Pelajaran Positif dari Terjangan Serial Impor ANTV

Belakangan ini tayangan televisi yang memberikan tuntunan selain tontonan sudah sangat jarang. Kebanyakan serial televisi menceritakan cerita-cerita alay yang menurut saya "tidak enak" untuk disantap. Ada kisah "Ganteng-ganteng Sales", "7 Manusia Kucing", judul-judul ini saya coba plesetkan, untuk mencegah ada pihak yang tersinggung. Serial-serial tersebut  menurut saya hanya plagiat dari serial atau film Hollywood macam Vampiers Diary atau Twiligt. Ya mungkin hanya sebatas itulah kreativitas pekerja seni dunia film kita. Namun entah kenapa, masih saja banyak peminatnya untuk tayangan seperti itu, entah anak-anak remaja, atau bahkan sampai ibu-ibu rumah tangga. Hmm, atau memang selera mereka yang cocok dengan tontonan seperti itu.

Sejauh ini kita masih jadi konsumen untuk serial atau film produksi luar. Saya memang akui, film atau serial produksi luar punya bobot yang lebih baik, dari banyak hal kalau mau dibedah karya lokal kalah jauh. Dari dulu hingga sekarang kita masih selalu jadi konsumen. Ketika saya masih kecil, saya masih ingat, jaman ramainya film India masuk. Sampai saya harus berebut dengan mbah putri untuk berganti channel kartun dengan film India. Selang beberapa tahun berlalu ada kejenuhan, masuklah film dari Amerika Latin yang kita kenal dengan telenovela. Lanjut lagi masuklah jaman film-film Korea-Jepang, sampai anak muda jaman itu bergaya ala anak-anak muda Korea-Jepang. Hingga akhirnya sekarang coba dimasukanlah kembali film-film India namun bergenre sejarah, lalu kemudian dimasuklah film-film Turki. Dari dulu hingga sekarang, kita selalu menjadi pengekor, misalnya lagi trend begini semua begini,lagi begitu semua begitu, ya mungkin inilah ciri bangsa pengikut tren bukan pencipta tren. Tapi catatan saya kali ini tidak mau bahas kenapa bisa begitu, kenapa bisa begini. Kali ini saya hanya ingin menyampaikan apa saja sih tuntunan yang bisa diambil dari film atau serial impor tersebut. Setidaknya kita sudah rugi sebagai pengimpor, ada baiknya ada sesuatu yang bisa kita ambil untuk pelajaran, dan inilah yang saya lakukan.

Seperti yang sudah saya singgung sedikit, masa sekarang ini tayangan televisi kita sedang dibanjiri tren film India bergenre sejarah dan film Turki. Semua serial di beberapa stasiun televisi menawarkan serial film asal Turki. Awalnya memang ada pionirnya, sebelum semua stasiun televisi menawarkan serial tersebut. Satu stasiun yang saya amati, ANTV adalah pionir yang membawa film-film itu di masa sekarang ini. Diawali membawa film India bergenre India, lalu kemudian serial Turki. Dari serial yang dibawa tersebut, saya melihat ada sisi yang menarik, yakni tuntunan yang bisa diambil dari serial yang ditawarkan tersebut. Berikut ini saya sebutkan beberapa serial yang menurut saya punya nilai-nilai positif yang bisa diambil jika kita menonton tapi tidak sekedar menonton saja.

  • Mahabarata
Mahabarata saya sebut paling pertama, karena serial film ini banyak memberikan tuntunan tentang kehidupan. Sebenarnya ketika saya kecil saya sudah pernah mendengar apa itu Mahabarata, ditambah lagi di pelajaran sejarah atau pewayangan kisah Mahabarata selalu diceritakan. Karena memang cerita Mahabarata sendiri punya banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil. Di Indonesia cerita Mahabarata sendiri juga sudah cukup dikenal melalui cerita pewayangan. Namun ternyata kisah Mahabarata di pewayangan Indonesia ada perbedaan dengan versi aslinya dari India. Dan ketika ditanya yang mana yang asli? Jawabannya, yang asli adalah Mahabarata dari India. Mahabarata diadopsi kedalam cerita pewayangan melalui banyak penyesuaian, yang menurut saya membuat kita yang sekarang jadi bingung mana yang asli. Tetapi ketika kita sudah mengetahui semuanya dan membaca banyak informasi barulah terjawab mana yang asli.

