The Nun (2018)

Awal September 2018 mengawali bulan Kitab Suci, Valak meneror kita semua melalui film The Nun. Hmm, sepertinya terlalu lebay juga si, meneror? Tidak sih, soalnya kalau boleh jujur film kali ini tidak begitu menakutkan, hanya mengagetkan.

Kalau saya pribadi mungkin ya, tidak menakutkan karena sejak awal saya sudah berjaga-jaga, atas kaget yang memancing rasa takut dan pikiran bermain logika ketika menonton film ini. Jadi ya tidak begitu takut. Sejak awal saya menonton film ini karena ingin tahu, bagaimana asal valak memulai 'karya' propagandanya terhadap manusia difilm layar lebar.

Google

Pengaruh logika yang bermain selama film ini berlangsung membuat saya jadi banyak menemukan kejanggalan dari film ini. Pembuat film melupakan hal sederhana, yang dipikirnya penonton akan mengabaikan hal sederhana itu.

Pertama, lilin yang menyala, padahal bangunan kastil biara sudah cukup tua, lilin-lilin menyala dengan cukup baik seperti biara ini dirawat. Padahal, menemukan biarawati penghuni saja sulit. Lalu siapa yang rajin menyalakan lilin-lilin itu?

Kedua, dimana biarawati penghuni kastil itu tinggal dan beraktivitas? Saya masih bingung, mereka itu sebenarnya hanya vision belaka, karena sebenarnya mereka sudah meninggal semua? Kalau masih hidup, dimana mereka berkumpul, sementara nampaknya kastil tampak tak berpenghuni.

Ketiga, ketika scene menjelang akhir, saat ketiganya mau mencari pusat dimana ruang ritual pemanggilan iblis dan penyegelan iblis. Diawal adegan hanya si laki-laki yang membawa obor, yang lain tidak. Namun ketika berpencar, si suster muda tahu-tahu sudah membawa lentera, dari mana sumber apinya? Padahal kondisinya gelap gulita saat itu, sumber cahaya dari obor yang dibawa. Meski ada temaram sedikit cahaya bulan.

Keempat sih soal efek dan cinematografinya kayanya kurang gimana gitu, tidak seperti film bertema exorcism lainnya yang sebelumnya pernah saya tonton. Klasik horor, ya begitu saja tidak ada hal baru hang disuguhkan.

Kelima, cerita tentang valak itu sendiri menurut saya kurang, entah kurang bahan atau memang sedikit sekali literatur tentang valak ini. Padahal kan film ini sebenarnya menceritakan awalnya si valak itu seperti apa. Karena kurangnya bagian ini, rasa penasaran saya kurang terbayar. Banyak teka-teki yang tidak terjawab, akhirnya kaya ngambang, jadi nerka-nerka sendiri aja deh.

Itu sih yang jadi catatan saya setelah menonton film ini. Bukan jelek, bagus koq, saya menikmati setiap scene film ini, karena film bertema ini termasuk tema film yang saya sukai. Beberapa poin itu jadi catatan atas logika saya yang bermain untuk melawan rasa kagetan.

Seperti biasa, supaya saya tidak lupa, saya biasa mencatatkan jalan cerita dari film ini. Supaya dilain waktu saya bisa mengingat-ingat kembali dengan mudah, cukup visit ke sini. Catatan ini saya buat dari sudut padang saya melihat cerita film ini.

-o-

Film ini berlatar belakang suasana tahun 1952 di sebuah desa di Rumania. Di sudut desa ini ada sebuah kastil besar yang nampak tak terurus. Meski begitu di kastil ini dijadikan biara bagi biarawati Katolik. Kastil ini sangatlah besar. Kastil ini juga jadi saksi sejarah ketika jaman perang, karena ada sisi bangunan yang berlubang akibat hujan misil udara.

Corvin Castle, Rumania yang dijadikan lokasi syuting film The Nun

Kastil ini dianggap mempunyai kutukan, dan kisah-kisah seram dan gangguan iblis kerap muncul dari kastil ini. Sampai suatu ketika, ada kabar ada seorang biarawati yang mati gantung diri. Sejak itu pula, gangguan iblis dalam bentuk kematian bunuh diri dengan gantung diri menyebar ke penghuni desa terdekat.

