Diwali, Perayaan Cahaya

Kembali saya ingin tahu tentang hal baru, sebenarnya tidak baru, tapi berhubung saya belum pernah mengulasnya, jadi penting untuk jadi bahan catatan saya kali ini.

Saudara kita yang beragama Hindu punya beragam perayaan yang sudah dikenal mendunia, Hari Raya Holi, Hari Raya Nyepi di Hindu Bali dan banyak perayaan lain yang belum saya cari tahu. Ada satu lagi perayaan yang juga penting bagi saudara kita yang beragama Hindu, namanya Perayaan Diwali atau ada yang menyebutnya Deepavali. Seperti apakah perayaan itu?

Deepavali atau Diwali atau Dipavali dalam keyakinan Hindu adalah festival cahaya. Dalam bahasa Sansekerta, Deepavali berarti barisan cahaya yang menandakan kemenangan terang atas kegelapan.

Dalam perayaan ini dimaknai sebagai kemenangan kebaikan atas keburukan, yang ditandai dengan dinyalakan lampu atau cahaya yang melambangkan harapan umat manusia serta simbol perayaan itu sendiri. Cahaya ini bisa berasal dari cahaya lilin, api sumbu minyak, lampu bahkan hingga kembang api yang digunakan untuk meramaikan festival di beberapa negara.

Perayaan ini dirayakan disekitaran bulan Oktober dan November, tanggalnya tidak pasti, bisa berubah-ubah setiap tahunnya. Atau dalam kalender Hindu, dirayakan setiap bulan 'Ashwayuja'. Seperti contoh, tahun 2018 ini dirayakan dimulai tanggal 6/7 November. Sedangkan tahun 2017 yang lalu dirayakan pada tanggal 18 Oktober 2017.

Diwali dirayakan selama lima hingga enam hari berturut-turut, setiap hari dalam prosesi perayaan membawa pesan atau maknanya sendiri.

Secara umum Divali ini merayakan atas kemenangan Sri Rama atas Ravana. Sri Rama, Dewi Sita dan Laksmana adik Sri Rama kembali ke Kerajaan Ayodya, dibimbing oleh cahaya dalam kegelapan.

Mereka yang merayakan Divali ini merayakan pesta cahaya dengan berkumpul bersama keluarga, menyalakan lampu-lampu, lilin, lampu sumbu hingga kembang api, dengan mengenakan baju baru serta berbagi permen.

Seperti yang saya ungkapkan tadi di atas, Divali ini dirayakan lima hingga enam hari berturut-turut, dimana setiap harinya dimaknakan dengan perayaan berbeda.

Hari pertama, perayaan deepavali dinamakan Vasu Daras. Perayaan ini diperuntukan bagi sapi, hewan yang dianggap suci oleh umat Hindu. Pada perayaan ini, dipercaya bahwa Raja Pithu membebaskan rakyatnya yang tengah dilanda kelaparan dengan menangkap 'bumi'. Dalam mitologi Hindu, sapi dilambangkan sebagai bumi, yang mana hasil produksi dari sapi seperti susunya membawa kehidupan dan kesuburan tanah.

Hari kedua, perayaan Deepavali dinamakan Dhan Teras memperingati munculnya Dewa Dhanvantari dari samudera. Pada hari ini dipercaya umat Hindu sebagai waktu yang tepat untuk membeli barang berharga seperti emas dan perak, karena akan memberikan keberuntungan.

Dewa Dhanvantari merupakan avatara dari Dewa Wisnu. Dewa Dhanvantari ini keluar bersama pusaka-pusaka dan barang-barang berharga dari peristiwa pengadukan samudera susu pada saat para dewa dan para asura mengaduk samudera susu untuk mencari tirta amerta. Dewa Dhanvantari merupakan tabib para dewa, simbol kesehatan dan penyembuhan.

Hari ketiga, perayaan dinamakan Naraka Caturdhasi, merupakan perayaan memperingati ketika Khrisna mengalahkan dan membunuh raksasa Narakasura. Yang melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Perayaan ini merupakan puncak dari perayaan Deepavalli. Dihari ketiga ini dilakukan pula pemujaan terhadap Dewa Khrisna. Umat Hindu akan membuat Rangoli. (Rangoli merupakan kesenian tradisional India, berupa dekorasi dari beras dan tepung yang diwarnai dengan rempah-rempah.

Hari keempat, perayaan dinamakan Laksmi Puja, merupakan perayaan pemujaan terhadap Dewi Laksmi (pembawa kesejahteraan) dan Dewa Ganesha (pembawa keberuntungan). Bagi penduduk India Utara, perayaan hari keempat merupakan puncak dari perayaan Deepavalli.

