World Championship MotoGP 2017

Luar biasa, itulah yang bisa disampaikan untuk menggambarkan sosok Marc Marquez. Rider muda MotoGP yang seri demi seri, musim demi musim terus mencetak rekornya sendiri. Marc memang rider yang cerdas, cerdik sekaligus pintar belajar dari kesalahan, yang semuanya jadi bahan untuk meningkatkan performanya terus-menerus. Hal ini dibuktikan dengan total crash yang Marc alami selama musim ini adalah 27 kali, ditambah 1/2 kali nyaris terjatuh di sesi pamungkas yang membuatnya melorot ke beberapa posisi ke belakang. Jadi, seiring waktu, dengan usianya yang masih muda, masih banyak kemungkinan rekor-rekor baru yang bisa ditorehkan Marc melampaui rider-rider pendahulunya.

Gelar juara dunia MotoGP musim 2017 ini berhasil direnggut Marc diakhir musim. Musim yang cukup berat, sampai gelar juara dunia baru bisa ditentukan diakhir seri. Pertarungannya dengan Dovisioso yang menguntit diposisi kedua klasemen dengan jarak poin cukup besar tidak menyurutkan tekanan terhadap Marc untuk perebutan gelar juara dunia musim 2017. Mengawali musim dengan hasil yang kurang baik, karena masalah motor. Marc hanya dua kali menang di sesi paruh musim plus mengalami gagal finish dua kali di seri Argentina dan Prancis. Tapi menjelang pertengahan musim pelan-pelan mampu mengejar ketertinggalan hingga mampu jadi juara paruh musim.

Pesaingnya Dovisioso memulai musim dengan performa yang biasa-biasa saja, namun ternyata perlahan Ducati mampu menunjukan kestabilannya, hingga mampu menghantar Dovi berturut-turut merebut podium utama di beberapa seri. Bahkan juga sempat dua kali bertarung dengan Marc dan berhasil memenangkannya. Dovi yang awalnya tidak ikut dalam pertarungan perebutan juara dunia, tanpa disangka menjadi calon kuat juara dunia selain Marc. Justru Vinales yang tampil menjanjikan diawal musim, performanya terus menurun karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan motor, ban serta sirkuit di tiap seri. Rossi pun yang awalnya jadi calon kuat untuk juara dunia musim ini pun mengalami nasib yang kurang baik, cidera akibat latihan di luar race memaksa Rossi harus tertinggal dari rider lain. Hingga akhirnya hanya Dovi yang mampu menghambat Marc merayakan gelar juara dunianya hingga seri terakhir.

Seri terakhir Valencia 2017 ini diberi tajuk #FinalShowdown. Harapannya akan ada pertunjukan Marc dan Dovi. Sayangnya, Dovi hanya mampu start di posisi ke-9, posisi yang cukup sulit untuk merangsek mengamankan posisi podium. Karena, syarat Dovi juara dunia cukup berat, dia harus juara dirace kali ini dan dengan catatan Marc finish diluar 11 besar. Tidak mungkin terjadi karena Marc start terdepan dengan berhasil meraih pole position. Kecuali, keajaiban, Marc crash tanpa poin.

Posisi yang tidak menguntungkan bagi Dovi membuat gelar juara dunia makin jauh diraih. Apalagi posisi Dovi berada di belakang Lorenzo, Lorenzo yang diharuskan memberikan jalan untuk Dovi tidak menghiraukan team order dari pit board. Lorenzo punya alasan tersendiri untuk itu. Karena peluang yang tidak memungkinkan memutarbalikan keadaan dengan kondisi saat ini. Keadaan sedikit berubah, ketika Marc kehilangan konsentrasi melebar dan nyaris crash, bahkan terlempar ke luar sirkuit, namun jarak yang jauh dengan rider lain di belakang, Marc hanya kehilangan beberapa posisi, tepatnya di belakang Dovi. Posisi ini masih membuat Marc tetap juara dunia. Nasib sial justru mulai menimpa Ducati, Lorenzo down, selang tak lama, Dovi pun mengalami hal yang sama, konsentrasinya buyar dan crash. Kondisi ini makin mengukuhkan Marc jadi juara dunia MotoGP 2017 meski race belum usai, hanya menyisakan beberapa lap lagi.





Zarco yang sedari awal berhasil mengamankan posisi terdepan dari Marc, sedang dikejar oleh Pedrosa. Setelah memastikan Marc juara dunia, Pedrosa menggeber motornya akhirnya bisa merebut posisi terdepan hingga finish, disusul Zarco, kemudian Marc yang sumringah atas gelar juara dunia ke-4 di MotoGP dan ke-6 total disemua seri (GP125 dan Moto2).

Selebrasi Marc cukup unik, di spot yang sudah dipersiapkan, dadu raksasa berwarna merah digulingkan hingga memunculkan angka dadu bertotol enam, menunjukan torehan gelar juara dunia yang berhasil diraih the baby alien, julukan Marc Marquez. Marc nampak merayakan selebrasinya bersama fansnya di sudut tribun yang penuh fans berbendera merah bertuliskan angka #93.
Sumber Google
"Tapi saya bisa melakukannya karena tim. Ketika anda punya orang-orang sehebat ini, semuanya akan lebih mudah."
Honda jadi tim pabrikan solid musim ini, setelah Ducati. Setidaknya itu yang diungkapkan Marc, "Tapi saya bisa melakukannya karena tim. Ketika anda punya orang-orang sehebat ini, semuanya akan lebih mudah." Ducati sendiri musim ini menampilkan kemajuan yang sangat pesat. Yamaha jadi tim pabrikan yang diunggulkan diawal musim, namun mengalami situasi yang tidak menguntungkan. Suzuki pun demikian, torehan apik musim lalu tidak bisa dipertahankan baik musim ini. Tim satelit lain yang menunjukan performa baik adalah Yamaha Tech 3, yang berhasil membawa Zarco sebagai Rocky of The Year, berhasil mengalahkan apa yang seharusnya dicapai tim pabrikan Yamaha. Tim lainnya adalah Aprilia yang cukup memberi persaingan, dengan kemajuan pengembangan motornya.

MotoGP Valencia jadi penutup gelaran MotoGP 2017 dengan Marc Marquez yang menjadi juaranya. Musim yang luar biasa menurut saya, yang saya ikuti sejak awal. Musim kali ini banyak menampilkan show yang seru, terutama persaingan antar rider berlangsung hampir di tiap seri. Perlawanan sengit tidak saja dari rider top five, namun juga rider lain yang awalnya tidak begitu diunggulkan di awal musim. Seri 2017 telah usai, mari kita tutup catatan musim 2017 ini.

Sekali lagi selamat, congratulation, proficiat untuk Marc Marquez atas gelar juara dunianya ke-6 seluruh kelas, ke-4 untuk kelas MotoGP. Yakni GP125 ditahun 2010 bersama Derbi, Moto2 ditahun 2012 bersama Suter-Honda, MotoGP ditahun 2013, 2014, 2016 dan 2017 bersama Repsol Honda.  #Big6. Dengan usia yang masih muda, masih banyak gelar yang bisa ditorehkan, demi melampaui legenda MotoGP pendahulunya.cpr

Posting Komentar

0 Komentar