Jangan Terlalu Percaya Google Maps

Pengalaman disasarin sama Google Maps pasti sudah pernah ngalamin lah? Kita percaya pada GMaps, eh malah tersesat. Memang, hanya Tuhan yang wajib kita percaya, tiada yang lain.

Kesekian kalinya disasarkan oleh aplikasi ini. Sebelumnya, saya disasarkan ketika naik mobil, ketika itu sedang jalur darat di trans Sumatera. Memang saat itu, tidak tahu arah, GMaps jadi solusi saat itu, namun sayang, kepercayaan saya dikecewakan. Malah disasarkan ke jalan-jalan yang tidak layak, lawan kejahatan. Waduh, ini GMaps bekerjasama dengan begal kali ya. Akhirnya diputuskan pakai insting saja berbekal maps yang ada, saya abaikan arahan GMaps.

Pernah juga ketika berkendara mobil, sewaktu itu di Semarang. Biasalah, minta petunjuk GMaps, mengarahkan ke titik point yang sudah saya tentukan sebelumnya, karena lupa jalannya, GMaps saya jadikan patokan. Rute yang saya pakai adalah rute mobil, eh dalah, saya dibawa melalui jalan kecil, yang hanya pas buat 1,5 mobil saja, otomatis ketika ketemu mobil lain di depan, terkunci tidak bisa lewat #mampus. Ya akhirnya, atret sana-sini, loloslah juga.

Kemudian lagi, naik motor, itu pun ketika melalui rute yang baru, yang saya belum pernah lewat. Itu pun sama, kembali diarahkan ke jalan yang salah.

Dokumentasi yang ngeblur, mau ambil gambar tidak enak, takut dikira yang tidak-tidak sama warga, soalnya nyasarnya gak ketulungan sampai masuk halaman belakang rumah-rumah warga, sepanjang kali kecil ini

Nah kali ini, saya mencoba arahan GMaps dengan berjalan kaki. Berbagai estimasi rute sudah diperhitungkan, GMaps mengarahkan rute terdekat. Akhirnya saya ikutilah arahan GMaps, setapak-demi setapak saya ikuti, mengarahkan saya masuk ke jalan kampung, awalnya oke, lama-lama koq saya diarahkan ke jalan setapak pinggir kali, mlipir ke halaman belakang rumah warga, bahkan jalan setapaknya hanya cukup buat kaki dan badan. Lanjut saya ikuti, eh ternyata buntu (tembok), coba cari arah lain yang instruksikan, eh malah diarahkan ke kebon-kebon warga.

Waduh, akhirnya saya putuskan bertanya dan mengikuti insting. Ya sudahlah, jalur biasa saja saya tempuh.

Pelajaran, GMaps hanya aplikasi, dia bukan tuhan yang tahu segalanya. Meski dia katanya tahu di sana macet dan ini dan itu, tapi GMaps tetaplah sebuah aplikasi. Bagi pengguna ya jika membutuhkan aplikasi di saat genting, buru-buru, rasanya jangan pakai deh, daripada disasarin, apalagi kalau tidak tahu medan. Kalau punya waktu sper banyak, bisa mencoba sensasi nyasar ala GMaps. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar