Ini Baru Main Sepeda

Setelah minggu lalu gagal sepedaan di track Hutan UI, minggu pagi ini akhirnya kesampaian. Sesuai ekspektasi awal, memang tracknya luar biasa menantang buat saya yang awam. Maklum sejak punya MTB baru kali ini saya coba track khusus untuk sepeda MTB. Ya meskipun kelas MTB nya low end, tapi lumayan lah punya sendiri.


Menuju UI saya harus melintas rute baru, jalur biasa yang saya lewat melalui gerbang Pondok Cina sekarang sudah ditutup, jadi sekarang saya lewat perempatan Juanda, yang arah Beji, di sana ada jalur pintas untuk menuju RSUI, Rumah Sakit UI. Ya UI sedang membangun rumah sakit, masih di dalam komplek UI, hanya ada akses pintas yang dibuat untuk menuju RS tersebut. Meskipun belum beroperasi, tapi ada jalur yang bisa dilintasi pesepeda atau pejalan kaki.



Di track ini akhirnya saya bisa menguji kehandalan MTB yang saya miliki, Pasific Spazio 5.0. Ya sejak saya beli ini sepeda, baru ini track berat yang dilalui. Padahal ya, saya bawa tidak memaksakan diri, saya belum hapal medan juga, karena ini adalah pengalaman pertama.


Hutan UI punya track bersepeda yang asyik, benar-benar asyik, bersepeda sekaligus menikmati sejuknya suasana hutan. Medannya juga enak, ya kalau musim kemarau begini okelah tracknya, tapi kalau hujan sepertinya bakal offroad sekali. Ada tanjakan, turunan, tikungan tajam, cekungan-cekungan U yang sedang hingga extreme, plus handicap juluran akar pepohonan yang melintas tiap jengkal track dari akar kecil hingga besar, belum lagi jukuran ranting-ranting dan batang pohon yang tumbang melintang.

Kalau mau kenceng, sepertinya harus hapal medan dan teknik deh. Contohnya, ketika menghadapi medan turunan langsung ada cekungan U, di titik itu perlu paham teknik, kalau tidak bisa terjungkal. Buat yang awam terkadang reflek adalah menekan tuas rem depan, itu bisa terjungkal. Standby -kan rem belakang dengan proporsi lebih banyak, untuk mengurangi kecepatan, efeknya paling hanya ban belakang akan bergerak liar (baca: ngepot). Tapi kita terhindar dari terjungkal. Saya ketika awal nyaris saja terjungkal karena tak sadar akal hal ini. Contoh lain itu ketika tikungan tajam selepas turunan, itu kalau telat ngerem atau salah pakai kombinasi rem bisa bablas. Bahaya karena ada beberapa tikungan yang sebelahnya langsung sungai, salah-salah nyemplung deh. Contoh lain itu ketika menemukan handicap batang pohon atau akar besar melintang di track, perlu teknis khusus melewatinya, apalagi ketika kecepatan tinggi.

Saya di sini awam sekali, baru pertama jadi perlu banyak memahami medan dan teknik menghadapinya. Tapi kalau sekedar santai sih seru-seru juga, nikmatilah tanjakan, turunan dan tikungan dengan sebaik mungkin, sensasinya di sana. Atau jika sepeda mu mampu, bisa tuh 'terbang' karena ada beberapa spot diberikan track 'pelontar', tanjakan lalu putus, jadi kalau lagi kecepatan tinggi kita jadi bisa terbang.

Saya jujur kedodoran kalau harus mengimbangi goweser lain, saya selalu tertinggal di belajang, karena medan belum hapal, dan saya sering kali belandrang saat menikung akibat terlambat mengerem. Belum lagi, medan naik turun, saya kesulitan mengatur ritmen gear. Beberapa kali saya harus turun dari sepeda dan nuntun.

Salah satu handicap di track, akar pohon atau batang pohon melintas di permukaan tanah, mirip polisi tidur

Salah satu handicap melintang di track


Pemandangan danau UI

Jika salah perhitungan, bisa crash seperti ini lho, ini karena salah perhitungan ketika melintas di handicap 'pohon tidur'

Total track Hutan UI ini punya panjang kurang lebih 7,2 kilometer. Cukup jauh sih, dengan variasi handicap yang mantab. Kalau muter-muter UI dengan jalanan aspal, bisa kurang. Ini kita hanya berputar-putar di dalam hutan, tapi bisa mendapatkan sensasi yang seru, keluar masuk hutan disajikan pemandangan danau UI. Ada beberapa spot untuk istirahat, dengan pemandangan danau.

