Memahami Apa Itu Karma

Karma, apa itu karma? Ada tertulis dalam sebuah profil picture BBM berbunyi, "No need revenge. Just sit back & wait. Those who hurt you up will eventually screw up themselves & if you're lucky, God will let you watch." Jika diartikan dalam Bahasa, yang intinya tidak perlu melakukan balas dendam, duduk lah kembali dan tunggu, mereka yang menyakiti anda, pada akhirnya akan mengacaukan dirinya sendiri, jika kamu beruntung, Tuhan akan membiarkanmu melihatnya.

"No need revenge. Just sit back & wait. Those who hurt you up will eventually screw up themselves & if you're lucky, God will let you watch."

Aku termasuk salah satu orang yang percaya pada karma. Karena perbuatan kita terhadap orang lain entah baik atau buruk akan berbalas pada diri kita, bukan karena pembalasan langsung oleh orang tersebut, tetapi melalui orang lain, yang mungkin tidak kita sadari sama sekali. Hal itu akan berlangsung begitu saja, dan ketika hal tersebut sudah terjadi kita baru menyadarinya. Jika yang kita lakukan baik, apa yang kita peroleh juga baik adanya, tidak melalui tangan orang yang telah anda "baiki", tetapi melalui siapa saja. Begitupun sebaliknya, jika yang kita perbuat sesuatu yang buruk, balasan yang sama akan kita terima, nanti, tidak pernah sekarang, dan kita tidak akan pernah tahu kapan datangnya.

Aku juga orang yang percaya pada, "apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai." Segala sesuatu perbuatan yang kita lakukan sekarang akan kita tuai nanti. Entah baik atau buruk yang kita tanam, semuanya akan ada buahnya. Kapan buah itu akan kita tuai, tidak ada yang tahu, semua dikembalikan kepada rahasia Tuhan. Pastinya segala perbuatan kita di dunia, semua punya sebab-akibat, dan jangan pernah berpikir sebab-akibat yang terjadi "langsung" kita terima, semuanya akan berjalan begitu saja dan sekali lagi kita tidak akan pernah tahu semua rahasia itu, hanya Tuhan yang tahu akan semua itu.

Karma menurut budaya India dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh silus kausalitas, yaitu siklus yang disebut "samsara" (sengsara). Konsep ini berasal dari Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme. Dalam konsep "karma", semua yang dialami manusia adalah hasil dari tindakan kehidupan masa lalu dan sekarang. Efek karma dari semua perbuatan dipandang sebagai aktif membentuk masa lalu, sekarang dan pengalaman masa depan. Hasil atau "buah" dari tindakan disebut "karmaphala".

Ada hal yang menjadi pertanyaan saya, apakah karma ini bisa diubah atau dihindarkan? Kalau bisa, lalu dimana inti sebuah keadilan? Seandainya bisa dihindarkan, sebegitu enaknya orang hidup sesuka hati, karena apa yang diperbuatnya tidak pernah mendapatkan ganjaran. Hukum ada untuk mengatur kebebasan semua individu agar tidak melakukan sesuatu seenaknya. Saya memandang, karma adalah hukum yang tak tertulis dan tak terlihat, namun bisa dirasakan, karena dia mengganjar semua perbuatan orang. Hanya kalau hukum, tidak pernah mengganjar apa yang baik. Sedangkan kalau memang karma tidak bisa dihindarkan, berarti memang sudah layak dan sepantasnya setiap orang diganjar segala sesuatu yang diperbuatnya, apakah itu yang baik atau yang buruk.

Kenyataan kehidupan terkadang berkata lain, lalu bagaimana menjelaskan apa yang dimaksud karma ini? Terkadang dalam hidup ini, kita punya pillihan, dan melakukan apa yang menurut kita anggap baik, kita tidak pernah menyakiti orang lain. Tetapi suatu saat kita mendapat perlakuan disakiti orang lain. Lalu pertanyaan yang muncul adalah, "Apakah yang telah kita perbuat, kenapa bisa mengalami perlakuan seperti ini?" Ini yang menjadi pertanyaan saya. Lalu apakah dia yang berbuat demikian pada kita akan mendapatkan balasan yang serupa atas apa yang telah kita lakukan? Inilah yang sepenuhnya akan jadi rahasia Tuhan. Namun satu hal yang saya pahami, "apa yang kau tanam, itulah yang akan kamu tuai."

Namun satu hal yang bisa jadi bahan perenungan saya adalah apa yang diterima Yesus. Kisah sengsara Yesus adalah bahan perenungan saya, tentang apa yang dipahami menjadi sebuah karma itu. Yesus datang ke dunia, mengajarkan segala sesuatu yang baik agar umat-Nya kembali kepada jalan Tuhan, Bapa-Nya. Tidak ada yang buruk, jahat atau hal-hal negatif yang dilakukan Yesus selama hidupnya. Tetapi apa yang Yesus terima, Yesus harus mengalami sengsara yang begitu hebat dikhianati umat-Nya yang sebelumnya mengelu-elukannya pada peristiwa Minggu Palma, tapi pada Jumat Agung, Yesus harus mengalami siksaan dan harus mati di kayu salib. Apakah Yesus menerima karma atas perbuatan yang Yesus perbuat selama ini? Jelas ini tidak sesuai dengan konsep karma yang dibahas di atas.

Dan inilah yang menjadi bahan perenungan saya pribadi, bahwa Yesus saja Putera yang tunggal Bapa mengalami hal demikian. Jadi wajar jika kita manusia mengalami hal yang tidak pernah kita lakukan (balasan atas suatu hal). Ini yang harus jadi bahan perenungan saya. Yesus mengajarkan satu hal, yaitu pasrah pada Bapa-Nya, yang Empunya segala macam tentang hidup dan mati, serta kehidupan nanti di Kerajaan Surga. Yesus memasrahkan semuanya pada Bapa-Nya, hingga akhirnya Yesus menang melawan kematian dan bangkit dengan jaya. Yesus mengajarkan agar kita seperti itu. Pasrahkan semuanya pada-Nya, lakukan yang terbaik dalam hidupmu sesuai dengan iman yang diyakini, yaitu iman Kristiani. Ada hal lain lagi, Yesus tidak dendam pada umat-Nya yang mengkhianati-Nya, dan Yesus memaafkannya, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Apa yang Yesus ajarkan, "apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai." Hanya ini yang jadi peganganku. Karena apa yang telah diperbuat umat-Nya itu akan mendapatkan ganjarannya nanti saat hari penghakiman. Itu yang aku yakini.

Sulit memang memahami apa yang Yesus ajarkan, sulit, berat dan tidak iklas. Memaafkan apa yang buruk, yang telah orang lain perbuat pada kita. Saya mengalami hal ini, dan sulitnya untuk memaafkan. Bahkan ketika saya menuliskan catatan ini, saya masih belum bisa mencontoh apa yang disabdakan Yesus melalui sengsara-Nya. Yesus adalah sabda hidup. Biarlah waktu yang bisa mengajarkan saya untuk melihat segala sesuatunya lebih jernih, mungkin tidak sekarang, atau mungkin juga tidak nanti, saya tidak tahu kapan itu. Tapi jujur dalam hati, masih sulit untuk melakukan itu. "Ya Yesus, mampukan aku untuk memahami apa yang Kau ajarkan. Amin."

 

 

Posting Komentar

0 Komentar