Apa yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu libur sisa hari ditahun 2018? Jalan-jalan? Yups. Mau kemana kita?
Tujuan saya Senin siang ini adalah ke Arborea Cafe, sebuah cafe yang berada di komplek hutan kota milik Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan. Berbekal aplikasi Trafi, saya menuju lokasi dengan angkutan umum. Menggunakan KRL dari Depok, start dari Stasiun Pondok Cina, naik yang relasi Tn. Abang / Duri Angke. Turun di Stasiun Tn. Abang lanjut transit ke kereta relasi Serpong, turun di Stasiun Palmerah. Dari stasiun, berjalan kaki kurang lebih 350 meter.
Dak atas yang ada kaca itu adalah room indoor yang ber-AC, di situ ruangannya kecil, tapi lumayan buat menghindari serangan nyamuk kota yang tersesat di hutan
Patokannya adalah gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, di bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Cafenya berada di belakang gedung kementrian, belakang cafe ini adalah ruas tol dalam kota. Posisinya percis sebelah komplek DPR/ MPR RI.
Cafe ini berada di dalam kompleks hutan kota gitu, yang masih di dalam komplek kementrian. Cafenya kecil, tidak besar seperti cafe umumnya. Bentuk bangunannya juga unik, ada outdoor dan indoornya, untuk indoornya tidak luas juga. Indoornya ada AC -nya, jadi lumayan adem. Untuk outdoor ada meja dan kursi di sekitar bangunan utama, tapi tidak banyak. ruangannya kecil sekali. Kecuali mau klekaran duduk-duduk gelaran tidak apa-apa. Bangunan cafe dibangun dari kayu-kayu papan style woody.
Kebetulan saya datang diwaktu yang tepat, alias tidak begitu ramai. Saya bisa berfoto tanpa terganggu orang lain. Wajar saja cafe ini bisa dibilang baru dikenal, sehingga banyak orang yang akan datang ke sini satu demi satu untuk sekedar berfoto. Tempatnya oke sih buat mengambil foto. Kalau buat yang gak pandai fotografi seperti saya ya, hasilnya alakadarnya deh.
Btw di cafe ini menjual makanan ala-ala cafe, tidak banyak sih makanan, makanan berat ada tapi tidak banyak pilihan. Makanan ringan seperti kue-kue ala-ala cafe gitu deh, namanya apa itu ya, hmm croissant, pastry, dimsum. Terus minuman cafe seperti ice lemon tea dan beberapa sebutan aneh yang asing buat saya. Kopi tentunya ada, yang lagi hits memang minuman satu itu, cafe kalau tidak ada kopi pasti bukan disebut cafe, wong warung burjo saja ada kopi.
Kalau mau lihat menu yang disajikan lihat saja difoto daftar menunya ya. Soal harga ya standar cafe di ibukota, medium lah. Dulu padahal saya dapat info ketika pertama kali cafe ini dikenal, harganya itu merakyat sekali. Entah itu harga promo atau harga setelah berganti pengelolaan, saya kurang paham.
Kali ini berhubung saya lapar, saya cari menu nasi, dan untungnya ada. Menu nasi yang saya pilih ya nasi goreng, meski nampak sama saja tapi yang saya pilih ini nasi goreng hijau, ngikutin tema hijau hari ini. Awalnya sih mikir ah, paling juga seuprit porsinya. Tapi pas datang, uh, lumayan ini pas buat ganjel perut sampai sore, ditambah lagi isinya juga banyak, tidak sekedar nasi goreng ala kadarnya. Saya suka ini!
Oh iya jalan jajan siang ini habis berapa dan apa aja yang dibeli bisa lihat difoto struk pembayaran ya. Hmm, lumayan sih untuk "sewa tempat" menghabiskan waktu menjelang akhir tahun. Buat yang lagi ngirit, sepertinya angka segitu #berat.
Oh iya, untuk cara pembayaran di cafe ini masih manual pay alias cash. Sayang banget sih dijaman ibukota yang sudah cashless di sini masih pakai uang tunai. Saya yang kebetulan hanya bawa receh, mau gak mau harus ambil uang tunai dulu di cabang bank pemerintah di gedung kementrian, di sana ada BNI, BRI dan Mandiri. Ya hanya bank plat merah, kalau cari BCA tidak ada ya. Mudah-mudahan, di 2019 nanti, sistem pembayarannya bisa melayani debit atau emoney.
Oh iya, untuk tempat duduknya saya pilih yang di dak indoor, cari yang ada AC. Soalnya meskipun teduh, hawa siang itu panas, baju saya lumayan berkeringat, jadi perlu AC untuk mendinginkan.
