Pesta Keluarga Kudus Nazaret

Hari ini gereja Katolik merayakan Pesta Keluarga Kudus Nazaret: Maria, Yusuf dan Kanak Yesus. Ya keluarga kudus yang didambakan semua umat Katolik yang ada di seluruh dunia. Dari mereka keteladanan dalam mengolah iman, dengan keyakinan pada janji penyelamatan Allah.

Tidak hanya melalui Maria, Yusuf dan Kanak Yesus yang memperbaharui dalam Injil. Tetapi dari Perjanjian Lama, kita bisa belajar dari Abraham dan Sarah yang percaya dan yakin akan janji Tuhan. Kemudian dari Hana ibu dari Samuel istri Elkana yang juga percaya dan yakin akan pengharapannya pada Tuhan. (saya lampirkan meski tidak dibahas diliturgi hari ini)

Pada hari raya Pesta Keluarga Kudus ini saya kebetulan sekali ikut misa dua kali, Sabtu dan Minggu. Dari keduanya saya mendapatkan inti sabda tentang apa yang ingin Tuhan sampaikan melalui peringatan ini.

Pertama adalah soal janji. Keyakinan dan kepercayaan pada janji. Kita tahu bahwa membentuk suatu keluarga diawali dengan sebuah janji yang diikrarkan dihadapan Tuhan. Suami akan mempercayai janji istrinya dan begitupun sang istri akan mempercayai dan berpegang teguh pada janji suaminya. Seperti orang tua yang menjanjikan sesuatu pada anak-anaknya sebagai hadiah atas pencapaian sesuatu, anak-anak akan menanti janji itu, dan percaya yakin akan janji itu. Begitupun sebaliknya anak-anak pun pernah berjanji atau menepati janji pada orang tuanya. Tuhan berjanji akan memberkati kita hingga akhir jaman, dan sudah selayaknya kita percaya akan janji Tuhan dan mempercayakan semuanya pada Tuhan.

Kedua adalah soal keyakinan, percaya dan pengampunan. Tuhan itu baik, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak yakin dan percaya atas kasih Tuhan pada kita. Begitu baiknya Tuhan, bahkan ketika kita berbuat dosa, Tuhan masih mengampuni kita atas dosa-dosa kita. Lalu kenapa kita tidak yakin dan percaya untuk juga mengampuni sesama.

Teladan yang bisa kita ambil dari Abraham dan Sarah yang menantikan janji Tuhan untuk mendapatkan keturunan. Adalah tidak mungkin jika Sarah mengandung diusia yang telah lanjut, tapi Allah menepati janjinya dan Sarah diberkati untuk mengandung dan melahirkan Ishak putera kandungnya yang dilahirkan dari relasi yang sah sebagai suami istri. Bahkan akan kepercayaan dan keyakinannya pada Tuhan, Abraham rela memberikan puteranya untuk dikurbankan. Semua itu karena keyakinan dan kepercayaan akan janji Tuhan.

Teladan atas kisah yang hampir serupa dialami Hana istri Elkana. Meskipun tidak dibahas dalam bacaan, tapi saya kebetulan membaca kisah serupa ini yang intinya sama, kepercayaan dan keyakinan akan janji Tuhan membuahkan hasil, bahwa Allah menepati janji Nya. Bahkan disaat tidak mungkin sekalipun. Hana bisa melahirkan Samuel. Atas syukur Hana pada Tuhan, Samuel dipersembahkan pada Tuhan untuk menjadi hamba Nya di Bait Allah.

Teladan lagi bisa kita belajar dari Simeon dan Hanna yang percaya akan janji Tuhan, akan dipertemukan dengan Mesias sebelum ajal menjemputnya. Buah dari ketaatan dan kesalehan dari Tuhan.

Maria pun memberikan teladan pada kita untuk selalu percaya kepada Tuhan, karena karya penyelamatan Allah.
"Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan Mu."

Yusuf suami Maria pun tidak bergeming atau lari dari kenyataan ketika Maria mengandung ketika mereka baru bertunangan. Semua karena percaya dan yakin akan janji Allah atas penyelamatan manusia.

Yesus memberikan teladan bagi kita akan hal yang sama, hingga rela mati dikayu salib, hingga mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya Dia dapatkan. Tapi itu semua Yesus lakukan karena Yesus percaya pada Bapa Nya di surga.

Melalui Hari Raya Pesta Keluarga Kudus ini kita diajak untuk melakukan hal yang sama, mengikuti teladan keteguhan iman mereka semua.


Keluarga dibangun atas dasar sebuah janji, saling janji satu sama lain dan kepada Allah. Dan satu sama lain bertanggungjawab menepati janjinya tersebut. Allah pun senantiasa melindungi dan merahmati keluarga yang diberkati Nya. Sudah seharusnya sebagai keluarga Kristiani hendaknya percaya dan yakin akan hal tersebut. Kepercayaan dan keyakinan yang teguh pada penyertaan Allah akan memperkuat ikatan yang ada. Tambahan lainnya adalah pengampunan, melalui pengampunan datang ketika keluarga menghadapi masalah, karena melalui pengampunan di sana ada kasih. Kasih inilah yang menciptakan rekonsiliasi relasi yang terjalin agar semakin kuat. Keluarga kudus adalah keluarga yang yakin dan percaya, serta mendasari hubungan satu sama lain di dalamnya dengan kasih akan Allah dan sesama.

Pada perayaan ini (ekaristi di Gereja Katolik St. Paulus, Depok) setelah homili dan syahadat aku percaya dilanjutkan dengan pembaharuan janji pernikahan, kepada sepasang umat yang telah dipilih. Momen ini jadi kesempatan keluarga-keluarga yang dulu pernah menikah secara Katolik, mengingat kembali apa yang sudah diikrarkan di hadapan Tuhan.


Sharing Pengalaman Iman Keluarga Katolik
Di akhir misa sebelum berkat penutup, ada sharing pengalaman iman keluarga yang tadi diperbaharui janji pernikahannya. Mereka adalah pasangan Katolik yang lahir dari latar belakang kepercayaan keluarga yang berbeda. Mereka memutuskan untuk memeluk Katolik. Mereka menikah diusia yang cukup muda saat itu, yaitu 20 tahun. Mereka dikaruniai tiga orang anak dan tiga orang cucu.

Selama 40 tahun (saat ini) pernikahan, permasalahan dalam keluarga sangatlah banyak, dari perbedaan keyakinan dengan keluarga besar. Kemudian diawal pernikahan mereka harus terpisah jarak karena pekerjaan. Belum ditambah masalah-masalah yang lain. Terpaan masalah yang ada mengolah kedewasaan suami istri ini dalam berumahtangga.

Salah satu kunci mereka mensiasati hal tersebut adalah pengampunan. Berantem ya berantem, hal wajar dalam sebuah hubungan pernikahan. Namun mereka mencoba menutup rapat perselisihan diantara mereka, supaya orang lain tidak tahu, bahkan kepada anak. Mereka mencoba menyelesaikan masalah mereka di kamar, agar tidak ada yang tahu perselisihan mereka. Namun pada akhirnya semua perselisihan itu diakhiri dengan pengampunan, saling memaafkan dan mengalah satu sama lain. Hal inilah yang memupuk kembali kasih, sehingga tetap menjaga cinta yang ada. Kemudian adalah memahami kekurangan dan kelebihan pasangan dengan tidak memaksakan kehendak.

Meski begitu, tidak semuanya berjalan mulus. Salah satu tugas dari keluarga Katolik adalah mendidik anak seturut iman Kristiani. Namun tidak dengan mereka, ada salah satu anaknya yang memilih jalan yang lain, karena pengaruh pengasuhan kepada orang tua (kakek neneknya) yang berbeda keyakinan, pada akhirnya tugas mendidik tidak dilakukan sendiri. Ini yang bisa jadi pelajaran bagi keluarga Katolik lain dalam hal pendidikan anak, dan pola asuh anak, adalah soal tanggung jawab.


Dari sharing inilah, bisa jadi bahan berkaca keluarga Katolik lain, atau calon keluarga Katolik (muda-mudi Katolik yang berencana menikah). Bahwa tugas menjadi keluarga Katolik tidaklah mudah, membangun sebuah keluarga itu tidaklah mudah. Ada salib yang harus dipanggul bersama seluruh anggota keluarga.

Namun satu hal, tidaklah perlu takut dan cemas, karena kita punya Kristus, Allah selalu memberkati dan melindungi kita. Selalu ada jalan jika kita berpegang kepada Nya. Seperti pesan pada Pesta Keluarga Kudus hari ini, pendahulu kita sudah menunjukan bahwa Allah tidak akan ingkar janji. Oleh karena itu yakin dan percaya adalah kuncinya. Hidup seturut kehendak Nya.

Mereka yang masih cemas dan takut, adalah contoh yang tidak percaya pada Tuhan. Meskipun mereka rajin ke gereja tiap minggu, tapi tidak pernah meresapi apa sabda Tuhan. Ketaatan hanya sekedar kewajiban, bukan kebutuhan. Bahkan lebih parah, hanya takut dianggap Katolik KTP oleh orang lain.


Catatan ini penting bagi saya, untuk saya baca dan resapi, apa yang saya peroleh hari ini, untuk bekal nanti. Dan sebagai bukti, untuk terus yakin dan percaya akan karya penyelamatan Allah terhadap hidup kita.

Saya bukan dilahirkan dari keluarga yang bisa jadi panutan, tapi dari situ saya bisa belajar untuk bagaimana menjadi keluarga yang dibanggakan itu. Memahami dan mengerti jadi modal yang cukup, sisanya serahkan pada Tuhan, biar Dia yang membimbing bagaimana mewujudkannya. Meski begitu, saya tetap bangga dengan keluarga saya dengan segala kekurangannya. Dengan harapan dimasa yang akan datang, semuanya bisa berubah.

Selamat untuk keluarga Katolik di seluruh dunia, semoga berkat Allah terpancar dari setiap keluarga Katolik, sehingga bisa memberi pengaruh yang positif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Tuhan memberkati, amin.cpr

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Tahun 2018 ini, saya rayakan Pesta Keluarga Kudus di paroki yang sama seperti tahun lalu.

    BalasHapus
  2. Tahun 2019, saya rayakan di Gereja Katolik St. Theresia, Pandaan

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6