[Sumber: google.com]
Melalui kisah Mahabarata kita diajarkan tentang nilai persaudaraan, kekeluargaan, kebenaran, dan kejujuran.Melalui figur Pandawa Lima kita bisa belajar banyak hal tentang bagaimana kepemimpinan, kebijaksanaan, bagaimana seharusnya seorang saudara bertindak untuk saudara yang lainnya, toleransi, tenggang rasa, saling menghargai kepada siapa pun apalagi kepada yang lebih tua, teguh kepada janji yang sudah diiucapkan.
Melalui kisah Mahabarata kita juga diajarkan untuk tidak mengikuti hal-hal negatif seperti kebohongan, kelicikan atau tipu daya, kejahatan, keserakahan, ketidakpedulian,gengsi, amarah, bahkan keteguhan memegang tradisi yang sebenarnya sudah tidak sesuai jika diterapkan di masa sekarang, atau teguh pada tradisi-tradisi yang justru lebih banyak merugikan masyarakat.

Ada beberapa scene/ adegan yang menurut saya menarik, tapi satu yang selalu saya ingat, yaitu ketika scene pandawa kecil bersama para kurawa sedang makan ladu bersama saudara-saudaranya, mereka sedang duduk makan bersama di meja besar melingkar. Ketika itu paman Bisma atau siapa saya lupa, berkata, "Bagaimana cara kalian makan tanpa menekukkan tangan kalian?" Biasanya kan kalau kita mau makan, otomatis tangan kita akan tertekuk agar tangan kita bisa membawa makanan kita ke mulut. Nah ini tantangannya adalah makan tanpa menekukkan tangan, lalu bagaimana caranya? Ternyata caranya adalah,ambillah ladu masing-masing satu,lalu berikanlah kepada saudara yang ada di sisi kalian (memberikan dengan saling menyuapi satu sama lain). Inilah yang menarik, dari scene ini diajarkan bagaimana persaudaraan yang erat dibentuk, saling membantu dan mengasihi sesama saudara.
  • Mahadewa
Serial selanjutnya adalah Mahadewa. Untuk serial satu ini sebenarnya bukan tontonan untuk umum, karena pasti ada saudara kita dari kepercayaan lain pasti tidak akan mau melihatnya. Karena memang apa yang dikisahkan di serial Mahadewa ini lebih mengkisahkan kepercayaan dari saudara kita yang beragama Hindu. Mahadewa ini mengisahkan tentang kehidupan para dewa, terutama Dewa Siwa. Melalui serial ini kita bisa memahami dan melihat kacamata keyakinan yang dimiliki saudara kita yang Hindu, bagaimana melihat kehidupan ini, apakah yang dituju dari menjalani kehidupan yang fana ini.
[Sumber: google.com]
Untuk memahami nilai-nilai positif dari serial ini sepertinya butuh ilmu lebih, karena tidak bisa dicerna begitu saja, karena banyak nilai-nilai yang disampaikan dengan kiasan atau perumpamaan. Tapi buat saya, saya masih bisa memahaminya, karena pemahaman saya lebih terbuka terhadap banyak hal, tanpa saya perlu takut kehilangan keyakinan terhadap kepercayaan yang saya yakini.
  • Khrisna
Selanjutnya adalah kisah Khrisna. Serial ini masih tidak jauh berbeda dengan serial Mahadewa, namun kisah Khrisna ini berhubungan dengan kisah Mahabarata. Apa yang disampaikan dalam kisah serial Khrisna ini lebih ringan dan mudah dicerna jika dibandingkan serial Mahadewa.

[Sumber: google.com]
Kisah Khrisna ini menceritakan tentang Dewa Wisnu yang menitis kedunia lahir melalui rahim Devaki anak kedelapan dari Basudev, yang ditakdirkan membunuh pamannya Kamsa. Jalan hidup Khrisna ketika dewasa adalah memberikan tuntunan kepada Pandawa untuk menegakan kebenaran kepada para kurawa, dan membuka mata bagi mereka yang masih memegang tradisi, padahal tradisi itu sangat merugikan masyarakat dan sudah tidak lagi cocok dijunjung di masa itu.

Hal-hal yang dikisahkan dalam serial Khrisna adalah keceriaan, keluguan anak-anak ketika masa kecil Khrisna bermain bersama teman-temannya penggembala. Ada banyak nilai-nilai positif yang Khrisna sampaikan dengan bahasa kiasan atau perumpamaan, dimana kita butuh pemikiran jernih untuk mencernanya.
  • Ashoka Samrat
[Sumber: google.com]
Serial selanjutnya adalah Asoka, simbol kekuatan sang penguasa. Melalui serial Asoka kita belajar bagaimana jadi pemimpin yang baik, pemimpin yang mau berkorban untuk rakyatnya. Asoka akan dikenal sebagai raja besar. Meski begitu, sisi lain Asoka juga dikenal sebagai raja bertangan besi, keras, dana tegas. Tapi selalu ada alasan di balik itu semua. Namun nilai positif yang bisa kita ambil adalah nilai-nilai kepemimpinan, kejujuran, kebenaran, saling mengasihi seperti yang selalu diajarkan ibunya, Dewi Dharma kepada Asoka.
  • Karna, Putra Surya
Serial selanjutnya adalah Karna, Putra Surya. Serial ini sebenarnya masih ada hubungan dengan kisah Mahabarata dan Khrisna. Karna juga adalah salah satu tokoh yang ada di Mahabarata. Karna sesungguhnya adalah kakak dari Pandawa. Yang sebenarnya tahta Hastinapura menjadi haknya, namun karena alasan tertentu membuat Karna harus dipisahkan dari kenyataan bahwa dia adalah keturunan dari kaum ksatria tetapi harus menjadi anak seorang kusir yakni kasta kelas bawah. Meski begitu Karna sangat menyayangi keluarga yang merawatnya sejak kecil, kasih sayangnya melebihi rasa sayangnya kepada saudara kandungnya sendiri yang baru dia ketahui ketika menjelang peperangan hidup mati Bharatayudha.

[Sumber: google.com]
Melalui serial Karna ini nilai-nilai yang bisa diambil adalah persaudaraan yang erat, meski bukan saudara sekandung. Keteguhan dan keyakinan untuk membuktikan prinsip. Selalu berani jika berada di posisi yang benar. Itulah yang dilakukan Karna kecil hingga beranjak remaja. Namun sangat disayangkan ketika Karna dewasa, kesalahan memilih teman membuat Karna harus melawan prinsip-prinsipnya yang selama ini dia junjung tinggi. Karna mencoba merubah temannya Duryudhana dengan caranya, namun justru dirinyalah yang terbawa arus, dan termakan akan janji yang telah dibuatnya sendiri. Namun pada akhirnya sebelum kematiannya, Karna disadarkan oleh Khrisna melalui perbuatan-perbuatan yang ajaib.
  • Jodha Akbar
"saling menghargai perbedaan satu sama lain tanpa harus menggugurkan keyakinan atau kepercayaan yang lainnya yang berbeda."
[Sumber: google.com]
Serial selanjutnya adalah serial Jodha Akbar. Serial ini sebenarnya diambil dari sejarah. Dari serial inilah saya jadi tahu awal dari keturunan siapa yang membuat menumen yang masuk kedalam tujuh keajaiban dunia dari India, yakni Taj Mahal. Jodha Akbar mengisahkan percintaan, kekuasaan, perseteruan antara dua bangsa, bangsa Mughal penganut keyakinan Islam dan bangsa Rajput penganut keyakinan Hindu, kemudian dikisahkan tentang persatuan antara keduanya, dikisahkan bagaimana toleransi terjalin di sana, saling menghargai perbedaan satu sama lain tanpa harus menggugurkan keyakinan atau kepercayaan yang lainnya. Hal ini bisa kita lakukan ditengah kehidupan kita sekarang ini, dimana perbedaan selalu dikedepankan, padahal bukan itu yang harus dipermasalahkan, menghargai perbedaanlah yang harusnya jadi yang utama, bagaimana kita harus "saling menghargai perbedaan satu sama lain tanpa harus menggugurkan keyakinan atau kepercayaan yang lainnya yang berbeda."
  • Mahaputra
Serial Mahaputra ini juga sebenarnya masih berhubungan dengan kisah Jodha Akbar. Mahaputra mengisahkan sejarah India dari kacamata bangsa Rajput, sedangkan Jodha Akbar mengisahkan sejarah India dari kacamata bangsa Mughal, yang memang saat itu bangsa Mughal dianggap sebagai bangsa penjajah yang memecah belah suku bangsa Rajput beserta kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sana.

[Sumber: google.com]
Dari serial Mahaputra ini adalah kisah kepemimpinannya yang cerdas dan berani, serta selalu menjunjung tinggi sportifitas, seperti nilai-nilai yang bangsa Rajput yakini. Mahaputra nantinya akan dikenal sebagai Pratap Singh, yang adalah musuh bebuyutan Raja Jalalludin Akbar dari Mughal. Pertempuran diantara keduanya selalu menjunjung tinggi sportifitas, mereka tidak pernah mau bertarung ketika keduanya tidak berada keadaan seimbang.
  • Cansu & Hazal
Sekarang kita berlanjut ke serial dari Eropa-Asia, ya tepatnya serial asal negeri Turki. Cansu Hazal ini adalah serial bergenre keluarga. Mengisahkan tentang kehidupan seorang anak yang tertukar, yang satu diasuh oleh keluarga kaya dan satu lagi diasuh oleh keluarga pas-pasan. Nilai-nilai positif banyak yang bisa kita ambil dari kisah serial ini. Baik dari karakter tokoh-tokohnya, jalannya cerita serta maksud yang ingin disampaikan dari film ini. Karakter protagonis yang bisa kita jadikan contoh adalah tokoh Cihan, Gulseren, Cansu dan Ozan. Karakter antagonis yang juga bisa kita ambil pelajaran adalah dari Dilara, Hazal, Tn. Rahmi, ada juga Oskan dan Keriman. Mereka inilah tokoh-tokoh utama di serial ini, meski ada tokoh pendukung lainnya.

[Sumber: google.com]
Dari seorang Cihan, kita bisa belajar bagaimana menjadi seorang ayah yang baik, ayah yang bijaksana dalam menghadapi semua masalah. Bagaimana dia bersikap, mengakomodir semua kepetingan anak-anaknya, berbuat untuk tidak berpihak kepada salah satunya, kemudian bagaimana Cihan menghadapi istrinya Dilara yang mempunyai sifat kurang baik, begitupun harus menghadapi ayahnya sendiri yang juga punya sifat kurang baik meski pada akhirnya mulai menyadari kesalahannya. Kemudian kita bisa belajar dari seorang Gulseren, seorang ibu yang kuat, tabah ketika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari anak yang selama ini dia besarkan meski pada akhirnya sadar anaknya itu bukan anak kandungnya, dia juga berprinsip teguh, meskipun hidupnya pas-pasan, Gulseren tidak mau dianggap remehnya yang punya keadaan ekonomi lebih baik, Gulseren adalah ibu pekerja keras. Cansu dan Hazal sendiri adalah inti permasalahan yang diangkat diserial ini, sebagai anak yang tertukar. Cansu memang mewarisi sifat baik dari ibunya Gulseren dan Hazal mewarisi sifat yang kurang baik dari Dilara, yang segala sesuatunya selalu diukur dengan materi.

