Mudik Lebaran 2019: Edisi Rapel - <bagian II end>

Akhirnya selesai juga prosesi pemakaman. Rencana pulang sebelumnya hari Jumat malam harus dimundurkan, demi bisa ikut dalam pemakaman kerabat. Sekitar pukul /2 siang, acara selesai.

Kebetulan karena pulang mundur, ada juga kerabat lain yang setujuan sama pun mundur pulangnya. Daripada saya pulang sendiri, jadi saya ajak untuk ikut bareng ke Jakarta, ada bro David dan Kak Kristin.

Pulang dari pemakaman, langsung saya balik ke rumah, siap-siap, makan dan mandi. Soalnya siang ini panas luar biasa, kalau gak mandi bakal risih sendiri, mengingat prediksi jalanan arus balik yang padat pasti bikin stres bertambah. Informasi berita, puncak arus balik ya pada tanggal ini, dimulai sejak kemarin dan mungkin besok.

Sekitar pukul 3 sore, saya berangkat dari rumah, jemput mereka berdua di Parkit. Sebelumnya isi emoney dulu, lalu jemput, isi BBM, lanjut berangkat Jakarta. Melihat situasi arteri padat dengan motor, saya mutuskan masuk tol sejak awal, dari GT Ciperna.

Dari GT Ciperna sampai Plumbon Palimanan itu masih lancar, one way dibuka. Saya pun memilih mencoba one way. Sensasi berbeda, serasa menggunakan rute baru. Sensasi lain ya aspalnya yang seperti berderap, ya wajar, biasa itu aspal diinjak roda-roda yang bergerak dari arah sebaliknya, countur jalan pasti sudah mengikuti, ketika ada yang melawan arus pasti akan terasa sensasinya di ban. Lalu kemudian one way ini saya dibuat bingung dengan lajur lambat dan cepat sebelah mana.

Kalau saya menilai, patokan ke posisi berkendara, sebelah kiri tetap lajur lambat, kanan cepat meskipun di sana ada bahu jalan, dan itu sering digunakan untuk menyalip dengan kecepatan tinggi.

Pengalaman saat contra flow atau one way di tol, pilih yang jalur itu saja, jangan pilih jalur biasa. Karena alasannya adalah jalur itu sementara, hamya dibuka untuk mengurangi arus. Karena sementara, jadi sudah pasti lebih diprioritaskan. Ya meski sama saja ketika kondisi macet, mau ke jalur normal atau one way tetap saja macet, tapi polisi akan memprioritaskan jalur sementara itu. Tidak mungkin juga itu jalur dipakai seterusnya, bisa kacau lalu lintas nanti.


Satu lagi, yang bisa saya ingat ketika macet ini adalah karakter pengendara. Saya jujur saja, benci itu orang yang suka nyelak, tidak mau antri, maunya cepet sendiri tapi nyelak orang gak sopan. Nah kemarin ini dan beberapa waktu lalu saya akhirnya jadi menarik kesimpulan, bahwa mobil-mobil dengan plat "A" itu tidak sopan, tukang nyelak. Beberapa kali saya temuin, yang diselak bukan hanya saya, saya amati kelakuannya itu ya begitu. Kadang sampe terucap tuh nyumpahin orang macam begitu, ya mbok kena tulahnya gitu di depan. Karena apa, itu sungguh tak sopan, gak ada sopan-sopannya.

Ini kelakuan mobil yang maunya enak sendiri

Kalau ada pemilik mobil "A" pasti komplen, tapi balik lagi, kalau gak begitu ngapain komplain, biasanya yang komplain ya yang begitu tapi gak ngrasa. Sama seperti itu bus "Luragung" dan kroni-kroninya, kalau di jalan raya, kelakuan mereka seperti apa, ya karena itu memang sudah terstampel dengan baik, bagaimana ugal-ugalannya mereka, soalnya armada mereka ya masih bisa dihitung dengan jari. Agak susah kalau menggeneralisir mobil pribadi. Tapi kembali lagi, kalau yang tidak seperti itu, tidak akan komplain, justru mereka malah lebih sering jadi korban pengendara seperti itu, hanya saja gak menuliskan begini kaya saya.

Tapi ya sudah, begitulah namanya juga di jalan. Makanya ya sebaik-baiknya ya kita naik angkutan umum saja kalau bermobilitas, kalau punya dana lebih ya lebih baik gunakan angkutan umum. Karena kalau masih pakai kendaraan pribadi, pastinya gak akan lepas dari perilaku kendaraan lain yang kaya begitu.

Total waktu yang dihabiskan dari Cirebon hingga Jakarta 13 jam kurang lebih, sempat istirahat di rest area tidur sejam. Bahan bakar yang dihabiskan, 170K Pertalite. Tol yang dihabiskan saya lupa habis berapa semua, tapi yang jelas, saya masuk tol mulai dari Ciperna, lanjut terus tol keluar Cawang. Lalu kemudian lanjut lagi masuk tol arah Cibubur. Lalu lanjut lagi masuk tol arah Cengkareng keluar Rawa Buaya.

Sampai Jakarta saya antar Kak Kristin dulu ke arah Cibubur. Dari sana, saya lanjut antar David ke daerah Daan Mogot. Di sana saya mandi dan siap-siap ngantor. Sekitar jam /5 pagi saya bergegas ke kantor. Tapi tidak langsung ke kantor, saya berhenti di dekat Giant Taman Alfa dulu, di sana saya berhenti dan tidur sejaman, baru setelah itu ke kantor. Lumayan buat nyicil tidur yang terkuras selama perjalanan.

Pokoknya hari pertama after liburan itu ngantuk banget. Pas jam pulang, saya tenggo, ya menjelang jam 5 sore langsung cabut. Tol sore ini relatif lancar, gak kaya biasa hari kerja normal. Tapi pas sampai Jl. Raya Pasar Minggu - Depok, pas di depan Mall Aeon Tj. Barat (yang masih belum jadi) macet parah, parah gila, sampai nyaris kehilangan kesabaran. Macet parah itu bisa sampai ke putaran balik simpangan rel, depan RTHRA. Untungnya sih setelah itu mengalir, coba kalau macet juga, pengennya punya ilmu terbang aja deh.

Ya akhirnya perjalanan panjang saya selesai, sekaligus mengakhiri aktivitas selama liburan lebaran 2019 ini. Ya meski tidak kemana-mana dan harus menerima kabar duka kehilangan kerabat, setidaknya tahun ini ada cerita yang bisa diingat dan dicatat.


Okelah, sekian catatan saya. Semoga bisa jadi pengingat dilain waktu. Aktivitas yang terjadi bisa dilihat dilink tautan terkait. Saya nyatakan, catatan libur lebaran 2019, diakhiri dan 'end'. Mohon maaf lahir batin. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar