Saliwardaya dan umat paroki mencoba memanfaatkan lahan jati di kompleks paroki untuk dibangunkan sebuah taman doa.


Taman doa yang dibangun ini diberi nama Taman Rohani Jati Segara Wening. Taman doa ini diberkati oleh Bapa Uskup Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono, pada tanggal 8 Desember 2018.


Sebelumnya sudah dilakukan peresmian pada tanggal 26 Mei 2019, diresmikan taman doa yang berlokasi di Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Pada acara itu dihadiri juga oleh Uskup Purwokerto.

Saya beruntung berkesempatan mengunjungi taman doa ini. Lokasinya mudah diakses, Google Maps akan mudah memandu. Taman doa ini sudah terindeks Google, kalau bingung pun patokannya adalah Paroki St. Yusuf, Mejasem pasti akan dengan mudah Google menunjukannya.

Kesan pertama datang ke taman doa ini adalah sejuk dan rindang, walau memang kesan panas, gersang dan berdebu. Hutan jati ini cukup meneduhkan suasana panas Kabupaten Tegal, yang berada di pantai utara.

Sama seperti taman doa lain, Taman Rohani Jati Segara Wening ini punya landmark yang membuatnya dikenal, jadi ketika orang melihatnya sudah pasti teringat ada dimana kah landmark tersebut.



Landmark Maria Ratu Surga dan Bumi

Pertama masuk ada gapura bertuliskan nama taman doa ini, lalu belok ke kiri ada prasasti peresmian taman doa ini, yang diresmikan oleh Uskup Purwokerto. Lanjut lagi melewati batu prasasti tadi, di sisi sebelah kiri ada stasi-stasi jalan salib kecil. Lurus lagi ada hall utama patung Bunda Maria Ratu Surga dan Bumi. Bergeser ke kanan, ada altar kecil untuk keperluan misa outdoor ketika perayaan-perayaan khusus. Bergeser ke kanan lagi ada gua maria kecil.

Ini stasi jalan salib kecil, cocok untuk lansia jika mau melakukan prosesi jalan salib

Selain stasi jalan salib kecil, ada juga stasi jalan salib besar yang menyusuri celah pepohonan jati, masih berada di area yang sama, dan masih terlihat. Dari gapura masuk, arah lurus itu terdapat pendopo kecil, ada dua pendopo berbentuk persegi panjang bisa digunakan untuk berhimpun.


View stasi jalan salib

Suasana di tempat ini cenderung panas, wajar saja ini suasana dan hawa pesisir pantai utara. Debu dan pasir ala-ala ekosistem pantura sangat terasa.

Dua pendopo untuk istirahat atau kegiatan doa komunitas

Taman doa ini bisa dibilang masih baru sejak peresmiannya. Masih banyak yang masih proses pembenahan. Seiring berjalannya waktu, pasti akan dirapihkan.

Ada beberapa saran si, kalau menurut pendapat saya, perlu alat semprot taman yang seperti air  mancur rotari untuk membasahi tanah, supaya hawanya lebih sejuk. Penanaman vegetasi hijau-hijau bisa membantu memberi kesejukan. Ada lagi, ekosistem daerah sini memang banyak hutan, otomatis kemungkinan banyak serangga. Nah, saya amati ada beberapa tawon atau lebah yang terbang hilir mudik diantara pepohonan jati. Ekosistem pepohonan jati sangat cocok dengan habitat mereka. Jadi perlu diawasi soal sarang tawon ini, jangan sampai membahayakan pengunjung.

Kesempatan datang ke taman doa ini tidak saya lewatkan untuk berdoa dan berosario. Meski letaknya tidak jauh dari jalanan, tapi masih kondusif tak mengganggu suasana hening di sini.

Semoga, dengan adanya taman doa di paroki ini, kegiatan menggereja di paroki ini juga hidup. Sehingga gereja yang lahir diawali dari sebuah stasi, kemudian paroki ini bisa tumbuh lebih besar lagi.


Bagi umat-umat dari paroki lain, baik sekeuskupan atau antar keuskupan jadi punya tujuan untuk wisata rohani, atau transit untuk mampir berdoa ketika dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan ramainya fenomena pendirian taman doa di kompleks paroki, membuat gereja paroki tidak hanya dikunjungi saat Sabtu atau Minggu saja, tapi juga bisa dikunjungi setiap saat. Harapannya kualitas iman umat menjadi lebih baik lagi.

Segitu dulu catatan saya soal taman doa baru di sekitaran wilayah Tegal. Dengan catatan ini harapannya bisa menambah informasi bagi umat lain yang ingin berkunjung ke tempat ini. Tuhan memberkati selalu. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar