Yups, hari ini adalah hari pertama berkantor di kantor yang baru, yang lokasinya relatif lebih jauh dari sebelumnya. Pagi ini saya harus bangun lebih pagi dari biasanya. Weker saya setel sedari jam /4 pagi.
Baca juga: Mencari Sepeda Lipat Piranti Kerja Harian
Berangkat
Keberangkatan hari ini saya usahakan lebih pagi, mengingat beberapa hari terakhir, sejak tanggal 21 Juli ini KCI sedang melakukan update sistem berkenaan dengan e-tiketing. Proses migrasi yang berjalan tidak mulus menyebabkan antrian mengular di setiap stasiun beberapa hari terakhir. Akhirnya, untuk naik krl, kita harus kembali ke 'jaman batu', tiket kertas, sampai waktu yang belum ditentukan. Tapi kalau berangkat siang, sudah pasti antri dong, makanya saya berangkat lebih pagi, karena saya benci antri panjang!
Start pertama seperti biasa saya gunakan KRL sekitar pukul 05:00, kemudian lanjut transj M6 ke arah Blok M. Sampai Blok M itu sekitar pukul 06:00. Nah dari Blok M ini saya akan coba rute yang baru, yaitu Blok M - Ciledug, dengan transj 13A.
Suasana KRL masih layak, tidak terlalu ramai tidak terlalu sepi juga, layaklah tidak seperti isi rempeyek dalam kaleng saat lebaran. Suasana di transj M6 pun kaya biasa, nyaman, tidak padat, ya maklum #masihpagi.
Beruntung, start saya ini berlawanan arus dengan mereka yang akan aktivitas. Jadi, kondisinya cenderung sepi. Berbeda dengan sore hari, ketika semua orang ingin kembali dari beraktivitas, suasana sore hari di terminal Blok M itu antrinya panjang banget.
Menuju Ciledug, transj 13 yang melayani rute ini. Tapi karena pagi itu sepi, ada dua bus lewat, tapi tidak melayani PNP, mungkin karena penumpangnya cuma dua orang, mungkin itu bus muter dulu. Selang beberapa menit, mulai penumpang berdatangan. Setelah terlihat penumpang banyak, baru tuh bus mau angkut penumpang.
Naik transj 13A menjadi pengalaman yang pertama menikmati jalur khusus transj yang elevated. Ya jalur yang selama proyek berlangsung membuat macet jalanan ruas Cipulir menuju Ciledug. Tapi, kini hasilnya bisa dinikmati, lancar jaya di 'udara'. Iya benar, naik transj rute ini seakan-akan kaya lagi naik bus terbang. Ngeri-ngeri gimana gitu.
Transj 13A yang saya naiki ini ternyata rutenya ke Halte Tendean dulu, jadi dari TL Museum Polri, bus ini ke kanan naik flyover ke arah Tendean, baru berputar balik menuju Ciledug. Ya tidak apa sih, jadi di sini saya bisa menikmati hasil pembangunan elevated street, seru berasa naik roller coaster.
Oh iya, untuk menuju kantor baru, saya harus turun di Halte JORR. Setelah itu lanjut berjalan kaki 500 meter ke belokan Jl. Kostrad. Dari situ harus berjalan kaki lagi sekitar 1,5K - 2K menuju kantor. Pokoke muanteb yo, jalan kakinya panjang bener, dan kondisi jalannya sempit, tidak ada trotoar, ada trotoar pun itu baru di tengah, pas lapangan bola dekat markas tentara, sisanya tanpa trotoar ya jalannya barengan dengan kendaraan bermotor lain. Hati-hati aja terserempet kendaraan bermotor. Kemudian, hati-hati juga jangan mainan hape lho di jalan, resiko jambret juga.
Hmm, dari perjalanan saya hari pertama ini bisa jadi ukuran, selanjutnya saya perlu kendaraan tambahan untuk membantu, supaya tidak terlalu lelah berjalan.
Sekitar pukul 7:25 saya baru sampai gerbang kantor yang baru. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya tiba juga di kantor baru. Hmm, lumayan dibuat gerah juga nih. Untungnya, sampai ruangan, AC nya lumayan dingin. Fiuh, pagi yang melelahkan.
Ya inilah yang akan jadi rute saya setiap hari. Saya harap sih jangan ada kendala dengan transportasi umumnya, misalkan transjakarta mogok atau KRL korslet atau apalah, karena rutenya cukup panjang, jadi kalau ada hambatan pasti akan mengganggu.
Pulang
Perjalanan pulang ini yang menjadi PR, setelah berangkat menuju kantor jalan kaki, pulangnya pun mau tidak mau begitu, jalan kaki lagi.
Suasana sore hari, menanti matahari terbenam |
Hiburan bersama, #busshake |
Rute pulang kembali saya menggunakan transj 13 menuju Blok M, dari sana saya naik transj M6, lanjut lagi transj 4B menuju Depok. Rute ini lebih baik ketimbang naik KRL dengan kondisi sistem e-tiketing yang masih bermasalah.
Berhubung kondisi e-tiketing yang bermasalah, akhirnya transj 4B tujuan Depok jadi padat dari biasanya #menyebalkan sih. Tapi mau bagaimana, pilihan selain KRL yang masih dianggap nyaman. Daripada naik angkutan 'jaman batu', kopaja dan metromini.
Sekian dulu catatan saya untuk pengalaman pertama mencicipi rute ke kantor yang baru. -cpr-
Addtional Rute:
Tumben sekali beberapa kali naik Tj. 6M tidak pernah dioper atau diumpankan di halte lain. Biasanya, start dari awal ya diantar sampai akhir, mau rame atau sepi pasti diantar ke tujuan akhir. Saya pernah di bus sendirian, sampai halte akhir.
Entahlah, mungkin demi alasan efisiensi kali ya, mungkin kalau pagi dibawah jam sibuk, banyak bus kosong, akhirnya manajemen 'mengakali' hal ini, jadi bus itu bisa efektif terisi penumpang optimal, minimal sesuai batas penumpang minimal.
Pagi ini (31/7) saya diturunkan di Halte Kuningan depan kedubes apa saya lupa, dekat TL Kuningan. Biasanya saya tujuannya ke Blok M dengan 6M. Sampai di sini, saya keliling halte, saya lihat ada tujuan Ciledug. Hmm, saya pikir langsung saja saya naik di sini daripada harus ke Blok M.
Akhirnya tunggu lah saya rute Tj. 13E. Krik-krik-krik-krik, tunggu 15-20 menitan deh kayanya, lama bener. Ada bus lewat, tapi tidak melayani penumpang. Meskipun akhirnya diangkut juga setelah lama menunggu.
Entahlah, kalau dihitung saya ke Blok M atau menunggu bus ini datang, apakah sama saja ya. Saya harus hitung lebih dulu. Soalnya kalau dipikir, saya tunggu di situ, bus 6M tujuan Blok M itu lewat 3-4x, kalau saya naik bus itu sejak awal, mungkin saya sudah otw. Tapi memang perlu diperhitungkan waktu tunggu di Halte Blok M menunggu Tj.13A.
Ya semuanya pilihan dan hitung-hitung waktu. Yang pasti, saya mau bilang bahwa nunggu bus rute satu ini LAMA! Tapi dari sisi efisien kilometer tempuh, menunggu di sini lebih efisien. Hanya waktu saja yang perlu disesuaikan dengan schedule datang bus. -cpr-
.
11 Komentar
Coba arah pulang menggunakan rute Tj.13E, start dari Halte JORR tujuan akhir Halte Halimun.
BalasHapusDari situ transit lanjut Tj. arah Pulo Gadung, kalau gk salah Tj.4. Hanya padatnya luar biasa, kalau mau bergaya ala krl, bisa saja memaksa sekali naik. Tp kalau tw diri, ya tunggu bus berikutnya. Kedatangannya ya relatif lama krn macet jalur tj. diambil kendaraan lain.
Armada Tj.13E tidak banyak, jadi ya harap sabar2. Begitu jg kalau pagi brgkt menggunakan rute ini, dari Stasiun Manggarai, naik 6M, habis itu turun Halimun. Tunggu deh Tj.13E.
Bus Tj.13E, 13C, 13B itu hanya ada saat hari kerja
BalasHapusRalat, Tj. 13B Sabtu ada, hari ini saya dibawa olehnya ke Ciledug.
HapusKalau rute 13E sudah pasti tidak ada di Sabtu Minggu
Menunggu Tj.13E di Halte Halimun sebagai halte awal itu lama, jadi wajar jika tunggu bus rute ini relatif lama. Dibandingkan dengan yang Tj.4 arah Dukuh Atas lebih sering.
BalasHapusKeberangkatan antr bus satu dg yg lain relatif jauh, itu menunjukan bahwa penumpang di rute ini tidak banyak. Bahkan penumpang yg banyak sj, bus ny lama dtg. Jd hrs sdr diri, rute dg penumpang seadanya jgn berharap menuntut lebih.
Hmm, hanya, tolonglah estimasi wkt dtg ny lbh jls. Sy amati app traffi yg trpasang di layar tunggu hny akurat untuk bus yg umum. Bus2 yg rute sepi, itu gk akurat sm sx, malah cenderung diabaikan. Sy bbrpx mantau bus tj.13E ini dri app pun tdk bs menemukannya, tp tw2 ad dtg d halte.
Pagi ini sy justru diangkut bus BW2 Jakarta Baru, hri sblmnya diangkut bus BW4 Pencakar Langit Jakarta klo slh ya, sy lupa.
Nah jd bwt penumpang arah Ciledug d halte ini, harus konsentrasi perhatikan bus yg dtg, jgn trpaku pd 13E ya.
Pengalaman baru, pagi ini saya coba rute 'tidur', ya saya pakai rute lbh lama di bis, spy bs tidur, jd dri Sta.Manggarai saya naik 6M ke Blok M. Ini rute yang makan waktu sebenarnya, tapi demi bs lbh lama tdr di bis saya pakai rute ini.
BalasHapusBiasa saya transit di Kuningan, lanjut tunggu 13E, itu sedikit lebih cepat. Hanya proses transit membuat saya harus terjaga (baca: tidak bisa tidur).
Akhirnya saya start di Blok M, naik 13A/13. Penumpang pagi masih sepi, jadi ya dibus hanya beberapa orang. Tiba di Halte Tendean, penumpang hanya dua orang termasuk saya. Petugas tj menanyakan pada kami berdua, mau kemana tujuannya. Bapak satu bilang ke Halte Kebayoran Lama, dan saya Halte JORR.
Setelah itu bus jalan, ternyata ini bus berjalan langsung, tidak berhenti di tiap-tiap halte lagi. Mungkin ya, panel digital berjalan yang terpasang di body bus bertuliskan TDK MLYN PNP. Itu yg biasa sy lihat dari bus tj yang berjalan melintas begitu saja di halte yang harusnya mereka berhenti.
Akhirnya, karena tidak berhenti di tiap halte, perjalanan jadi cepat. Di atas bus juga, berasa naik roller coaster, seru.
Bus berhenti hanya di dua halte yang disebutkan tadi. Hingga akhirnya saya turun. Senangnya bisa naik bus TDK MLYN PNP, akhirnya kesampaian juga.
Berasa naik bus online, satu bus sendiri hahaha
Naik Tj.13A dari Blok M itu harus muter dulu ke Tendean baru dia balik arah ke Ciledug. Nah bus tj. baru ini AC nya lumayan dingin apalagi kalau penumpangnya cuma sedikit, dinginnya ampun dah.
BalasHapusNah mengurangi kedinginan, lebih baik pas bus berangkat dari Blok M, turun saja di Halte Tirtayasa, naik bus arah Ciledug, jadi tidak terlalu lama kedinginan.
Bisa saja sih sampai lebih cepat kalau pas ada bus arah Ciledug yang start lebih dulu, tapi kalau tidak ada ya, mau gak mau kita naik lagi bus yang tadi kita naiki, karena kan dia muter.
Sebenarnya gambling juga si. Tapi ambil positifnya setidaknya tidak kedinginan di dalam bus.
Kali ini saya coba Tj. 13C, Puri Beta - Tosari PP. Iseng sih nyobain satu2 rute 13 yang tersedia.
BalasHapusKetika Puri Beta - Tosari, bus ini melintas jalan Gatot Subroto lalu berputar di Semanggi lalu masuk ke Sudirman menuju Tosari.
Kalau arah sebaliknya menuju Ciledug, bus ini tidak melewati jalur yang sama seperti berangkat. Bus ini melintas di Jalan Sudirman, nanti belok kiri pas di simpangan yang sebelum kantor BKN, menuju arah Blok M.
Sampai di TL Museum Polri Trunojoyo Mabes, si bus ini belok kiri arah Tirtayasa untuk naik flyover. Habis itu ya via elevated street, ke Tendean berputar balik menuju arah Puri Beta Ciledug.
Begitulah rute untuk 13C yang hanya ada saat hari kerja saja.
Jumat yang lalu saya nyicipin itu naik Tj. 13C, rute ke Pancoran Barat - Puri Beta. Rute yang dilewati hampir sama lah, sampai akhir jalur elevated turun depan kantor Trans Corp lalu naik flyover ke arah Pancoran. Bus ini berhenti di Halte terakhirnya Pancoran Barat (seberangnya SMESCO UKM).
BalasHapusDi Halte ini sempit sekali, repot kalau lagi jam sibuk, bisa tidak layak tunggu di halte ini. Belum lagi, bus yg dari arah Grogol Slipi itu selalu penuh.
Ralat, bukan 13C tapi 13B, kalau yg C itu Tosari arahnya. Ralat ya
HapusUntuk kembali ke Depok, saya ada rute kombinasi baru, jika mau mengejar waktu tempuh yang lebih singkat.
BalasHapusStart dari rute 13, saya pilih 13B turun di halte segede upil Pancoran Barat, lalu tunggu bus mikro jurusan Cipedak. Bus ini dari ruas Gatot Subroto itu, pas di TL Pancoran belok kanan arah Pasar Minggu.
Nah, nanti saya itu tinggal turun di Kolong Tj.Barat, lanjut naik 04 deh ke Depok.
Jujur ini lebih memangkas waktu tumpuh, biasanya jam segini saya baru berhenti di Halte Halimun, tunggu bus ke arah Halte Manggarai tunggu 4B, belum ruas Saharjo macet.
Biasa saya sampai kos itu sekitar pukul 9 paling cepat, kalau dari kantor jam5an. Semakin tlt plg. Kadang bs smp /10.
Kalau pulang jm7-8, itu sampai Depok sekitar jam10 - /12.
Kebayangkan lamanya di jalan. Dengan kombinasi baru ini lumayan terbantu, dengan biaya lbh mahal seribu perak.
Mau info, penampilan Halte Kunti berubah dari yang saya foto di atas, karena saat ini haltenya lagi dibongkar, revitalisasi penyesuaian dengan transportasi rel elevated di atasnya.
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6