Jalan sebelum masuk menuju kastil ini ada pekarangan yang ditanam salib-salib. Konon salib itu dipasang bukan menghalau iblis yang akan datang dari luar, tapi untuk menjaga iblis tidak keluar dari kastil itu. Tidak hanya itu saja, di sekitar kastil juga tersedia lahan pemakaman.

Hal unik dari pemakaman di sini, disetiap batu nisan makam, ada lonceng. Dimana tali lonceng itu terhubung dengan tali ke dalam peti. Ketika lonceng itu berbunyi, berarti ada yang menariknya dari dalam. Tentunya kalau yang dikubur adalah orang hidup, pasti bisa menarik tali itu supaya lonceng bisa berbunyi. Nah, jika yang dikubur orang mati, tapi lonceng berbunyi, berarti ada yang aneh. Ups, intermeso ya, lanjut ke cerita film ini.

Valak merupakan iblis yang dijadi karakter utama di sini. Awal mula si iblis ini berkarya melakukan propagandanya dalam semesta film dimulai dari sini. Kalau dalam kehidupan nyata sih, sejak penciptaan manusia, iblis sudah memulai karyanya.

Ilustrasi lokasi pemujaan iblis

Pada awalnya, ada seseorang yang melakukan ritual pemanggilan atau pemujaan iblis di sebuah kastil. Ritual pemujaan iblis ini adalah wujud pemujaan pada iblis mitologi yang dikenal dengan panggilan valak atau volac atau valu.

Ritual ini dilakukan berbekal kitab atau naskah kuno. Pemujaan iblis ini pada akhirnya diketahui tentara salib, oleh otoritas tentara salib kemudian ritual ini dibumihanguskan dan iblis yang sudah keluar akhirnya disegel disalah satu bagian kastil ini, diberikan ruang khusus dengan label "Tuhan berakhir di sini". Penyegelan iblis ini dibantu dengan kekuatan dari relic darah suci Kristus Yesus.

Catatan saya di sini. Apakah benar darah Kristus itu ada? Meskipun peristiwa penyaliban dan penyiksaan Yesus saya yakini dan akui ada, tapi apa mungkin ketika itu ada yang berpikir menyimpan dan mengumpulkan darah Kristus itu? Konon sih ada, relic itu tersimpan di Braga. Lanjut lagi ya, just intermesso.

Kastil ini akhirnya digunakan sebagai sebagai biara, untuk menyucikan tempat ini dari pengaruh iblis. Kemudian, darah suci Kristus itu disimpan di bagian lain kastil, dan dikunci dengan kunci yang selalu dibawa oleh kepala biarawati yang terpilih.

Pada suatu waktu, kastil ini jadi tempat yang terdampak akibat perang, kastil ini mendapat serangan misil udara yang membuat kastil sebagiannya rusak. Bagian penting dimana lokasi penyegelan si iblis terkena dampak, hal ini menyebabkan sang iblis berhasil kembali keluar meneror penghuni kastil. Biarawati penghuni kastil jadi korban teror.

Iblis memang musuh para malaikat dan menentang Tuhan, dan janji iblis memang selalu berkarya menyesatkan manusia dengan propagandanya. Teror iblis ini membuat kematian beberapa penghuni biara. Gangguan iblis ini dilawan dengan mendaraskan doa tanpa henti, demi meredam kekuatan iblis ini. Meski begitu, darasan doa nampak tak berarti, buktinya teror iblis masih terus meneror.

Sampai suatu ketika, suster kepala saat itu bersama satu suster asisten kepercayaannya mencoba masuk ke ruang 'iblis', untuk mencoba kembali menyegel si iblis. Namun apa daya, kekuatan doa saja tidak cukup, sang suster kepala dengan mudahnya tewas, karena tubuhnya dirasuki si iblis. Sebelum ajal, suster kepala menitipkan kunci penyimpanan darah suci Kristus. Asisten suster kepala itu pun lari karena ketakutan dan menuju kamarnya. Suster kepala berpesan, agar jangan sampai tubuhnya dimanfaatkan iblis. Namun teror si iblis membuatnya tertekan, akhirnya demi menyelamatkan tubuhnya agar tidak dimanfaat si iblis, asisten suster kepala ini memutuskan melompat ke bawah dengan mengikatkan tali ke lehernya. Kondisi ini membuat dirinya mati tergantung.

Pagi harinya, jasad tergantung ditemukan seorang pria yang bertugas menghantar pasokan bahan makanan ke biara. Kemudian, pria itu menyimpan jasad biarawati itu ke dalam ruang berpendingin.

