Ketika Pamaksaan Kehendak Terjadi, Demi Kebenaran Sekelompok Orang

Hari Minggu pagi yang cerah hari ini 13/5 harus berubah jadi kelabu, akibat peristiwa teror terhadap tiga gereja sekaligus di Surabaya, Jawa Timur. Kejadian yang dibuat sedemikian rupa, terjadi secara berurutan sekitar pukul 7 pagi. Ketika jemaat Kristiani akan melaksanakan kewajiban keagamaannya setiap Minggu.

Ilustrasi

Ilustrasi

Sebuah kejadian yang sebenarnya buntut dari rentetan peristiwa yang terjadi di Markas Besar Brimob di Depok, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.

Setelah kematian 5 orang polisi ketika penanganan kerusuhan di rutan teroris, kemudian penusukan dan penyerangan beberapa anggota polisi ketika berjaga pasca insiden kerusuhan.

Pihak keamanan dalam hal ini polisi sudah mencoba melakukan tindakan antisipatif dalam rangka mencegah usaha-usaha serupa, dengan penangkapan beberapa orang terduga yang akan melakukan aksi penyerangan susulan. Namun hal ini tidak mampu meredam beberapa orang lain yang berpaham radikal di wilayah lain di Indonesia, yang ingin memaksakan kehendak dan menunjukan eksistensi mereka.

Kejadian di atas merupakan contoh nyata dan dekat dari realitas kehidupan manusia. Di luar Indoneaia (luar negeri) kejadian seperti ini juga dilakukan beberapa kelompok atau pihak yang mempunyai perbedaan keyakinan akan sebuah kebenaran, yang berusaha memaksakan kebenaran tersebut diakui oleh semua orang.

Pemaksaan yang dilakukan cenderung menggunakan cara kekerasan dan intimidatif terhadap orang lain yang berbeda. Bahkan tak segan-segan melukai orang lain yang tidak tahu apa-apa.

Kasus lain terjadi di beberapa negara timur tengah, yang melibatkan kekuasaan negara-negara besar dengan intimidasi pengaruh politik dan ekonomi, bahkan di kawasan terdekat dengan Indonesia, asia tenggara, serta juga negara-negara lain dimana pemaksaan kehendak dilakukan dengan kekeraran dan intimidatif.

Ilustrasi

Ilustrasi

Kebenaran yang menyangkut keyakinan yang sebenarnya menjadi hak asasi tiap manusia, seakan-akan mudah dipaksakan untuk orang-orang lain. Dari menjelek-jelekan keyakinan orang lain, mengkafir-kafirkan (membuly), intimidasi, berlaku tidak adil dan semena-mena, mau menang sendiri, mendiskriditkan orang lain dan banyak hal negatif yang dilakukan demi upaya memaksakan kehendak dalam rangka menunjukan bahwa keyakinan saya lah yang paling benar di dunia.

Tidak ada lagi rasa menghormati, berbela rasa dan menebarkan keadilan positif bagi semua orang.

Hal ini terkadang dilakukan semua kelompok orang, yang merasa bahwa keyakinannya adalah paling benar dan yang lain salah. Catatan ini tidak menstampel ke kelompok tertentu saja, tapi semua kelompok orang yang berpaham seperti itu. Hanya saja, yang nampak dan nyata di negara ini tidak seorang pun bisa menutupinya (baca: semua orang tahu).

Pemaksaan kehendak ini bahkan sudah menular ke sendi-sendi kehidupan lain, contohnya adalah perpolitikan. Coba saja lihat media yang bisa kita akses sekarang, banyak kelompok-kelompok yang merasa bangga menyebarkan suasana intimidatif terhadap kelompok lain, demi melanggengkan jalan demi perebutan kekuasaan. Penyebaran konten hoaks, komentar-komentar bernada negatif dan destruktif (membenarkan sesuatu yang pada dasarnya salah, namun dianggap benar). Semuanya dilakukan demi memanipulasi kebenaran guna memuluskan calonnya supaya menang. Parahnya hal ini dilakukan mereka yang sudah cukup matang dalam aktivitas berbangsa dan bernegara, yang seharusnya bisa masuk dalam kelompok bapak bangsa, namun yang dilakukan adalah karakter sengkuni.

Lalu, bagaimana kita harus memposisikan diri? Sebenarnya mudah. Semua manusia yang hidup ada karena sosok spritual yang kita yakini bersama sebagai YME, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kita yakini hal yang sama, dan pada-Nya kita semua menyembah. Sudah selayaknya sebagai ciptaan-Nya kita saling menyayangi, bukan saling meniadakan. Entah bagaimana Tuhan menurunkan cara bagaimana bersyukur pada-Nya, hendaklah itu tidak dijadikan permasalahan.

Bahkan yang memahami anti Tuhan (atheisme) yang sebenarnya pun tidak melakukan saling meniadakan sesama manusia. Mereka yang sudah dinodai paham pemaksaan kehendaklah yang sudah merusak kehakikian dari rasa saling mendukung antar sesama manusia itu sendiri.


Jangan pernah merasa diri paling benar dan berusaha membuat orang lain mengakui kebenaran yang kita yakini. Kebenaran yang paling hakiki adalah kebenaran yang diakui semua orang (kebanyakan ± 87%, dengan asumsi penganut atheis di dunia 13% dari populasi), sama seperti kita semua mengakui bahwa ada kekuatan besar spiritual yang menguasai seluruh kehidupan ini yakni Tuhan. Jadi selama kebenaran anda tidak mencapai angka itu, jangan pernah memaksakan apapun kehendak anda, apapun keyakinan anda. Cara yang paling baik adalah saling menghormati dan saling menyayangi satu sama lain.

Jadi apapun atribut keyakinan anda, dimanapun anda berada di lingkungan mayoritas atau minoritas, jangan pernah memaksakan keyakinan yang kebenarannya belum bisa diakui seluruh populasi umat manusia, karena kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang diakui semua orang, dan tidak ada alasan untuk memaksakan perbedaan untuk disamakan. Bukan menganggap apa yang diyakini benar itu salah, apa yang sudah diakui dan diyakini benar, biarlah jadi keyakinan pribadi, bukan untuk dipaksakan untuk orang lain yang berbeda, apapun diyakini baik keyakinan spiritual dan keyakinan akan sosok pemimpin. Biarlah semuanya berjalan secara alami, bukan dari hasil manipulasi dan propaganda.cpr.

Posting Komentar

28 Komentar

  1. Luar biasa, pelakunya adalah satu keluarga, yang bisa dibilang ideal: 2 laki 2 perempuan

    Dita Sopriyanto dan Puji Kuswati serta 4 anaknya yaitu YF, FH, FS, dan PR.

    Kehidupannya biasa menurut tetangganya, tapi siapa sangka hati tidak ada yang tahu, paham keyakinan tertentu membuat manusia seperti candu, seperti narkotika, membuat apa yang buruk dilakukan dianggap wajar dan bahkan jadi suatu "kebaikan". Saya ingin tahu, malam ini sedang ada dimana ruh sekeluarga itu? Apakah ditemani bidadari atau semacamnya? Atau hal yang lain?

    Amazing sekali tau realita kehidupan tentang pemahaman yang salah. Sungguh mengagetkan, satu keluarga mati konyol hanya demi keyakinan yang salah #konyol

    BalasHapus
  2. "Kemudian kelompok pelaku yang ada ini, satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya, dia adalah ketuanya," kata Tito dalam jumpa pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5).

    Pelaku yang diduga meledakkan bom di tiga gereja ini berjumlah 6 orang, yang terdiri dari pasangan suami-istri dan empat anaknya. Menurut Tito, sang suami berinisial D diduga kuat adalah Ketua JAD Surabaya. Keenam terduga pelaku tersebut dinyatakan tewas setelah meledakan bom tersebut.

    BalasHapus
  3. Polisi menangkap 2 perempuan yang berencana melakukan serangan di Mako Brimob. Kedua perempuan diduga ingin menusuk anggota Brimob. Keduanya ditangkap oleh pihak Kepolisian pada Sabtu (12/5/2018) pukul 03.00 di dekat Mako Brimob Kelapa Dua Depok.

