Flying Without Wings - Catatan Pagi

Terbang tanpa sayap, begitulah kira-kira terjemahan "flying without wings", seperti judul lagunya boys band jaman dulu yang tak lekang oleh waktu, yups mereka adalah Westlife. Disamping lagu ini punya makna mendalam, seperti yang dikisahkan di sini. Ya, mendalami maknanya seakan-akan kita yang ada didalam makna lagu itu, meski sekedar harapan.

Terbang tanpa sayap, karena biasanya yang bisa terbang adalah yang punya sayap, dari burung sampai serangga. Bahkan malaikat saja digambarkan bisa terbang karena punya sepasang sayap dipunggungnya, setidaknya begitu gambaran malaikat yang diketahui sampai saat ini, meski belum tentu juga seperti yang kita imajinasikan itu. Tapi ada juga yang mendeskripsikan malaikat tak bersayap. Ada lagi, yang mungkin terbang tanpa sayap paling ya hantu, yang bisa terbang suka-suka dia, mba kunti contohnya atau jenis setan lainnya.


Bagi kita yang manusia biasa, kalau mau terbang tanpa sayap, ya pakai pesawat atau helikopter atau alat bantu terbang lain, seperti diolahraga extrem paralayang atau terjun payung. Pagi ini, saya akan coba flying without my wings, tapi pakai plane wings. Yups, terbang dengan pesawat. Sudah lama sejak penerbangan terakhir menghantar saya dari Medan menuju Jakarta beberapa tahun lalu.


Untuk menemani perjalanan flying without wings saya kali ini, sambil ditemani lagu lawas ini, sepertinya oke juga. Sambil memahami, dengan cara apa saya memilih kebahagiaan dalam hidup. Karena pada dasarnya, kebahagiaan datang dari dalam hati kita sendiri, yang mampu memaknai setiap hal dalam hidup ini jadi sebuah kebahagiaan. Karena kebahagiaan tidak selalu dinilai dengan materi, karena kalau begitu kebahagiaan adalah materialistis meski itu dikatakan realistis.

Semoga perjalanan lancar sampai tempat tujuan. Jarang-jarang, backpacker dalam rangka tugas seperti ini, enjoy flight now!cpr

Posting Komentar

0 Komentar