Hari ini saya kembali diingatkan, tentang sosok Yesus yang kita kenal sebagai seorang 'gembala'. Bukan karena Yesus lahir di sebuah kandang domba sehingga akrab dengan penggembalaan, atau bukan karena Yesus beralih profesi dari tukang kayu menjadi penggembala.
Bukan itu, tapi memang Yesus adalah figur gembala yang baik, gembala yang menuntun domba-domba Nya ke jalan yang benar dan mengenal baik domba-domba Nya. Kita inilah adalah domba-domba penggembalaan Yesus.
Seperti yang kita tahu, Yesus selalu mengajar dengan perumpamaan. Bagi kita orang Kristen, pasti tidak akan asing dengan istilah gembala dan domba.
Bukan menghewankan manusia, tapi ini adalah pemaknaan lain. Perlu pemahaman iman yang baik untuk memahami hal ini. Karena, selalu ada pandangan skeptisme tentang apa yang diyakini orang lain.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala gembala. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.
Dari cuplikan bacaan Injil di atas, tercatat bahwa Yesus adalah figur yang kita imani, dimana Dia menyatakan bahwa Dialah gembala yang baik, yang mengenal domba-dombanya, yang rela mengorbankan nyawanya bagi domba-dombanya. Dia selalu berjalan di depan dan domba-dombanya mengikuti Dia. Ini semua Yesus katakan dalam perumpamaan, meskipun banyak yang mendengar tapi mereka tidak mengetahui apa maksudnya. Hanya kita domba-domba yang mengenal suara Nya, sehingga kita tetap mengikut Nya.
Mengakhiri catatan ini, ada sebuah kisah menarik, pada perayaan Natal tahun 1963, Bung Karno datang dalam sebuah perayaan Natal bersama, kala itu tema yang diusung adalah "Yesus adalah gembala yang baik".
Saat memulai pidatonya, Bung Karno menyampaikan bahwa "Yesus gembala yang baik itu" itu salah, beliau membaca tulisan yang tertulis di sana. Mendengar ucapan Bung Karno itu, semua tamu terdiam, tidak tahu harus berkomentar apa.
Setelah beberapa detik terdiam, Bung Karno melanjutkan pidatonya. "Yang benar begini, 'Yesus adalah gembala yang terbaik!!!' Semua tamu pun bertepuk tangan mendengar ucapan Bung Karno ini.
Pertanyaan berikutnya, sudah siapkah kita menjadi domba-domba terbaik Nya?
Saya mau mengucapkan Selamat Natal 2020, telat sih, tapi gak apa daripada terlambat sama sekali. Memang tema Natal bersama tahun ini adalah "Mereka akan menamakan-Nya Immanuel". Saya mengambil cerita berbeda, karena tertarik dengan cuplikan pidato Bung Karno, ketika dia menyampaikan pidato pada acara Natal bersama beberapa tahun silam.
Semoga berkat Natal tahun ini tidak menyurutkan semangat ditengah pandemi ini, tidak perlu takut namun tetap waspada, jalani hidup dengan cara baru, karena Yesus akan selalu berserta kita, dulu, kini dan nanti saat akhir jaman. Tuhan memberkati kita semua. -cpr-
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6