Hari kelima, perayaan dinamakan Bali Pritipada, merupakan peringatan kemenangan Dewa Khrisna menyelamatkan rakyat dan sapi dari bencana banjir dengan mengangjat Bukit Govadhana.

Hari keenam, perayaan dinamakan Yama Dwitiya, merupakan perayaan peringatan mengenang ketika Dewa Yama (Dewa Kematian) mengunjungi Yami adiknya, mereka bertemu dan makan bersama dan Dewa Yama memberikan hadiah untuk adiknya tersebut. Dari peringatan ini, umat Hindu saling mengunjungi saudaranya dan memberikan hadiah.



Deepavalli atau Diwali kini sudah menjadi festival budaya, dan menyebar ke seluruh dunia, bahkan di negara yang penduduk beragama Hindunya minoritas. Seperti yang terjadi di Inggris, Kota Leicester kerap menjadi tuan rumah perayaan ini. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain seperti Fiji, Guyana, Malaysia, Mauritius, Myanmar, Nepal, Singapura, Sri Lanka, Suriname, Trinidad Tobago di sana hari dimana Diwali dirayakan menjadi hari libur nasional.

Lalu bagaimana dengan perayaan Diwali di Indonesia, di Bali khususnya? Hasil browsing berita terkait perayaan Dewali di Bali. Bagi orang-orang Bali, akan menikmati hari libur pada perayaan ini, ada surat edaran tentang libur fakultatif oleh Gubernur Bali, mulai 2017. Situasi ini membuat pelayanan publik otomatis akan tutup selama perayaan. Bagi masyarakat Bali, perayaan Diwali ini mirip dengan perayaan Galungan dimana esensinya adalah kemenangan kebaikan atas kejahatan, dharma melawan adharma, intinya adalah kemenangan. Hanya saja pada perayaan Galungan yang diperingati adalah kemenangan Dewa Indra atas Raja Mayadenawa.

Peringatan Diwali ini baru pertama kali dirayakan di Bali ditahun 2017. Sebenarnya umat Hindu Bali tidak spesifik merayakan hari raya ini, tapi hal ini bukan sesuatu hal yang perlu diperdebatkan, karena ini hanya perayaan yang penting adalah esensi dari perayaan tersebut.

Secara umum itulah perayaan-perayaan yang dilakukan selama prosesi Deepavalli atau kita lebih sering mendengar Diwali. Setidaknya kita jadi paham makna atau maksud dari perayaan tersebut, tidak sekedar memakai pakaian baru, bermain api, main kembang api, berhias-hias, berselfi. Tapi memahami makna dari perayaan yang dilakukan.

Selamat merayakan bagi saudara yang beragama Hindu. Salam hangat dan damai selalu. Catatan ini cukup memberikan pengetahuan supaya kita saling menghargai perbedaan dengan tidak merasa diri paling benar di dunia ini, karena pada akhirnya semua akan kembali kepada Sang Pencipta dengan melalui pintu yang berbeda dan jangan menyempitkan pola pikir Tuhan seperti pikiran "ahli-ahli surga" di dunia. -cpr-


Sumber bacaan:
Wikipedia. Deepavalli | diakses tanggal 8 November 2018
Wikipedia. Dhanwantari | diakses tanggal 11 November 2018
IDN Times. 7 Fakta Unik Perayaan Diwali India, Apa Bedanya dengan Festival Holi? | diakses tanggal 11 November 2018
MSBR. Hari Deepawali: Umat Hindu di Bali Ngapain ya? | diakses tanggal 11 November 2018
Tirto.id. Mengapa Diwali Perlu Disahkan Sebagai Hari Libur Nasional? | diakses tanggal 11 November 2018
Hindu Damai. Arti dan Makna Perayaan Festival Cahaya "Deepavali" | diakses tanggal 11 November 2018






Posting Komentar

2 Komentar

  1. Hari Raya Diwali dirayakan di seluruh dunia oleh keturunan India

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Namun karena sudah mendunia, bagi yang tidak merayakan menganggap perayaan Diwali sebagai festival budaya yang dirayakan semua orang di dunia, termasuk yang bukan asli keturunan India.

      Tentunya bagi mereka yang tidak berpikiran sempit, tapi jika yang imannya takut berubah karena satu dua hal, menganggap perayaan ini adalah hal yang negatif.
      Hanya mereka yang punya iman yang kuat saja yang bisa memahaminya, bagi iman yang cetek, ya begitulah.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6