Benang pada Pisang dan Selaput pada Salak

Beberapa waktu lalu saya mendapat informasi menarik ketika membaca sebuah artikel, yakni tentang apa sih sebenarnya manfaat dari benang-benang ditubuh pisang dan selaput yang menyelimuti daging buah salak. Yang terkadang buat kebanyakan orang menganggu dan berusaha untuk dibuang ketika ingin memakan daging buang pisang atau salak. Saya termasuk salah satu dari kebanyakan orang itu.

Pisang
Merupakan salah satu buah yang sering kita jumpai dan relatif mudah untuk mendapatkannya. Bentuk buahnya yang lonjong memanjang dengan warna kuning, kuning kehijauan atau bahkan ada yang agak gelap, membuat orang tidak asing dengan buah yang satu ini. Bahkan tak sedikit pula yang menganalogikan pisang dengan bentuk organ tubuh manusia (pria).

Bila kita mau mengkonsumsi daging buah pisang ini, kita terlebih dahulu harus mengupas kulitnya. Karena kebanyakan orang, tidak membutuhkan kulit pisang ini, meski ada yang bilang kalau kulit pisang juga punya manfaat baik. Nah kalau kita kupas pisang, selalu ada benang-benang putih yang menempel didaging buah pisang. Apakah itu? Buat saya sendiri, saya selalu membuah bagian tersebut, karena buat saya seperti "sesuatu" yang tak layak makan.
Sumber: google.com
Benang tersebut bernama phloem. Phloem disebut juga sebagai pembuluh tapis, merupakan jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh, berfungsi sebagai transportasi hasil fotosintesis terutama gula sukrosa dan berbagai hasil metabolis dari daun menuju bagian tumbuhan lain seperti batang, bunga, akar, buah dan biji. Proses ini dikenal dengan translokasi. Jadi inilah (phloem) yang punya peran penting, dan yang membuat kenapa daging buah pisang manis rasanya. Dan apabila kita mengkonsumsi phloem ini justru menambah rasa manis dari daging buahnya, sekarang kita tahu bahwa melalui benang-benang itulah "zat gizi" diantarkan.

Oh iya, tambahan informasi seputar pisang ini. Ternyata kulit pisang juga punya manfaat, bukan cuma untuk isengin orang biar tepeleset hihi. Manfaat itu antara lain dapat menghilangkan jerawat, memutihkan gigi, mengobati luka, pencegah memar serta iritasi kulit, UV protection, mengobati sakit kepala, anti depresan, mengobati gigitan nyamuk, bahkan bisa untuk mengkilapkan atau sebagai piranti lap. Ini manfaat dari kulit pisang yang belakangan ini baru saya dengar, namun untuk lebih jelasnya, mungkin perlu dibahas tersendiri.

Salak
Salah satu buah yang mempunyai kulit luar relatif kasar, agak berduri ketika masih baru diambil dari pohonnya punya rasa yang enak, dan punya manfaat bagi tubuh jika kita mengkonsumsinya. Bagi kebanyakan masyarakat, buah salak ini punya kecenderungan mengganggu proses pencernaan. Katanya, bikin pup jadi keras, begitu sih katanya. Ya kalau dimakan terlalu berlebihan, tapi jika dimakan cukup, saya rasa tidak begitu.
Sumber: google.com
Ingatkan, kalau kita mau makan salak, kita kupas kulit kasar yang berwarna kehitaman, lalu kita membesihkan selaput bening yang ada di daging buahnya, hingga daging buahnya nampak licin, baru setelah itu kita makan. Selaput bening ini adalah kulit ari salak. Tapi tahukah, bahwa selaput bening ini punya manfaat tersendiri seperti mencegah sembelit (kandungan serat relatif baik, yang dapat mengurangi sembelit), mencegah sariawan, menyehatkan mata (tidak hanya menyediakan vitamin c, dari kesuluruhan daging buah salak termasuk kulit arinya ini mengandung pula vitamin a, dan bisa jadi alternatif penyuplai vitamin a selain wortel).

Ada beberapa catatan ternyata bagi penderita sakit tertentu misalnya penderita diabetes melitus sebaiknya mengurangi konsumsi salak, kemudian juga bagi penderita tifus juga tidak disarankan mengkonsumsi salak seperti yang orang sehat. Kemudian juga penderita talasemia (penyakit yang berhubungan kelainan darah), karena kandungan zat besi dari salak cukup tinggi.

Sepertinya, catatan saya membahas soal benang pada pisang dan selaput pada buah salak saya cukupkan, setidaknya penjelasan diatas cukup jadi alasan untuk tidak membuang sesuatu yang nampaknya menganggu saat kita mau konsumsi buah-buah tersebut. Jadi mulai saat ini, kalau makan pisang atau salak, setelah kupas kulitnya, langsung saja lep, dimakan. Untuk kulit pisang, mungkin bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Hmm, untuk kulit salak, bagi yang kreatif bisa dimanfaatkan untuk kerajinan. Okelah kalau begitu, salam, sampai jumpa di catatan lainnya. cpr

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sementara ketika pisang dikonsumsi bersamaan dengan susu bisa mengurangi daya cerna serta memproduksi racun dalam tubuh.
    Lebih membahayakannya lagi, mengombinasikan pisang dan susu bisa memproduksi racun dalam tubuh. Kamu pun bisa terkena flu, batuk, serta alergi.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6