Gorong-gorong dan Galian Tolol

Gorong-gorong dan galian sering kita temui di jalanan jaman sekarang. Yah, itu menurut saya. Karena dahulu, gorong-gorong dan galian tidak begitu banyak seperti sekarang. Perkembangan pembangunan suatu daerah, memang akan memicu hal tersebut.
Pembangunan gorong-gorong atau saluran drainase akan terus berkembang mengingat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah semakin pesat. Begitu juga dengan namanya galian, dari galian kabel listrik, kabel telekomunikasi, galian saluran air/ selokan, galian saluran air bersih dan bermacam-macam galian yang lainnya.
Cuma yang menyebalkan bagi saya, pembangunan gorong-gorong dan galian-galian yang ada sekarang ini dibuat tanpa rencana yang baik dan justru malah menimbulkan efek negatif yang lain bagi pengguna jalan dimana gorong-gorong dan galian itu dibuat. Karena memang kebanyakan gorong-gorong dan galian dibuat di bagian badan jalan. Gorong-gorong dan galian ini membuat lubang dan membuat jalanan jadi tidak rata, hal ini yang jelas membahayakan pengguna jalan. Itu sebabnya saya saking jengkel akibat gangguan di jalanan itu saya sebut "gorong-gorong dan galian tolol".  Kata "tolol" ini saya sampaikan pada si pembuat gorong-gorong dan galian yang tak terencana dengan baik itu.
Saya mencoba ambil contoh jalanan di ibukota Jakarta. Saya ambil jalanan utama di Jakarta, yaitu di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Dulu jalanan di sana bisa dikatakan relatif rata, sebelum banjir besar melanda Jakarta di tahun 2010. Kala itu jalanan di sana sempat terendam air cukup tinggi dan membuat jalanan lumpuh. Memang ketika itu kondisi jalanan di sana tidak dilengkapi saluran air atau drainase yang baik.
Setelah banjir berlalu pemerintah daerah punya proyek untuk mengatasi banjir dikemudian hari. Proyek itu adalah pembuatan gorong-gorong besar di bawah badan jalan "Jensud" (singkatan salan Jendral Sudirman) itu. Galian yang dibuat cukup besar, hampir separuh badan jalan digali untuk menempatkan paving saluran air. Hingga akhirnya proyek itu selesai.
Setelah proyek itu selesai, si penggali rupanya tolol, tidak punya perhitungan yang baik. Secara jalan itu adalah jalan utama ibukota, seharusnya dipahami untuk dibuat dengan kualitas yang sangat baik, dengan mempertimbangkan dampak dari galian yang dibuat.
Efek dari galian itu ketika kembali diaspal seperti semula adalah tanah jadi ambles, sehingga membuat jalanan tidak rata meskipun sudah diaspal. Jelas ini membahayakan pengguna jalan. Sebelumnya pengguna jalan harus dipaksa merasakan ketidaknyamanan karena macet dari efek pembangunan proyek itu, kini dipaksa untuk merasakan jalan yang bergelombang. Jelas ini saya katakan "tolol" ketika itu.
Kemudian juga membahas soal galian-galian yang sudah saya sebutkan di atas contohnya. Galian yang ada biasanya ada di sisi badan jalan sebelah kiri. Sisi kiri sering digunakan dan dianjurkan petugas lalu lintas dan perhubungan untuk pengguna sepeda motor. Namun kondisi galian yang saya sebut "tolol" itu tidak berada dalam kondisi baik, kondisi jalan setelah galian itu diuruk dan diaspal menjadi tidak rata, bergelombang bahkan ada yang sampai ambles. Jelas ini jadi potensi penyebab kecelakaan. Kita pengguna sepeda motor dianjurkan mengambil jalur kiri, namun tidak disertai dengan keamanan dan kenyamanan yang memadai, malah justru membahayakan. Apakah ini cara petugas lalu lintas dan perhubungan menjerumuskan pengguna jalan agar kecelakaan? Sekali lagi, ini adalah perbuatan "tolol".
Pembangunan suatu daerah itu memang dan diharuskan untuk sebelumnya dilakukan perencanaan yang baik. Harus dibuat master plan jangka panjang untuk suatu tata perkotaan. Misalnya berkaitan dengan gorong-gorong dan galian. Seharusnya ketika dalam pembuatan atau pembukaan suatu jalan raya, sudah disiapkan semuanya, yaitu dari sistem drainase atau saluran air, gorong-gorong besar, serta galian yang memang dibuat terintegrasi untuk semua kepentingan. Untuk galian yang terintegrasi ini bisa dibuatkan lubang galian besar, dimana di situ bisa digunakan untuk semua kepentingan, misalnya untuk galian kabel listrik, telekomunikasi, pipa air, pipa gas atau yang lainnya, tinggal dibuatkan tempatnya. Jadi apabila ada penambahan instalasi atau perbaikan rutin tidak perlu jalan yang sudah baik digali terus menerus. Tinggal si petugas masuk untuk turun ke dalam saluran bawah tanah melakukan instalasi dari pintu yang sudah disiapkan. Cara seperti ini akan jauh lebih efisien dan lebih rapih untuk penataan kota.
Memang membutuhkan dana yang besar untuk itu, namun untuk kedepannya hal ini akan jauh lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak. Saya melihat contoh ini terjadi di negara-negara maju. Kenapa hal ini tidak diadposi? Suatu daerah, kedepannya sudah pasti akan mengalami kemajuan, baik ekonomi maupun tata kotanya.
Kesalahan yang terjadi bisa dilihat dari cara pertama membangun  suatu wilayah. Yang terjadi di negara kita, saya ambil contoh pembukaan lahan. Seharusnya dalam membuka lahan yang pertama dibuat adalah jalan raya, atau infrastruktur jalanan, nah baru setelah itu pemukimanlah yang harusnya mengikuti dimana adanya jalan itu. Tapi yang terjadi di negara kita sebaliknya, jalanan yang mengikuti pemukiman. Pembukaan jalan itu akan bisa memudahkan dalam penataan suatu kota. Jadi jangan sampai pemukiman yang ada mengatur pembuatan jalan. Pada akhirnya, dikemudian hari akan sering terjadi masalah sengketa lahan untuk pelebaran jalan dan lain-lain. Lalu juga, dalam pembuatan jalan seharusnya dibuat dengan perencanaan tata kota yang matang. Buatlah range jalan dengan lebar yang cukup besar, meskipun  kota atau daerah itu belum begitu ramai. Namun dengan pembuatan jalan yang cukup lebar itu akan dijadikan modal jangka panjang ketika wilayah berkembang dengan pesat. Lihat jalanan yang ada di Amerika, di sana pertumbuhan penduduk dan luas wilayah lebih luas wilayahnya. Meski begitu, di sana jalanan dibuat dengan ukuran yang cukup lebar. Memang banyak sisi yang tak terpakai, namun apa yang dibuat itu bukan untuk sekarang, tapi untuk jangka panjang. Itu contoh yang "cerdas", contoh yang bertolak belakang dengan "tolol" yang terjadi di negeri kita ini.
Ini catatan akan kekesalan saya atas pembangunan infrastruktur yang terjadi di negara kita. Hal-hal yang sifatnya perencanaan jangka panjang sering diabaikan, sehingga kepentingan umum yang pada akhirnya dipertaruhkan. Cpr.


Posting Komentar

0 Komentar