    Dari informasi yang diperoleh, kedua perempuan yang ditangkap berinisial DSM dan SNA. Polisi menyita 1 buah gunting.

    BalasHapus
  4. Terrorism has no nationality and religion.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.

      Wajib berhati-hati sj, karena selalu ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi, mengingat kependekan cara pikir masyarakat kita melihat suatu masalah. Inilah yang sering dimanfaatkan politikus yang mengejar kekuasaan.

      Hapus
  5. Setelah rentetan kejadian yang terjadi pagi hari, ada lagi bom yang meledak di rusun si bomber, yang mengakibatkan korban dari keluarga bomber.

    Anton tewas ditembak polisi. Dia disebut mengancam akan meledakkan bom saat polisi. Selain itu, istri Puspita Sari dan 1 anak yang berusia 17 tahun, LAR, tewas karena ledakan. Jenazahnya sudah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
    2 Anak Anton, FP dan GHA (11) terluka. Sementara satu lainnya, AR (15) selamat.

    "AR yang membawa adiknya ke rumah sakit saat ledakan pertama. FP (11) dan GHA (11) ini yang kita rujuk sekarang di RS Bhayangkara," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.

    BalasHapus
  6. Ledakan di Rusun Wonocolo terjadi pukul 21.20 WIB. 3 orang tewas akibat peristiwa tersebut. Mereka yang tewas adalah, Anton F (47), Puspita Sari (47, istri Anton), LAR (17, anak pertama Anton).
    Ada juga 3 anak Anton yang luka-luka, yaitu, AR (15, anak kedua Anton), FP (11, anak ketiga Anton), GHA (11, anak keempat Anton).

    BalasHapus
  7. Banyak juga ternyata WNI yang bilang rentetan teror yg terjadi adalah pengalihan isu ckckck

    Pak JKW, ini bukti pendidikan Indonesia masih dibawah titik nadir, banyak orang bodoh di Indonesia yang harus dicerdaskan. Tolong segera diperbaiki, cari menteri yang mau kerja keras, konkret gk sekedar retorika.

    BalasHapus
  8. Kembali terjadi penyerangan dengan peledakan bom:
    Bom meledak di Polrestabes Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB. Bom meledak di pos pemeriksaan depan Polrestabes.

    BalasHapus
  9. Belakangan, aksi peledakan bom di Indonesia sudah melibatkan wanita, yang adalah pasangannya. Mungkinkah sdh ad pergeseran, apakah ketika mati ternyata tidak ada bidadari yang menemani, akhirnya drpd mati gaya di sana, sebelum mati ada baiknya membawa pasangan sendiri dari dunia. Heran, tega2 nya menjerumuskan anak istri ke dalam kematian bunuh diri, yang padahal termasuk tindakan tidak dibenarkan dalam agama. Ditambah aksinya berniat meniadakan orang lain pula.

    BalasHapus


  10. Sangat miris memang melihat negri ini...Bukan hanya gejolak politik saja yang menjadi aksi teror serta kecemburuan sosial lainya....

    Bahkan agama yang 5 telah disyahkan pemerintah terus saling bersaing dan bukan tidak mungkin terjadi fitnah dan saling hujat...

    Semoga hal seperti ini bisa teratasi dengan segera. Amiin!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sx, miris melihat kejadian yang terjadi belakangan.

      Hal ini trjadi krn memelihara sifat merasa diri paling bnr, pdhl kebenaran adalah milik YME. Tp dg keyakinan trtntu, mrk merasa paling bnr, dan yg lain slh. Dan dg alasan apapun, meniadakan yg lain itu dianggap benar dan memaksakan kehendak ap yg diinginkan jd berlaku untuk semua.

      Jika smw menjalankan keyakinan ssuai apa yg dpesankan nabi2 nya pndahulu, psti tidak akan ad mslh sprti ini.

      Apapun keyakinan ny jika dijalankan dg baik dan bnr psti akan mnciptakan kedamaian di dunia.

      Kalau perpolitikan skr jd bgni, krn dimanfaatkan mrk yg ambisi berkuasa, krn berkali-kali gagal. Akhr ny menghalalkan segala cra.

      Sbnr nya adany kasus ini membuat Indonesia bersatu, tp tdk, politkus yg berambisi justru memanfaatkan situasi ini. Itu bukti nyata nya.

      Hapus
  11. Terorism bukan lah identitas, bukan lg bisa dibedakan dg ciri tertentu.

    Kini sifat dan akar terorism itu lahir sdh di dalam hati, semua dpupuk dri inputan2 yg salah ttg bagaimana menjalankan ajaran agama yg baik. Jadi, terorism kini bukan lagi identitas keagamaan, bukan lg krn ekonomi, krn teroris skr adalah mrk yg mampu, terorism sudah jadi paham dan keyakinan akan kebenaran yang mereka yakini untuk dipaksakan bagi semua orang.

    BalasHapus
  12. Pelaku utama atau ayah yakni Tri Murtiono (50). Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengatakan jika pelaku berinisial TM.

    Sementara istrinya diketahui bernama Tri Ernawati (43). Dalam aksi bom bunuh diri ini, pasutri tersebut mengajak ketiga anaknya ikut serta.

    Keempat pelaku yakni ayah, ibu dan dua orang anak laki-laki meninggal di lokasi saat bom bunuh diri meledak di Polrestabes Surabaya. Sementara anak bungsu mereka, Ais diketahui tubuhnya sempat terpental namun tidak sampai meninggal dunia.

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  13. Densus 88 Antiteror menembak mati seorang terduga teroris di Manukan Kulon, Surabaya, Jawa Timur karena dia melawan petugas. Polisi juga menyatakan punya bukti kuat keterlibatan terduga teroris tersebut.

    "Kita sudah memiliki bukti, sudah memiliki yang namanya alat bukti yang sah, dengan yang bersangkutan masuk kelompok membahayakan," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera, Selasa (15/5/2018).

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  14. Mengenang Riyanto, Gugur Membekap Bom saat Jaga Misa Natal

    Tak banyak yang menyorot dan mengenang mendiang Riyanto di peringatan Natal.

    Padahal, anggota Barisan Serba Guna (Banser) dari Nahdlatul Ulama (NU) ini punya cerita heroik saat ikut menjaga Misa Natal di Gereja Eben Haezer, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, 24 Desember 2000 silam.

    Kisah heroiknya bisa kita lihat dalam sebuah trailler Film berjudul: "Tanda Tanya", Karya Hanung Bramantyo tahun 2011, yang Mengisahkan Gugurnya Riyanto anggota BANSER NU Mojokerto Jatim yang dengan pengorbanannya itu sudah menyelamatkan Ratusan Nyawa Jemaat Gereja di Mojokerto Jawa Timur.

    Figur seperti inilah empunya surga :p, martir Allah yang sesungguhnya, melindungi semua makluk Tuhan tanpa memandang "baju" yang disandang.

    BalasHapus
  15. Aksi baku tembak polisi dan terduga teroris di Jalan Sikatan, Kecamatan Tandes, Surabaya, terjadi sekitar 30 menit.

    Menurut penuturan warga, aksi baku tembak itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB.

    Sampai Selasa malam, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara dan menggeledah rumah milik Yanto. Satu unit kendaraan gegana juga disiagakan di sekitar rumah terduga teroris.

    Sumber: kompas.com

    BalasHapus
  16. Lalu bagaimana bisa, orang tua melibatkan anak dalam aksi teror?

    Keluarga penganut paham radikalism, terorism, mamaksakan kehendak pada anaknya, hak pendidikan yang harusnya diberikan kepada anak diabaikan, justru pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang menghalalkan cara kekerasan, radikalsm, terorism, jihad yang salah, serta hal2 yang berisi doktrin perkumpulan yg orang tuanya yakini. Anak dipaksa mengakui kepada orang luar home scholling, padahal tidak.

    Hal ini terungkap dari anak salah satu terduga terorism di Sidoarjo, yg berhasil selamat dan sempat menyelamatkan kedua adiknya. Ybs tidak menurut anjuran org tua nya dan memilih bersekolah, meski hrs tnggl dg keluarga lain (neneknya).

    Hal ini bisa jadi patokan ke depan, apabila ada warga-warga yang memperlakukan anaknya demikian. Home scholling seperti apa? Kepekaan tetangga terhadap tetangga lain bukan dalam arti rese, tapi lebih ke pencegahan dini, mengingat keluarga terorism sangat mudah berkamuflase. Tidak seperti jaman dulu, yang nampak berbeda. Keluarga terorism kini nampak seperti keluarga biasa, dengan ekonomi cukup, berstatus keluarga ideal (cukup anak).

    Jadi, waspadalah dan peka terhadap lingkungan sekitar, karena sebenarnya keluarga terorism ada berbaur dengan kita. Waspadalah!

    BalasHapus
  17. Satu terduga teroris yang tewas dalam rangkaian insiden di Surabaya, ternyata lulusan Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya.

    Dia adalah Budi Satrijo, yang ditembak mati Tim Densus 88 Mabes Polri di rumahnya, di kawasan Perumahan Puri Maharani, Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

    Sumber: tribunews.com

    BalasHapus
  18. Polisi telah memusnahkan barang bukti rakitan bom yang ditemukan di beberapa rumah pelaku bomber hingga teroris yang tertangkap di Surabaya dan Sidoarjo. Pemusnahan bom dilakukan di Mako Brimob Watukosek, Mojokerto.

    "Baru saja selesai disposal bom," jelas Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera, Rabu (16/5/2018).

    Dalam disposal ini, Barung mengatakan terdapat berbagai jenis bom yang dilumpuhkan. Rinciannya yakni 31 buah bom pipa yang terdiri dari 16 bom pipa terangkai dan 15 buah bom belum terangkai, 43 buah bom cangkir yang telah terangkai, 2 kilogram handak yang telah jadi, hingga 5 kg belerang dan 5 kg arang.

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  19. Densus 88 Antiteror menangkap dua orang terduga teroris di Sidoarjo. Salah satu terduga teroris pun harus ditembak oleh anggota Densus.

    Penangkapan itu dilakukan di Perum AURI, Jalan Avia Nomor 193 Dusun Kwadengan RT 3 RW 1, Kelurahan Lemah Putro, Kecamatan Sidoarjo, Rabu (16/5/2018) sekitar pukul 19.45 WIB.

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terduga teroris Budi Satrio terpaksa ditembak mati tim Densus 88 Antiteror di Perum Puri Maharani, Senin (14/5) silam karena melakukan perlawanan. Warga sekitar pun berbicara tentang kesehariannya.

      Ketua RT 3 RW 1 Dusun Kwadengan Kelurahan Lemahputro Kecamatan Sidoarjo Kota di mana Budi tinggal, Heri Soesanto mengaku tak begitu mengenal Budi dengan baik.

      "Saya secara pribadi tidak kenal secara langsung, namun secara kelembagaan yang bersangkutan benar warga Jalan Avia 193 Perum AURI," kata Heri

      Hapus
  20. Setelah satu jam setengah melakukan penggeledahan di dalam rumah, Densus 88 Antiteror membawa terduga teroris ke sebuah musala yang berada di tengah permukiman warga. Musala itu diketahui hanya digunakan oleh kelompok tertentu.

    Penggeledahan rumah terduga teroris yang berada di Perumahan Sumbertaman Indah (STI), Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, dilakukan sejak pukul 21.30 WIB, Rabu (16/5/2018).

    Setelah melakukan penggeledahan, Tim Densus 88 didampingi oleh anggota Polres Probolinggo Kota mengajak terduga teroris bergerak ke sebuah musala yang berada di Jalan Taman Puspa Indah, RT 06 RW 05, di kelurahan setempat.

    Tim Densus 88 dan terduga teroris menuju lokasi musala menggunakan mobil. Diketahui, terduga teroris tersebut melakukan aktivitas mengajar dan beribadah di musala tersebut.

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  21. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap lagi seorang terduga teroris bernama Kristianto di Malang, Jawa Timur, pada Selasa 15 Mei 2018. Dia dan istri, serta tiga anaknya tinggal di rumah kontrakan di Jalan Tenaga, Kepuharjo, Karangploso, Malang.

    "Istrinya itu kan bercadar. Tamunya juga banyak yang bercadar. Saya pernah tahu, rumahnya dibuat pengajian yang datang rata-rata bercadar. Warga sini sebenarnya takut karena mencurigakan, kecurigaanya pakai cadar. Temannya sering ke sini malam hari," ujarnya.

    Tetangga dekat Kristanto, Ellya, mengaku sering melihat tamu bercadar masuk ke rumah kontrakan itu. Pada awal pindah rumah, Kristanto tidak hanya tinggal bersama istri dan tiga anaknya, tetapi dengan belasan wanita bercadar.

    "Pertama pindah itu selain sama keluarga, juga ada sekitar 12 cewek bercadar. Wong, saya itu tahu datangnya pakai mobil, ya, ada laki-lakinya juga paling cuma dua, kalau enggak tiga. Tapi sejak tiga bulan terakhir ini sepi, hanya Kristanto dan keluarganya," katanya.

    Ellya senada dengan Nurhadi, yang menyebut keluarga memang tertutup. Bahkan, anak-anak Kristanto tidak ada yang disekolahkan, semua berada di rumah setiap hari.

    "Pernah tetangga sebelah itu tanya ke anak pertamanya. Kenapa tidak sekolah, katanya anak-anaknya dididik di rumah sama uminya. Mayoritas tamunya bercadar, anak pertamanya itu juga bercadar," ujar Ellya.

    Sumber: viva.co.id

    BalasHapus
  22. Tim Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di Cirebon. Keduanya inisial S dan H. Salah satu terduga teroris, S, saban harinya berdagang cilok.

    S tinggal di rumah kontrakan, RT 05 RW 02 Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ketua RT 05 Gunanto mengatakan S ditangkap polisi saat hendak mengisi ulang galon di daerah rumahnya, Kamis (17/5/2018), sekitar pukul 13.00 WIB.

    "S ini sehari-harinya jualan cilok. Dia mengontrak di sini sekitar setahunan lebih, sama istrinya. Siang tadi yang ditangkap," kata Gunanto

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  23. Tim Densus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris di Jombang. Dari penangkapan ini, polisi menyita sebilah pedang.

    Salah seorang warga, Nur mengatakan terduga teroris tersebut ditangkap di rumah orang tuanya di Dusun Plemahan, Desa Banyuarang, Ngoro, Jombang, Kamis (17/5/2018) sekitar pukul 13.40 WIB. Pria yang ditangkap Tim Densus 88 Antiteror adalah Nur Kholis (35).

    "Tahunya tadi Densus selesai nangkap lewat muka rumah saya," kata Nur yang merupakan tetangga dekat terduga.

    Nur Kholis bekerja sebagai pedagang pisang. Dia menikah dengan seorang wanita asal Bareng, Jombang. Setelah berjualan pisang, terduga teroris ini pulang ke rumah mertuanya.

    Sumber: detik.com

    BalasHapus
  24. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Jalan Gading Pesantren Blok III nomor 1 RT 1 RW 6 Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Kamis (17/5/2018) sekitar pukul 19.00 WIB.

    Kedua terduga yang ditangkap merupakan kakak beradik, yakni ARH dan adiknya INM.

    Sumber: kompas.com

    BalasHapus
  25. Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama dengan Polda Riau telah menangkap tiga orang terduga teroris masing-masing berinisial Z, B, dan K.

    Ketiga terduga teroris tersebut merupakan alumni jurusan Pariwisata, Komunikasi dan Administrasi Negara Universitas Riau pada tahun angkatan 2002 hingga 2005.

    Ketiganya ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa, FISIP, Universitas Riau pada Sabtu (2/6/2018) siang.

    Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita sejumlah serbuk-serbuk bahan pembuat bom dari gedung yang sejatinya merupakan sekretariat bersama kelembagaan mahasiswa.

    Nandang menjelaskan, ketiga terduga teroris itu sengaja menggunakan kampus untuk menutupi jejak mereka, terutama dalam merakit bom.

    “Kebetulan barang bukti ini dirakit di Sekretariat Kelembagaan Gelanggang Mahasiwa. Mereka numpang tidur di mes Mapala Sakai selama sebulan (selama perakitan bom)"

    Sumber: Line Today

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6