Pekerjaan Rutin Rumah Tangga

Mengerjakan rutin rumah tangga sudah jadi pekerjaan harian ibu rumah tangga, sebenarnya sih tidak begitu juga. Pekerjaan rumah tangga sebenarnya jadi tanggung jawab bersama si penghuni rumah. Kalau rumah ditinggali hanya kita seorang, masa yang harus bertanggung jawab ibu rumah tangga? Lalu cari ibu rumah tangganya siapa yang mau mengerjakan semua pekerjaan rumah kita? Tidak mungkin kan? Kalau pun mungkin kita mengerjakan pembantu rumah tangga, kalau tidak mampu untuk itu ya terpaksa itulah tanggung jawab yang harus kita emban sebagai pemilik atau penghuni rumah. Jadi salah juga kalau dikatakan bahwa pekerjaan harian rumah adalah tanggung jawab ibbu rumah tangga.

Meski yang idealnya seperti yang diungkapkan di atas, kenyataannya tidak begitu, selalu saja pekerjaan rumah dibebankan kepada ibu rumah tangga, dalam hal ini perempuan, atau ya kalau dirumah saya nyokap. hi3x, jadi malu saya ; (. Di keluarga saya ya masih memegang tradisi yang salah itu, entahlah karena kami semua di rumah adalah laki-laki jadinya seperti berat mengerjakan harian tersebut. Hanya sesekali saja pekerjaan rumah dilakukan bersama-sama. Suatu kebiasaan yang tidak patut dicontoh. Yah, bukan maksud buka aib juga sih. hi3x ... ; ) Sebenarnya saya ingin mengungkapkan bahwa pekerjaan harian rumah tangga itu tidak pernah ada habisnya. Ya setelah saya coba melakukannya. Untuk di kelas rumah kontrakan atau kosan yang saya tinggali, untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang hanya diisi satu orang saja sih masih wajar. Tapi kalau satu rumah diisi beberapa rumah tangga itu yang melelahkan.

Beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan harian di rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, sapu-sapu halaman, lap-lap kaca dan perabotan lainnya, isi air minum di kulkas dan kegiatan lainnya yang sifatnya untuk kebutuhan harian. Kalau soal memasak sih dikembalikan ke empunya pekerjaan yaitu perempuan yaitu istri, ibu, nenek, mba, yah semua kaum hawa lah. Tapi tidak menutup kemungkinan dalam satu rumah tangga kaum adam yang mengerjakannya. Beberapa pekerjaan tersebut diatas sepertinya tidak ada habisnya, padahal dikerjakan setiap hari. Yang saya rasakan yang paling heran yaitu mencuci piring.

Selama beberapa hari di rumah sepulang dari perantauan, saya mendapat tugas untuk beberapa waktu dalam sehari mencuci piring. Saya merasa cucian piring selalu saja ada, padahal sekali mencuci sudah bersih itu tempat cucian piring, tapi selang beberapa jam saja cucian piring sudah penuh dengan piring, gelas dan perabotan kotor lainnya. Ya wajar sih, itulah indikator suatu rumah ada penghuninya, untuk penghuni yang hanya satu orang saja untuk melakukan pekerjaan harian seperti ini tidak ada habisnya. Ini baru satu pekerjaan rutin harian belum digabung dengan pekerjaan lainnya. Jadi bisa dibilang pekerjaan ibu rumah tangga itu adalah luar biasa. Jadi memang benar jangan sekali-kali kurang ajar pada kaum perempuan, apalagi ibu rumah tangga. Sudah layak dan sepantasnya pekerjaan ini dikerjakan bersama-sama.

Kebiasaan mengerjakan pekerjaan rumah ini sebenarnya sudah ditanamkan sejak saya kecil, begitu juga dengan adik-adik saya di rumah. Ketika habis makan usahakan untuk mencuci piring masing-masing, atau menggunakan perabotan apapun selalu tempatkan ke kondisi semula dan lakukan itu sendiri. Biasakan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kemudian sore hari, mulai jam 3 sore tugas bersama, ada yang ngepel, menyapu rumah dan halaman, lap-lap kaca dan perabotan dll. Setelah selesai semua baru boleh main. Kebiasaan itu memang sudah ditanamkan sejak kecil supaya terbiasa. Cuma ya terkadang masih saja ada malasnya, namanya juga anak-anak. Tapi cara ini lebih baik sudah dilakukan, menanamkan hal yang baik memang harus terus-menerus, karena hal yang baik akan sulit ditanamkan dibandingkan yang tidak baik. Dan sampai sekarang saya besar hal tersebut masih harus ditanamkan dalam diri saya, agar nanti saya bisa meneruskannya kepada generasi selanjutnya. /(^_^)\

Posting Komentar

0 Komentar