Jalan-jalan ke Kota Lama dan Pantai Marina, Semarang

Ke Semarang sayang rasanya tidak mampir ke Kota Lama. Kota Lama itu seperti Kota Tua di Jakarta, hanya saja kompleks Kota Lama di Semarang lebih luas dibandingkan Kota Tua di Jakarta.


Dulu kompleks ini banyak diisi perkantoran untuk perbankan. Kompleks Kota Lama, Semarang kini sedang ditata untuk tempat rekreasi, berfoto dan bersantai.

Hanya saja ketika ke sini komentar saya adalah panas, gersang dan terik. Untungnya teriknya terlindungi di taman mini di sebelah Gereja Blenduk. Taman mini ini bernama Taman Sri Gunting. Di sini ada beberapa properti buat foto, ya ada ember untuk memberikan uang seiklasnya. Dari semua tempat yang tadi saya jelajahi, di sini paling sejuk, enak buat tidur siang.




Nyokap cerita, bahwa dulu sewaktu beliau tinggal di Semarang, kalau ke gereja ke gereja ini. Gereja ini masuk sebagai bangunan cagar budaya.


Setelah lelah di Kota Lama, kita lanjut ke Pantai Marina arah utara Semarang. Lokasi ini kita tempuh dengan bantuan Google Maps. Menjangkau ke sana cukup mudah, kebetulan jalanan Semarang, lancar.

Pantai Marina ini sebenarnya ada di komplek perumahan Villa Pantai Marina. Tiket masuknya itu 5K per orang. Di sini juga hawanya panas, ya maklum hawa panas pantai, tapi untungnya ada pepohonan berdaun jarang bisa jadi peneduh, angin di sini juga terbatas, jadi hawa panasnya masih terasa.


Di sini tidak banyak yang bisa dinikmati, paling hanya duduk dan bersantai. Paling mentok ya naik kapal berkeliling liat laut.




Setelah beberapa saat, perut terasa lapar. Kami putuskan untuk cari makan, kami cari Waroeng SS terdekat, eh ternyata masih tutup libur lebaran. Coba cari makan di tempat lain pun sama tutup, akhirnya kita mampir cari oleh-oleh bandeng presto Bonavid. Setelah belanja oleh-oleh, kami lanjutkan perjalanan isi perut ke Bakso Aneka.





Sempat juga sebelumnya mampir lewat ke sekolah nyokap dulu sebelum mampir ke Bakso Aneka. Aktivitas perjalanan kali ini kami ditemani oleh Tante Susilowati teman sekolah nyokap dan ponakannya. Jadi kami pergi berlima, karena beliau ini yang paham Semarang dan jadi guide kami. Nyokap meski lahir di Semarang, tapi sudah lama meninggalkan Semarang jadi sudah ketinggalan dengan perkembangan kota ini.

Ya beginilah aktivitas kami dihari pertama lebaran. Jalanan kota nampak masih lengang, tidak banyak aktivitas pertokoan yang buka, jadi kami sangat menikmati sliwar-sliwer di sini. Soalnya kalau hari biasa, waduh, suasananya hiruk pikuk sekali.

Hanya saja, saya heran, padahal Semarang jadi tujuan pemudik, tapi koq sepi-sepi saja ya. Ah bodo amat, yang penting liburan saya menyenangkan, justru suasana lengang inilah yang saya cari dan saya menikmatinya. Sekian dulu catatan saya, akan saya lanjutkan dicatatan lainnya. Mengingat, tinggal 2 hari lagi saya di Semarang, sekaligus mengingatkan bahwa liburan nyaris usai. Sampai jumpa dicatatan saya lainnya.cpr

Posting Komentar

0 Komentar