Mereka yang Tertinggal di Masa Mudik

Hari raya identik dengan "hajat" besar, pulang kampung berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman. Tapi tidak dengan "manusia gerobak".

Hari-hari terakhir menjelang mudik hari raya tahun ini dan juga tahun lalu, saya amati banyak manusia gerobak yang "tertinggal". Mereka lebih terlihat di saat jalanan ibukota sudah mulai lengang. Mungkin, ketika jalanan padat seperti hari biasa, tidak ada "tempat" buat mereka, karena jalanan padat dengan kendaraan bermotor, sehingga tidak ada ruang untuk gerobak mereka di jalan.

Saya amati, satu gerobak biasanya diisi oleh aatu keluarga, ada anak, bapak, ibu. Mereka biasanya berhenti di depan sebuah toko di tepi trotoar, karena kebetulan tokonya ditinggal mudik. Mereka nampak duduk-duduk, entah menunggu apa. Ada pula yang sedang mendorong gerobaknya, entah tempat apa yang dituju.

Mereka inilah yang tertinggal di ibukota, yang tak merasakan hajatan mudik setiap tahun. Alasan apakah yang membuat mereka bertahan di sini? Masihkah ekonomi jadi alasan satu-satunya yang membuat mereka bergantung di ibukota? Nampaknya sih begitu, karena tidak ada pilihan lain mungkin. Atau mungkin, mereka tidak punya sanak saudara di kampung halaman? Lalu apakah mereka ber-KTP?

Di tempat asal saya, jarang ditemui manusia gerobak seperti ini kalau pun mungkin ada mereka adalah yang bekerja mengumpulkan barang bekas, tapi mereka umumnya punya tempat tinggal relatif layak. Tapi di ibukota ini, mereka agak berbeda. Gerobaknya ini, bisa dimanfaatkan untuk tempat tinggal berjalan untuk keluarga mereka dengan komposisi ayah, ibu dan anak-anaknya.

Penasaran sih, ya mudah-mudahan, lain waktu akan ada postingan saya tentang mereka lebih lengkap, tentang rasa penasaran saya akan kehidupan mereka. Semoga ada jalan, untuk mengubah kehidupan mereka lebih baik, dan tidak membuat mental mereka rusak yang membuat sulit lepas dari lingkaran hidup yang seperti itu.

Semoga mereka bisa rasain kecipratan berkah hari raya juga dari yang berkelebihan. Amin. cpr.

Posting Komentar

0 Komentar