Kabar kematian 'bunuh diri' seorang biarawati ini terdengar hingga Vatikan. Otoritas Vatikan kemudian mengutus seorang Pastor yang memang intens dengan hal-hal anomali untuk memastikan apakah tempat ini suci atau tidak. Vatikan pun mengutus calon biarawati yang punya kemampuan khusus, penglihatan hal yang berbau anomali juga dalam misi investigasi ini. Keduanya pergi ke Rumania, TKP dimana kasus ini terjadi.

Pastor dan calon biarawati ini kemudian meminta bantuan pada pria yang jadi kurir penghantar bahan makanan ke kastil itu, yang jadi saksi penemuan mayat biarawati tergantung.

Sejak awal ketiganya tiba di kastil biara ini, propaganda iblis sudah 'berkarya', anomali-anomali mulai ditampakan, dari jasad biarawati yang disimpan di dalam ruang pendingin awalnya diposisi tertidur berubah menjadi terduduk, darah segar bekas tetesan di TKP penemuan jasad nampak masih segar padahal kejadian kematian sudah berlalu beberapa minggu. Kemudian, tiba-tiba sosok suster kepala bertudung berbicara dengan mereka, padahal sebenarnya sosok suster kepala itu sesungguhnya tidak nyata, itulah propaganda iblis dan masih banyak anomali yang terjadi.

Upaya awal Pastor datang adalah ingin mengetahui keadaan sebenarnya dari biarawati penghuni kastil biara ini. Namun usahanya gagal, hanya mendapatkan harapan palsu. Calon biarawati yang jadi partner Pastor dalam misi ini pun mencoba masuk ke dalam lingkungan biara, dengan maksud bertemu salah satu diantara mereka.

Tapi entahlah, dimana biarawati penghuni kastil biara ini berada, mereka nyata atau hanya halusinasi. Mereka ini sudah mati sebelumnya atau hanya halusinasi propaganda si iblis ini. Semuanya nyata tapi tidak nyata. Tapi, dari hasil pertemuan calon biarawati ini dengan penghuni kastil, didapatkan kesimpulan apa yang terjadi sebenarnya di sini.

Teror si iblis ini juga dihadapi ketiganya, baik Pastor dan calon biarawati dan pria pengantar bahan makanan. Pastor diteror akan masa lalunya ketika dia gagal menyelamatkan seorang anak kecil yang kerasukan iblis, proses eksorsis yang berat membuat sang anak tidak kuat menerima aktivitas iblis dalam tubuhnya, hingga membuatnya meninggal. Rasa bersalah ini dimanfaatkan si iblis untuk mengacaukan niat si Pastor melawan si iblis ini. Begitupun calon biarawati pun diberikan teror oleh si iblis ini melalui penglihatannya. Namun calon biarawati ini cukup jeli memisahkan mana yang penglihatan yang menuntunya ke jalan kebenaran dan mana yang sesat. Begitupun pria penghantar logistik biara, ketika hendak pergi meninggalkan kastil pun mendapatkan teror.

Ketiganya merasa perlu mengakhiri semuanya. Pastor menyadari bahwa dengan doa saja tidak cukup untuk menghadapi pengaruh iblis yang sudah merajalela di sini. Perlu tindakan nyata sembari berdoa.

Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, pertama adalah mengambil relic darah suci Kristus yang tersimpan di dalam suatu ruang rahasia, dengan kunci khusus yang selama ini berusaha diamankan oleh para biarawati di sana. Di saat inilah, calon biarawati merasa yakin bahwa pilihannya berkarya di ladang Tuhan menjadi seorang biarawati adalah tepat. Melalui bantuan Pastor, calon biarawati mengucapkan sumpahnya untuk hidup selibat. Upacara ini dilakukan seadanya, karena situasi mendesak.

Ilustrasi relic darah Kristus

Relic inilah yang pada akhirnya menjadi segel untuk mengunci si iblis ke dalam tempatnya di kastil ini. Namun saat proses pergumulan diantara ketiganya terjadi, si iblis sempat bersemayam dalam tubuh si pria awam yang jadi penghantar logistik. Pria awam inilah yang menjadi jalan keluar si iblis melakukan terornya lebih luas di semesta film Conjuring series. Dan inilah yang jadi awal mula sosok valak dalam rupa biarawati dikenal difilm horor lain yang sudah rilis sebelumnya The Conjuring dan Annabelle.

-o-

Siapakah sosok iblis yang menggunakan sosok biarawati ini? Seperti yang sudah saya ceritakan di atas tadi, iblis ini dikenal dengan sebutan valak atau volac atau valu atau ualac, atau valax, atau valic, atau volac.

Valak merupakan iblis yang punya nama besar di neraka, termasuk pemimpin dengan 30 legiun prajurit iblis. Karakter valak ini dikenal juga sebagai kisah mitologi. Pembahasan mengenai valak ini sebenarnya ada dalam kitab-kitab kuno, pada masanya digunakan dalam ritual pemujaan iblis. Literatur kuno yang membahas tentang iblis ini diantaranya The Lesser Key of Solomon, Dictionnaire Infernal, Pseudomonarchia Deamonum.

Sosok valak itu sendiri juga muncul dalam ilmu Demonology (ilmu yang membahas sesuatu tentang persetanan). Demonology mencatatkan bahwa ada dua kategori iblis dikenal dengan istilah apokomistal (dianggap iblis paling tua dan paling tua) dan nekudaimones (yang kecil dan lemah). Valak termasuk ke dalam sosok yang kuat.

Valak itu sendiri disosokan dalam rupa anak kecil bersayap, menunggang seekor naga berkepala dua, bahkan dari mulutnya juga sering keluar seekor ular atau memegang ular.


Ya itu intermeso tentang sosok valak yang jadi karakter of center difilm ini. Film ini dikisahkan dari sudut pandang Kristen. Meski begitu banyak juga yang non Kristen yang senang bahkan rela mengantri untuk menonton film ini. Meski terkadang apa yang berbau atribut Kristen sering dijadikan sasaran kekafiran, tapi lain cerita untuk hal seperti ini. Tidak masalah sih, cuma hanya lucu saja ketika perbedaan bagi kelompok tertentu jadi masalah untuk perdebatan atau perhujatan, tapi ketika hal lain dianggap wajar. Kalau mau melihat standar ganda, ya inilah adanya. Namun hal positif lain, mungkin merekalah yang tidak melihat perbedaan bukan pembeda, bahwa iman tidak mungkin dirusak hanya pada atribut semata, iman adalah keteguhan hati bukan sekedar koar-koar dimulut.

Untung kami Kristen yang tidak mudah terpancing hal-hal atribut yang digunakan untuk "dilecehkan" dalam sebuah film. Difilm ini ditunjukan atribut gereja yang dirusak, dan dilecehkan ibaratnya. Tapi karena iman itu lebih hakiki, dan lebih tinggi dari sekedar atribut yang bisa dilecehkan, iman itu tersimpan baik dihati. Jadi, menonton film ini meski menampilkan hal-hal yang dianggap penodaan, bukan suatu yang bagaimana-bagaimana. Dan tidak perlu demo didepan bioskop untuk hal itu.

Film ini bagus, pas untuk dinikmati, menambah sensasi-sensasi kehidupan. Yang penting adalah kita juga kembali diingatkan bahwa iblis selalu akan melakukan propaganda untuk menyesatkan manusia. Satu hal lagi, doa tanpa perbuatan itu tidak akan berarti, bukan berarti berdoa tidak baik, berdoa akan lebih baik dengan ditambah perbuatan atau perbuatan nyata, seperti ucapan tanpa perbuatan adalah nol. Jadi, ambil hal positif dari film ini. Bagi yang non Kristen yang cerdas, bisa ambil nilai positif lain dari film ini. Selalu saja ada hal positif yang bisa diambil, tergantung bagaimama pola pikirnya. Kalau otaknya berisi merasa diri paling suci, paling benar, akan sulit memahaminya. Itu saja sih, catatan saya setelah menonton film ini. Sampai jumpa dicatatan lainnya. -cpr-

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Heboh banget ini film nya
    Dan aku jadi makin gak mau nonton
    Soalnya anti horor
    Penakuuuttt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya sih, gak tw yang jadi kehebohan apa hahaha

      Kalau soal seram, kayanya kurang, lebih seram sebelumnya, memang waktu awal nonton thrilernya itu sempat dibuat kaget dan penasaran, tapi setelah nonton, ya emang film horor, "tetep ada serem-seremnya gitu deh"

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6