I Have a Kitchen

Kalau dilihat dari judulnya, ini pasti seperti postingan clickbait. Karena apa yang tertulis dijudul tidak mencerminkan apa yang sebenarnya, karena pemaknaan yang berbeda. Perlu penjelasan atas judul di atas.

Punya dapur yang lengkap dengan perabotan standar ala dapur para chef memang jadi impian ibu-ibu. Meski begitu, saya laki-laki pun juga suka punya dapur seperti itu walaupun saya tidak bisa memasak.

Jadi begini, kantor saya kali ini punya dapur dengan perabotan standarnya untuk masak-memasak. Dapur ini dipersiapkan baru-baru ini, mungkin satu dua bulan ini perabotan satu demi satu diadakan untuk mengisi dapur yang sebelumnya kosong. Jadi, judul "i have a kitchen" itu dimaksudkan 'kantor saya' yang punya dapur.

Sebelumnya waktu sebelum pindah, ada juga si fasilitas dapur, waktu itu di kantor yang di Cipaku. Namun saat itu posisinya kami yang numpang di sana. Kalau saat ini, tidak lagi, semua perabotan diadakan untuk kebutuhan kami.

Dapur ini digunakan untuk memasak kebutuhan katering makan siang. Sebelumnya pasokan makan siang kami dikirim dari dapur kantor yang di Cipaku. Kali ini, kami mencoba mandiri untuk mensuplai dan mengelola makan siang sendiri, dengan Madam Jo yang bertugas sebagai "GA". Jadi semua perabotan yang disiapkan di dapur ini ya sebenarnya untuk itu. Tapi tentunya kami juga bisa menggunakannya.

Apa saja sih isinya dari dapur dimana saya berkantor ini? Kalau dilihat di foto kan bisa dilihat ada kulkas dua pintu, ada dispenser beras, standing down galon untuk air, coffee maker, rice cooker include magicom, ada juga dua unit kompor berikut dua tabung bright gas, plus perabotan masak lain dari panci, penggorengan, dan perabotan masak lain yang kecil-kecil, hingga perabotan untuk makan serta rak piring. Semuanya tertata dan tergantung rapih di dapur.


Setidaknya perabotan itu semua cukup membantu koki katering kami ini memasak menu-menu makan yang sudah direncanakan setiap bulan. Ya, kalau kami lembur malam bisa juga kami manfaatkan untuk sekedar masak indomie atau apa lah makanan simpel demi mengganjal perut.



Ya menyenangkan jika punya itu semua di rumah sendiri. Akhir pekan bisa dinikmati di rumah dengan iseng-iseng buat lauk makan sendiri. Saya sebenarnya punya perabotan itu, meski tak selengkap di kantor. Ada satu set perabotan untuk masak-memasak kebetulan sudah masuk kardus, satu unit kompor portable masih terdampar di "tetangga", kulkas mini yang saya persiapkan untuk menyimpan bahan makanan pun masih terdampar di sana, kemudian juga rice cooker include magicom pun bernasib sama. Padahal sebelum-sebelumnya, untuk jatah makan harian, saya masak sendiri, ya sekedar goreng telur, nugget atau masak oseng-oseng sendiri.

Dapur dan kamar mandi mungkin jadi bagian yang saya ingin buat senyaman mungkin, jika saya punya rumah sendiri, selain ruang keluarga. Untuk kamar pribadi sepertinya biasa saja, karena konsep kamar pribadi saya itu seperti kamar ala Jepang, dimana kalau mau tidur harus gelar matras tidur dulu. Cukup dulu intermessonya, sekalian juga saya akhiri catatan clickbait ini.

Setidaknya catatan ini cukup untuk dokumentasi saya, bernostalgia dimasa depan, ketika semuanya sudah bisa jadi kenangan yang tertinggal. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar