Home Stay Ibu Wahyu, Pandaan

Pertengahan Februari 2019 ini, tepatnya tanggal 11 pagi saya sudah mulai stay di Pandaan. Ya sekitar pukul 08:30, saya sudah tiba di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur untuk memulai tugas saya menggantikan sementara rekan kerja yang mau cuti melahirkan.

Karena saya akan tinggal dalam waktu yang relatif lama, ya kurang lebih tiga bulan, maka saya harus punya tempat tinggal sementara, ya home stay atau kos-kosan lah bahasa kerennya.

Berkat bantuan Mr.G atau bro Ginanjar, saya dicarikan kosan yang dekat dengan kantor, ya hanya berjarak kurang dari 1 km kalau tidak salah sih ya, plus minus. Pastinya jaraknya cukup dekat, bisa ditempuh dengan jalan kaki atau bersepeda.

Tampak depan kamar kos saya, lebih aman karena pagernya seperti teralis penjara, meski ada di tepi gang, tetap terasa aman

Sejak awal, sebelumnya saya memang tidak ada request untuk seperti apa tempat kos yang akan saya tinggali nanti, waktu itu hanya jarak kos dengan tempat kerja tidak terlalu jauh, hanya itu. Soal fasilitas ya standar saja lah, asal layak.

Sepulang kerja, sore itu saya langsung dibawa bro Ginanjar ke tempat kos saya selama di Pandaan. Kosan ini tidak punya nama, hanya saja nama pemiliknya adalah Ibu Wahyu, jadi ya saya menyebutnya "Kosan Ibu Wahyu" atau "Home Stay Ibu Wahyu". Lokasinya sih berada di Gn. Nusa Indah, ya kalau tidak salah sih, gang masuknya itu bisa diakses dari Jalan Stadion.

Ada space terasnya, buat saya parkirkan kendaraan commuter saya selama di Pandaan, SiRed

Kosannya sih biasa saja ya, bersih sih. Kamarnya tidak begitu luas, kalau saya hitung sih ya sekitar 3x3 meter lah. Di dalamnya ada tempat tidur ukuran besar dengan kasur kapuk, kemudian ada lemari pakaian terbuat dari kayu, tersedia jendela dengan model lama, dengan beberapa lubang kisi-kisi di atas pintu.


Untuk sirkulasi udara sih menurut saya kurang, karena di dalam kamar itu hawanya terasa panas. Soal lampunya meski menggunakan lampu putih namun cahayanya temaram begitu, kurang strong, kemudian banyak nyamuknya, mungkin karena kamar di lantai satu sih, jadinya wajar banyak nyamuk.


Untuk soal kamar mandi ada di luar, jadi kamar mandi bersama. Berbeda dengan kebanyakan kamar mandi biasanya jadi satu dengan WC, tapi di sini kamar mandi terpisah dengan WC. Enak sih, kalau ada yang mau mandi ya langsung mandi, jadi penggunaan kamar mandi dan WC bisa tepat sasaran. Hanya yang gak enak, kadang kan lagi mandi tiba-tiba mules, harus dadak keluar dulu, pindah dulu baru menuntaskan hajat, ribet kan.

Saya hanya sempet dokumentasikan yang WC, yang kamar mandi only tidak sempat saya foto, karena selalu saja lupa bawa smartphone ke kamar mandi. Beda dengan ke WC, kalau pup tanpa smartphone itu bagai sayur tanpa garam hahahaha. Meski begitu, saya sering juga mandi di sini, karena nanggung habis pup sekalian saja mandi.

Soal air sih bersih, tidak berbau dan berwarna, masih jernih dan layak, airnya pun deras, jadi jangan khawatir lah kalau soal air ini. Meskipun airnya bersih, tapi saya agak kurang nyaman dengan kelembabannya, jadi kaya bagaimana begitu, kurang nyaman saja sama kamar mandi dan WC nya. Tapi berhubung saya sudah pernah merasakan standar yang lebih buruk, saya bisa memaklumi itu dan menikmatinya.

Soal kemanan menurut saya sih oke, akses pintunya ya ada gembok dan pagar besi dengan dua layet, meski layer terluar jarang sekali tertutup. Tapi untuk layer kedua ada gembok yang berkode angka. Hanya saja, slot kunci kamarnya hanya bisa dikunci dari luar, itu pun harus pakai perasaan. Kalau dikunci dari dalam tidak bisa, akhirnya setiap malam saya tidak pernah mengunci pintu kamar, saya hanya mengganjalnya dengan sepeda lipat disenderkan di pintu kamar.

Kamar saya kebetulan dekat dengan jalan. Tapi tidak membuat saya merasa terganggu dengan kendaraan yang melintas di gang. Ya karena memang bukan gang yang ramai, jadi enjoy saja sih.

Saya bertahan hanya sebulan di sini, setelah saya coba berpaling ke kosan lain akibat mendapatkan iming-iming pemandangan sebuah "gunung" di kosan yang baru. Di sisa 5 hari sebelum habisnya masa kosan, saya sudah mendapatkan tawaran dari bro Rizky di kosan dimana dia tinggal. Di sana memang jauh lebih nyaman dari kosan saya. Akhirnya saya memutuskan pada waktu saya habis masa kos saya di tempat ini, saya akan pindah.

Oh iya, untuk kosan yang saya tinggali ini, harganya cukup murah lho, hanya Rp 250.000,- per bulan. Untuk yang punya budget pas, kosan ini bisa jadi pilihan, terutama buat yang tidak rewel dengan standar khusus.

Yups segitu saja deh catatan saya soal kosan pertama saya di Pandaan. Ups, secara time line sih ini kosan saya kedua di Pandaan, karena sebelumnya saya sudah pernah tinggal ngekos di Pandaan, waktu itu sekitar seminggu saya di Pandaan ditahun 2018. Ya lumayan saya jadi punya pengalaman tinggal dibeberapa kos berbeda, kapan lagi lho ngekos begini dibayarin kantor. Oh iya, catatan soal kosan saya yang baru nanti akan saya catat dicatatan berbeda. Sampai jumpa lagi. -cpr-


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mau membandingkan sedikit, habis beberapa hari mandi di kosan yang baru. Air di kosan ini tidak jernih, tapi tidak keruh juga, jernih tapi terkadang aja keruh tapi dikit sekali.

    Airnya segar, tidak pliket, artinya ya seperti air biasa, hanya baunya saja kaya berbau, tapi kalau dicium tidak. Mungkin sensasi dari bau lembab kamar mandinya x ya.

    Jadi airnya ini seperti air biasa, tidak lengket di badan. Ketika tangan dibasahi dengan air ini ya keset biasa.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6