Puncak Nirwana, Peristirahatan Terakhir Mereka yang Beruang

Libur tengah pekan, memperingati Hari Raya Nyepi saya isi kembali dengan jalan-jalan. Kali ini jalan-jalannya agak berbeda, antimainstream. Kenapa? Karena kita jalan-jalan ke pekuburan, yups tempat pemakaman.

Jangan bayangkan pemakaman orang lokal, yang terkesan seram dan angker. Pemakaman yang saya datangi itu lebih mirip kavling rumah mewah, hanya saja rumah masa depan, rumah untuk menyemayamkan jasad yang tak bernyawa lagi.

Tempat pemakaman ini dikenal dengan nama Puncak Nirwana Memorial Park, berlokasi berkaitan di tiga desa yaitu di Desa Pager Kulon, Cendono dan Sumberejo, ketiganya berada Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pemakaman ini dibangun dengan prinsip fengshui lho. Selain lokasinya yang asri berada di dataran tinggi, serta pemandangan nan hijau berlatarbelakang pegunungan. Pemakaman ini diresmikan 10 Juli 2011.

Oh iya, sistem pemakaman di sini itu sistem beli kavling tanah. Jadi, misalkan kita mau dimakamkan di sini, ya kita beli tanah, akan mendapat SHM, nanti setelah itu baru deh kita mau bangun seperti apa rumah masa depannya. Meski belum banyak juga yang dimakamkan di sini, tapi saya lihat ya ada kesan mewahnya untuk sebuah makam dibandingkan makam mainstream.

Dari semua yang saya lihat di sana, yang menarik adalah makam pendiri HM Sampoerna. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu perusahaan rokok terbesar punya home base di Pasuruan, jadi tidak heran banyak ditemui gapura hasil CSR Sampoerna Grup. Alm. Boedi Sampoerna merupakan orang pertama yang mendiami kompleks pemakaman ini. Rumah masa depannya menurut saya itu luas dan terbuka, ditemani tiga patung besar di sana. Sebelum masuk area makam ada patung dua lembu di kiri kanan. Aksesnya lebih terbuka dibandingkan ada satu makam milik bos perusahaan plat yang digembok, bahkan dijaga security dan CCTV dengan sistem solar cell.

Komplek pemakaman mewah di desa ini menurut saya cukup terbuka, siapa saja bisa mengakses, meski begitu ada petugas keamanan yang rutin berkeliling di sana. Masyarakat di sana juga bisa dengan mudah mengakses, untuk jalan-jalan sore, pagi, berolahraga. 


Menarik adalah hiasan relief di dinding bangunan makamnya adalah relief jalan salib. Saya tidak berani untuk berkeliling untuk melihat setiap reliefnya, karena merasa tidak sopan, jadi saya hanya sampai pada teras altar depan makam saja, untuk melihat apa yang tertulis di nisan. Untuk tiga patung di sana, ingin juga mendekat ke sana, tapi balik lagi ini adalah pemakaman ada rule yang tak terlihat terkait sopan santun.

Yang unik adalah, banyak anak-anak remaja yang nongkrong di area makam bahkan ada juga yang berpacaran di sini, apa tidak pada takut sawan ya. Heran saya, pemakaman yang berbeda memang dengan pemakaman lokal yang tidak layak buat aktivitas lain.

Lokasi pemakaman yang berada di bukit memberikan sensasi udara sejuk, pemandangan yang cantik hamparan hijau pegunungan di kawasan ini. Kalau datang pas lagi gak kabut, indah banget deh. Apalagi mainan drone di sini, ciamik deh.


Hanya, kalau mau foto-foto, selfi nampaknya kurang gimana gitu, bisa sih, tapi kaya kurang pas aja, tapi jika difoto melalui drone kayanya oke lah.

Tidak lama saya berkeliling di sini, ya untuk sekedar tahu saja. Karena kebetulan ya tempat ini termasuk ke dalam jajaran pemakaman mewah di Indonesia, selain San Diego Hills Memorial Parks dan Taman Kenangan Lestari di Karawang Barat, Jawa Barat dan Taman Makam Quilling di Jonggol Bogor, Jawa Barat. Kemudian ada lagi Taman Memorial Graha Sentosa; Heaven Memorial Park, Bogor; Al Azhar Memorial Garden, Karawang Timur, Jawa Barat; Oasis Lestari, Tangerang, Banten; Mount Carmel, Semarang, Jawa Tengah; Heaven Hill Memorial Park, Ungaran Timur, Jawa Tengah. Hayo, mau pilih hamburkan uang dimana untuk sebuah hunian masa depan?


Komplek pemakaman Puncak Nirwana ini nampaknya masih progres pengembangan, karema dilihat konsep maketnya ke depan akan dilengkapi fasilitas lain. Mungkin karena berada di daerah pedesaan, pembangunannya jadi lebih lambat, mengingat aksesbilitas orang kaya ke sini kan bisa dihitung, hanya mereka yang beruang saja yang bisa mengistirahatkan jasadnya di tanah yang terkavling dengan SHM. Sungguh luar biasa memang, jika dibandingkan keluarga-keluarga pra sejahtera yang kerepotan mencari hunian hidup.

Lokasi ini bukan tujuan wisata ya, kalau sekedar mampir mau ambil foto pegunungan bisa sih. Kalau buat wisata senang-senang, nampaknya bukan tempatnya. Kalau mau, ada sih air terjun-terjunan gitu, lokasinya ada di bawah, kalau dari Puncak Nirwana kelihatan lokasinya. Hanya aksesnya berbeda dengan lokasi pemakaman ini. Nah ke sana bisa tuh kalau mau wisata.

Ini foto yang saya bilang ada lokasi air terjun kecilnya, sebenarnya sih hanya Grojogan air biasa, bukan kaya air terjun yang biasa kita bayangkan. Menuju lokasi air terjun kita harus turun melalui tangga semen, nampaknya begitu sih kalau saya lihat dari atas sini.

Sekian dulu catatan jalan-jalan saya dilibur tengah pekan ini. Kebahagiaan itu sederhana, meski hanya melihat seonggok makam, karena banyak hal yang bisa jadi bahan refleksi tentang lahir dan kematian, yang jaraknya dibatasi oleh hidup, berapa lamanya hanya Tuhan yang tahu. Sampai jumpa dicatatan lainnya. -cpr-

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Kompleks pemakamannya rapi, bersih, enak dipandang hiihihi. Betul seperti yang tertulis, ini tempat peristirahatan terakhir bagi mereka yang beruang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih sepi lho di sini, belum banyak terisi, belum terlalu padat penghuninya.
      Ya jika dibandingkan pemakaman umum rakyat jelata, di sini jauh lebih lengang. Lokasinya memang berada di perbukitan. Mudah-mudahan sih pondasi / struktur tanahnya kuat, jangan sampai longsor seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri. Tanah pemakaman ambles longsor. Kan kasian itu penghuni tanahnya, berantakan.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6