Tempatnya memang enak untuk nongkrong menghabiskan waktu, apalagi buat yang mau bersembunyi di balik semak-semak ala-ala hutan gitu. Tempat ini bisa jadi referensi. Tapi ya kalau yang kunjung banyak juga, bisa ketahuan sih. Yang pasti, saya nyaman di sini, untuk menghabiskan waktu siang atau menunggu malam. Kalau di luar banyak nyamuk, masuk saja ke dak di lantai 2 yang indoor ya.
Saya di sini menunggu jam makan siang terlewati, sambil menunggu jam tayang bioskop di Planet Hollywood XXI. Karena setelah ini agenda saya adalah nonton!! Baiklah saya sudahi dulu catatan saya diakhir tahun ini. Sampai jumpa di catatan jalan jajan lainnya. -cpr-
Kebetulan saya datang diwaktu yang tepat, alias tidak begitu ramai. Saya bisa berfoto tanpa terganggu orang lain. Wajar saja cafe ini bisa dibilang baru dikenal, sehingga banyak orang yang akan datang ke sini satu demi satu untuk sekedar berfoto. Tempatnya oke sih buat mengambil foto. Kalau buat yang gak pandai fotografi seperti saya ya, hasilnya alakadarnya deh.
Mumpung sepi, jadi bebas cekrek
Btw di cafe ini menjual makanan ala-ala cafe, tidak banyak sih makanan, makanan berat ada tapi tidak banyak pilihan. Makanan ringan seperti kue-kue ala-ala cafe gitu deh, namanya apa itu ya, hmm croissant, pastry, dimsum. Terus minuman cafe seperti ice lemon tea dan beberapa sebutan aneh yang asing buat saya. Kopi tentunya ada, yang lagi hits memang minuman satu itu, cafe kalau tidak ada kopi pasti bukan disebut cafe, wong warung burjo saja ada kopi.
Kalau mau lihat menu yang disajikan lihat saja difoto daftar menunya ya. Soal harga ya standar cafe di ibukota, medium lah. Dulu padahal saya dapat info ketika pertama kali cafe ini dikenal, harganya itu merakyat sekali. Entah itu harga promo atau harga setelah berganti pengelolaan, saya kurang paham.
Kali ini berhubung saya lapar, saya cari menu nasi, dan untungnya ada. Menu nasi yang saya pilih ya nasi goreng, meski nampak sama saja tapi yang saya pilih ini nasi goreng hijau, ngikutin tema hijau hari ini. Awalnya sih mikir ah, paling juga seuprit porsinya. Tapi pas datang, uh, lumayan ini pas buat ganjel perut sampai sore, ditambah lagi isinya juga banyak, tidak sekedar nasi goreng ala kadarnya. Saya suka ini!
Oh iya jalan jajan siang ini habis berapa dan apa aja yang dibeli bisa lihat difoto struk pembayaran ya. Hmm, lumayan sih untuk "sewa tempat" menghabiskan waktu menjelang akhir tahun. Buat yang lagi ngirit, sepertinya angka segitu #berat.
Oh iya, untuk cara pembayaran di cafe ini masih manual pay alias cash. Sayang banget sih dijaman ibukota yang sudah cashless di sini masih pakai uang tunai. Saya yang kebetulan hanya bawa receh, mau gak mau harus ambil uang tunai dulu di cabang bank pemerintah di gedung kementrian, di sana ada BNI, BRI dan Mandiri. Ya hanya bank plat merah, kalau cari BCA tidak ada ya. Mudah-mudahan, di 2019 nanti, sistem pembayarannya bisa melayani debit atau emoney.
Kebetulan saya ke sini bersama blogger T2TI, saya pinjam jadi model foto gak bagus ini hihihi
Oh iya, untuk tempat duduknya saya pilih yang di dak indoor, cari yang ada AC. Soalnya meskipun teduh, hawa siang itu panas, baju saya lumayan berkeringat, jadi perlu AC untuk mendinginkan.
Tempatnya memang enak untuk nongkrong menghabiskan waktu, apalagi buat yang mau bersembunyi di balik semak-semak ala-ala hutan gitu. Tempat ini bisa jadi referensi. Tapi ya kalau yang kunjung banyak juga, bisa ketahuan sih. Yang pasti, saya nyaman di sini, untuk menghabiskan waktu siang atau menunggu malam. Kalau di luar banyak nyamuk, masuk saja ke dak di lantai 2 yang indoor ya.
Saya di sini menunggu jam makan siang terlewati, sambil menunggu jam tayang bioskop di Planet Hollywood XXI. Karena setelah ini agenda saya adalah nonton!! Baiklah saya sudahi dulu catatan saya diakhir tahun ini. Sampai jumpa di catatan jalan jajan lainnya. -cpr-
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6