Wiskun: Bubur Sum-sum ala Nyokap

Senangnya, kenyang lagi perut ini. Cocok sekali untuk keberhasilan program penggemukan badan. he3x. Siang ini nyokap kembali membuat makanan rakyat, jajanan rakyat murah meriah. Jajanan rakyat yang saya maksud adalah bubur sum-sum. Kuliner yang terbuat dari tepung beras, yang ditemani santan kelapa dan gula merah cair. Nyokap paling senang buat kuliner yang seperti ini.

Sebenarnya sudah kangen juga sama bubur sum-sum, cuma karena nyokap selalu sibuk tidak 'kober' untuk buat, jadi baru terealisasi hari ini. Karena kebetulan juga ada tetangga yang pengin, dia seorang ibu yang sudah sepuh. Beliau sedang sakit, kata anggota keluarganya ibu ini sulit makan. Kebetulan nyokap juga sudah berencana membuat bubur sum-sum ini untuk di rumah hanya tidak ada waktunya, pas kebetulan ada tetangga kepengin, ya sekalian berbagi, jadi nyokap buat.

Bubur sum-sum, santan, dan gula merah cair
Bubur sum-sum ala nyokap


Membuatnya tidak sulit, ya karena saya cuma melihat saja sih, hi3x. Nyokap mengaduk air dan tepung beras ke dalam mangkuk adonan, lalu kemudian mangkuk adonan itu dicampurkan ke dalam panci besar untuk mengaduk bubur sum-sum itu. Diaduk terus sampai bubur tampak kalis. Di lain tempat sudah disiapkan juga santan cair yang dipanaskan hingga mendidih, bisa dari santan instan atau santan kelapa. Lalu cairkan juga gula aren atau gula merah untuk pencampur pemberi rasa manis di adonan bubur tadi.

Kenapa disebut bubur sum-sum, karena bubur ini berwarna putih, namanya sum-sum kan hubungannya sama tulang dan darah, darah warnanya merah, nah efek warna merah ini dari gula merah cair. Mungkin begitu kenapa dinamakan bubur sum-sum. Entah dari mana asal-usul kuliner satu ini, yang jelas sudah dikenal sejak jaman nenek moyangnya nyokap. Nyokap pasti dapat cara memasak bubur ini dari ibunya (nenek/ mbah/ eyang putri), nah ibunya nyokap dapat dari ibunya lagi. Nah jadi kan mungkin kuliner turun-temurun. Yang pasti tetap lestarikan kuliner rakyat seperti ini ditengah gempita berbagai macam kuliner hasil eksperimen yang semakin beragam. Sekian catatan saya soal kuliner ini. Sampai jumpa dicatatan tentang kuliner lainnya. (^_^)?

Posting Komentar

0 Komentar