Nilai-nilai lain yang bisa kita ambil adalah bagaimana nilai kekeluargaan dan persaudaraan dijunjung tinggi, saling mengasihi sesama saudara, adik kakak ayah ibu, cucu dan kakek, paman dan bibinya. Kemudian dari karakter antagonis ada pula kita petik pelajaran, melihat kehidupan Oskan dan Keriman kakaknya, yang selalu hidup miskin, namun ternyata membuat mentalnya juga miskin, hidup mereka tidak teratur, berkata kasar, sering berbohong dan semua hal selalu diukur dengan materi. Sifat-sifat buruk ini bisa kita pahami dan dicamkan baik-baik agar kita tidak melakukan hal yang seperti itu.
  • Sehrazat
Serial film selanjutnya adalah Sehrazat. Serial yang satu ini memang mengangkat tema percintaan. Namun tema percintaan itu coba dikombinasikan dengan intrik-intrik hubungan persahabatan, keluarga, rekan kerja. Pada awalnya memang tema percintaan jadi gerbang untuk masuk mengawali cerita, tetapi setelahnya hubungan antar keluarga, relasi antar anggota keluarga, antar teman dan persahabatan coba diangkat dan dikombinasikan jadi cerita yang baik.
[Sumber: google.com]
[Sumber: google.com]
Melalui tokoh-tokoh karakter di serial ini kita bisa belajar, baik dari tokoh utama maupun tokoh pendukungnya. Dari tokoh utama, ada sosok Onnur dan Sehrazat, dua pasangan yang ideal dengan segala kisah dan intrik percintaan mereka. Tapi saya lebih senang melihat karakter keluarga Burhan dan Nadide, mereka adalah contoh pasangan suami-istri sejati, meskipun usia mereka sudah lanjut, mereka selalu dihadapkan kepada masalah-masalah di keluarganya. Tapi keduanya mampu mengatasi masalah yang ada dengan cara yang bijaksana, belajar dari kesalahan dan mau memperbaiki kesalahan. Mereka ini sosok panutan di serial ini sebenarnya. Dari serial ini juga bisa jadi bahan refleksi untuk keluarga-keluarga muda, dalam menyelesaikan masalah, baik masalah ekonomi kah, masalah orang ketiga atau perbedaan prinsip atau latar belakang kehidupan sebelumnya. Ada keluarga kecil lain selain Onnur dan Sehrazat, ada keluarga Ali Kemal dan Vussun yang dikaruniai 3 putri-putri cantiknya plus satu anak laki-laki buah perselingkuhan Ali Kemal. Dari keluarga kecil mereka kita bisa ambil pelajaran bagaimana mereka mengatasi masalah orang ketiga. Dari keluarga kecil Karim dan Benu, permasalahan mereka yang pelik ketika Benu mengalami keguguran sehingga sampai menggangu kesehatan kejiwaannya karena stres, belum lagi dibumbui intrik orang ketiga yang ingin merusak rumah tangga mereka. Apa yang terjadi ditiap scene di serial ini bisa dijadikan bahan refleksi positif bagi kita. Tentunya jika cerdas memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Itulah beberapa serial yang saya anggap mempunyai nilai-nilai pelajaran yang baik, ditambah adegan, plot/ alur cerita yang dibuat tidak mengada-ada, semua tersusun rapih satu sama lain menjadikan satu kesatuan cerita yang baik. Tentunya jika mengikuti alur cerita sejak awal hingga akhir, jika kita mengikutinya secara sepotong-sepotong tentunya akan sulit melihat nilai-nilai positifnya. Saya sendiri awalnya tidak menyenangi serial macam telenovela atau sinetron, namun saya mencoba melihat dari sudut pandang lain dan ternyata saya mendapatkannya.


Hal yang berbeda ketika saya mencoba mengkonsumsi serial sinetron lokal, saya tidak menemui apa yang saya temui itu dari serial sinetron impor. Itulah herannya kenapa sineas seni perfilman lokal kita belum pandai merangkai sebuah kisah untuk menyampaikan makna yang baik/ positif untuk penontonnnya. Sejauh ini masih seputar harta, tahta, dan wanita. Namun belum mampu merangkumnya menjadi sebuah kisah yang menarik, semoga bisa jadi pelajaran bagi mereka untuk jadi lebih baik. cpr.

Posting Komentar

0 Komentar