Hati-hati Trotoar Licin

Trotoar atau dijaman kekinian dikenal dengan nama pedestrian merupakan fasilitas umum yang diperuntukan bagi pejalan kaki. Namun, tidak jarang pedestrian ini disalahgunakan, yang pada akhirnya menggusur pejalan kaki itu sendiri. Seperti digunakan untuk berjualan (PKL), parkir kendaraan bermotor, jalan pintas ketika macet melanda, bahkan hingga tempat atau titik penjemputan pembuangan sampah. Meski, terkadang tanpa disalahgunakan, banyak pejalan kaki yang terkadang nampak sungkan berjalan di pedestrian, dan lebih memilih berjalan di pinggir badan jalan, dengan alasan pedestrian kontornya tidak rata, sehingga perlu tenaga esktra untuk naik atau turun.

Selain yang tersebut di atas, mungkin ada hal lain juga yang membuat pedestrian belum jadi sarana utama yang dianggap penting bagi pejalan kaki. Karena kondisi pedestrian yang tidak semuanya bagus, dalam artinya ada saja lubang di pedestrian. Bahkan pernah ada kasus wisatawan Belanda yang terjatuh terperosok ke dalam lubang di salah satu pedestriaan di Kota Bandung. Karena proses pembuatan pedestrian diatas saluran drainase yang dibuat dengan kurang rapih. Kemudian, proyek yang dilakukan dengan cepat membuat kualitas dari proyek jadi tidak maksimal, seperti pecahan ubin pedestrian, karena kurang kerasnya campuran semennya. Pecahan ubin ini berbahaya bagi kaki pejalan kaki, jadi potensi terantuk.

Hal lain yang ingin saya share di sini adalah potensi terpeleset di pedestrian. Pedestrian ini perlu dilakukan perawatan, pembersihan mungkin. Karena begini, untuk daerah yang hujan rutin turun, dan ketika siang matahari bersinar terik menimbulkan potensi lumut didinding ubin pedestrian. Hal ini membuat permukaan ubinnya jadi relatif licin, apabila setelah hujan mengguyur alias ubin basah. Potensi terpeleset cukup tinggi. Sebenarnya banyak faktor lain yang menyebabkan tergelincir, yaitu alas dari sol sepatu si pejalan kaki. Kan tidak semua kualitas produsen alas kaki memperhatikan faktor keselamatan, bagi produsen alas kaki 'biasa', hal keamanan agak dikesampingkan, kualitas karet yang sudah tidak grip ke jalan jadi potensi slip.


Saya amati ini ketika saya berjalan kaki menikmati pedestrian di sepanjang jalan Margonda, dari Kapuk hingga Apartemen Margonda Recindence. Ketika hujan masih gerimis, genangan basah di atas pedestrian masih menghiasi, saya sempat beberapa kali terpeleset jika tidak hati-hati. Faktor lain mungkin saya duga dari kualitas alas kaki yang karetnya sudah tidak optimal.

Oleh karena itu, bagi pejalan kaki, harap berhati-hati melangkah, jangan sampai terpleset atau terjatuh akibat licin atau terjatuh akibat rintangan-rintangan yang kerap menghadang di sepanjang pedestrian yang ada.

Sekian dulu sharing dari saya, sekali lagi selalu berhati-hatilah melangkah. Selalu gunakan fasilitas pedestrian yang disediakan, jangan gunakan badan jalan apabila tersedia pedestrian di sana. Karena semuanya sudah dibuat untuk fungsinya masing-masing, karena jika tidak melakukan akan mengganggu pengguna jalan lain. Bagi yang tidak berkepentingan, ya mbok jangan salah gunakan pedestrian untuk fungsi yang lain. Salam melangkah selalu, perbanyak langkahmu untuk hidup lebih baik.cpr

Posting Komentar

0 Komentar