Berdasarkan sepedaan kali ini akhirnya saya mampu mengukur kapasitas Pasific Spazio 5.0 yang saya miliki. Untuk medan seperti Hutan UI, kalau sekedar sepedaan masih oke, meski kita harus terganggu dengan pegas difork depan yang mental-mentul, "jedak-jedak", karena seting preloadnya tanpa peredam, jadi ketika pegasnya counter itu seperti tidak teredam ke atas, kalau peredaman down shock -nya okelah dengan diameter fork yang relatif kecil dibandingkan Polygon Starada 6.0. Suara "jedak-jedak" ini cukup mengganggu konsentrasi saya melibas handicap. Apalagi kan track banyak akar-akar yang timbul, jadi bunyi "jedak-jedak" terus menemani selama tracking. Untuk group set gear, ya pas-pasan lah. Untuk ban oke, melibas medan. Untuk rem juga pas kalau menurut saya, hanya saja saya selalu lambat mengerem jadinya blandrang terus. Soal frame, saya belum bisa berkomentar banyak, soal handling masih oke si. Mungkin soal frame dan handling ini perlu perbanyak jam terbang untuk merasakannya.


Rem jadi tumpuan utama, serta frame yang rigid, Spazio 5.0 ya cukuplah kalau buat sepedaan biasa-biasan aja

Fork depan ini yang nampak kedodoran, kurang besar dan kurang nyaman digunakan di medan tracking seperti Hutan UI, kalau jalan raya masih oke

Saya cukup dibuat kelelahan, untung saja sebelumnya saya sarapan dulu, kalau tidak bisa-bisa lemas. Air minum itu perlu, jadi jangan sampai kehausan di dalam, karena akan kerepotan sendiri.



Selain air minum, saya membutuhkan kacamata untuk melihat track, maklum mata minus jadi butuh bantuan kacamata. Kalau perlu jika punya body protector bisa digunakan, mengingat medannya penuh tantangan untuk melindungi tubuh kalau-kalau crash atau jumpalitan

Pokoknya, tracking hari ini luar biasa, menyenangkan dan saya jadi nagih untuk mencobanya lagi minggu depan. Selepas main sepeda begini, saya jadi keracunan dengan bike lain yang oke-oke. Hmm, mudah-mudahan saya bisa meredam keinginan yang aneh-aneh, mudah-mudahan, Pasific Spazio 5.0 ini bisa meredam keinginan duniawi. Maklum saja, MTB yang dipakai di sana keren-keren, wah harganya itu pasti diatas 5000K, malah ada yang seharga motor sport lho. Hmm, kalau ada duit, pengen sih ganti fork depan, biar gak "jedak-jedak" lagi.

Sekian dulu catatan saya diminggu pagi yang cerah hari ini. Niatnya mau istirahat jadi tidak bisa, habis sampai kos, mencuci mobil deh. Karena malam nanti saya mau jemput om dan tante dari Flores yang mau datang acara sumpah gelar dokter sepupu saya yang telah selesai menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Atmajaya. Sampai jumpa dicatatan lainnya, salam gowes. -cpr-

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Pengen banget euy kang ngtrack sepeda, sayang sepedanya belum ada hihihi pengen biar sehat dan kuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru tw sepedaan di sini, tapi jarang liat cwe di sini, ada si ibu2, tp pas lagi ngetrack jarang lihat cwe.

      Hapus

  2. Wuuiihh mantap ...Aku sudah hampir setahun nggak bersepeda lagi..kecuali kalau ada sedikit waktu..Padahal dekat dari rumah kampus Ui..😊😊

    Kalau masalah medan sedikitnya saya sudah hampir kuasai karena dulu waktu masih punya club sepeda sebelum star jauh UI jadi tempat pemanasan dulu..😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas sepedaan lagi, saya ikutan dah ...
      Saya masih lagi menyesuaikan diri dengan medan, soalnya dibeberapa titik saya nyaris bablas nyemplung 'jurang' aja, ngeri2 kalau kepaksa nyempung danau #modar #malujuga hahahaha

      Hapus
  3. Tujuhan kilo, aduh treknya terlalu jauh, kaki bisa lemes nih. Hutan UI memang sejuk, saya pernah kesana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan mas, saya baru pertama merasa terengah-engah, ingin menyerah tapi mau balik lumayan juga, jadi mau gak mau selesaikan etape semuanya deh, tapi setelah selesai itu ada rasa puas gitu.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6