Proyek Pedestrian Di Ruas Sudirman

Proyek pembangunan tengah digenjot pemerintah, tujuannya adalah aksesbilitas masyarakat. Ada yang berhubungan langsung dengan usaha percepatan ekonomi dan ada yang berhubungan dengan penciptaan kenyamanan bagi masyarakat.

Jakarta memang ibukota Indonesia. Wajar jika jadi percontohan fasilitas umumnya bagi daerah lain di Indonesia. Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, saat dan setelah Jokowi, nampaknya makin memikirkan bagaimana masyarakat beralih menggunakan angkutan umum. Untuk itu, perlu fasilitas pendukung supaya masyarakat nyaman. Salah satu fasilitas penunjang adalah pedestrian.

Pedestrian atau trotoar diciptakan untuk pejalan kaki. Tapi terkadang pedestrian dibuat hanya formalitas dan bahkan peruntukannya dibelokan untuk hal lain. Baik yang secara ilegal bahkan dilegalkan demi pundi-pundi suara akibat pilkada lalu. Seperti yang terjadi di pedestrian Tanah Abang, dimana sarana pejalan kaki dilegalkan untuk berjualan, padahal ada aturan yang melarang itu.

Setiap hari saya selalu melintas pedestrian di daerah Sudirman. Sejauh ini pedestrian yang ada ya alakadarnya. Masih layak sih, tapi agak kurang nyaman ketika hujan, atap penutupnya sudah banyak yang rusak, badan pedestrian juga banyak tidak rata, bau pesing dibeberapa titik, kemudian terlalu sempit, apalagi kalau jam sibuk. Pejalan kaki dua arah harus bergantian berjalan ketika berpapasan, karena saking sempitnya (lokasi pedestrian di sekitar Stasiun Sudirman).


Pedestrian yang menuju Halte Dukuh Atas sih sebenarnya sudah cukup lebar, tapi masih kurang nyaman, penerangan minim dan badan pedestrian ada yang sudah tidak rata.


Pedestrian di bagian ini sedang mengalami perbaikan. Pemerintah Daerah DKI Jakarta tengah membenahi pedestrian di sini dan dibeberapa ruas di Sudirman. Alasannya juga guna menyambut perhelatan ASIAN Games yang akan dihelat Agustus 2018 nanti. Memperindah kawasan ini karena jadi akses beranda negara, delegasi kontingen negara-negara lain akan sering melintas di daerah ini. Untuk itu perlu touch untuk memperindah kawasan ini lebih humanis dan manusiawi.


Sekalian memperbaiki pedestrian di sini sepertinya sekalian memperbaiki fasilitas drainase. Saya amati, badan jalan dikeruk untuk dibuatkan gorong-gorong besar. Meminimalisir banjir ketika hujan menerjang dengan volume yang tidak biasa.



Ada bagusnya sih pemasangan gorong-gorong raksasa seperti ini, jadi apabila nanti ada instalasi perkabelan tidak perlu merusak atau menggali badan jalan lagi. Instalasinya bisa dimasukan di gorong-gorong itu, jadi lebih rapih. Seharusnya sih dibuat seperti itu, jadi terintegrasi ke depannya.

Ya kita lihat nanti bagaimana wajahnya setelah ditata, mudah-mudahan lebih baik dan buat nyaman. Lebih asri dan buat aktivitas jalan kaki dan naik angkutan umum lebih menyenangkan.

Kalau sudah jadi, nanti diupdate lagi dokumentasinya di postingan yang lain.cpr.

Posting Komentar

6 Komentar



  1. Yaa!! Semoga saja Pedestrian ini bisa menjadi yang terbaik yaa!! Dan tidak untuk warga jakarta saja, melainkan untuk para pendatang yang ingin melancong ke ibukota...😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya semoga, ditambah sm pengguna ny bs jaga kebersihan, dg gk kencing smbarangan ky binatang. Biasa ny tkg ojek dan kenek metromini kopaja konvensional.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Hadeuh, nyepam iklan judi togel2x mau puasan bukan pada insaf juga ni orang ckckck

    BalasHapus
  4. Seneng banget kalau Di Jakarta ada pedestrian atau space jalan kakinya, biar enak jalan2 sore tapi suka KEZEL kalau dipake motor .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas bnr, sy bru rasakan kesalnya ketika ad motor yang melintas di atas trotoar. Bkn soal melintas ny, tp yg melintas ny sok bnr, dan malah nyalahin pejalan kaki. Kcuali pejalan kaki yg makan ruas badan jalan untuk jalan, sy msh sdr diri. Ni kebalikannya mrk gk sdr diri.

      Lagi yg bikin kesel itu bau pesing mas, banyak manusia ky binatang yg suka kencing sembarangan. Bkin bau gk sedap.

      Mdh2n dibagusin, jd buat nyaman org jalan. Mengingat, kuantitas jalan kaki orang Indonesia kan minim.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6